Setelah pertemuan dengan Mr.Dimitri kemarin,kami tidak ada pertemuan lagi.
Hingga pada akhirnya hari ini kami bertemu kembali setelah seminggu tidak bertemu dan malam ini memaksa kami semua bertemu dengannya meski dari jauh dan tidak saling sapa karena kami menghadiri sebuah pesta ulang tahun dari rekan kerja Mr.Alex di sebuah hotel mewah dan terkenal.
Ini adalah pesta ulang tahun dan pestanya sangatlah meriah,ramai serta penuh dengan lampu,music dan tentu saja banyak orang.
Mr.Alex dengan ditemani Olivia segera memberi selamat kepada sang tuan rumah sedangkan aku dan Evan pergi mencari makanan karena kami memang tidak mengenal satupun orang di sini.
"Em...kue coklat ini enak."komentarku dan memakan kue coklat atau mungkin bisa disebut lava cake.
"Kalau aku paling suka red valvet ini karena ini sangat enak,coba kau rasakan."Evan memberiku satu suapan dan dengan senang hati aku menerimanya.
"Hem,ini enak.Ev,benar kamu di sini tidak mengenal siapapun?"aku menatap Evan yang terlihat asyik memakan kuenya dan dia terlihat menganggukan kepalanya.
"Sama sepertiku."jawabku memberitahunya bahwa aku juga tidak mengenal siapapun di pesta ini.
"Tidak apa Al,aku temani."ucapnya dengan tertawa.
Tak lama terlihat Mr.Alex dan Olivia mendatangi kami lalu datanglah orang yang tidak diharapkan oleh Mr.Alex yang tak lain dan bukan Stela Ananta seorang wanita yang dari beberapa hari lalu selalu menghubungi Mr.Alex tapi juga selalu dihiraukan.
"Alex,aku rindu kamu."ucapnya manja dan langsung memeluk Mr.Alex dari belakang.
Uh...wanita ini memalukan padahal dia sudah tahu Mr.Alex tidak menyukainya bahkan dengan terang-terangan Mr.Alex menyingkirkan tangannya yang memeluk tubuhnya.
"Kau kenapa,selama ini selalu menghindariku dan tidak pernah menjawab satupun telephonku ataupun membalas pesanku?" tanya Mrs.Stella dengan gemas.
"Karena aku tidak ingin berhubungan denganmu cari orang lain sana.Bila perlu dekati saja Dimitri itu,dia lebih kaya dan hot dariku."jawab Mr.Alex cepat dan menunjuk Mr.Dimitri yang minum dengan ditemani oleh banyak wanita.
Mata wanita itu terlihat berbinar dan segera pergi meninggalkan Mr.Alex lalu menghampiri Mr.Dimitri dan Mr.Alex dia tersenyum senang serta melambaikan tangannya seperti mengucapkan selamat tinggal pada pengganggu.
Jarum jam berjalan sangatlah lambat,pesta semakin meriah dan gila sedangkan aku sungguh sangatlah bosan dan mengantuk ingin pulang ke rumah tapi Mr.Alex tidak memperbolehkan dan harus menunggu hingga pesta usai.
Karena ini adalah pesta rekan kerjanya yang sangat baik dan sudah menjalin hubungan lama dengan perusahaan Mr.Alex jadi Mr.Alex ingin menjadi sosok yang menghargai dan penuh cinta untuk temannya.
Mr.Alex sangat menikmati pesta dengan beberapa temannya lalu tak lama Olivia pamit pergi padaku ke toilet dan aku mengangguk mengerti.
Tak lama tanpa sengaja mataku menangkap Mr.Dimitri yang meninggalkan para wanitanya dan keluar dari ballroom hotel,entah kenapa perasaanku berubah menjadi tidak tenang dan langsung mengingat Olivia.
Aku pun akhirnya meninggalkan kursiku dan pergi menyusul Olivia.
Benar saja aku melihat tangan Olivia yang ditarik paksa menuju lift dan aku dengan cepat menyusulnya tapi sial mereka berdua terlebih dulu naik lift tak hilang akal,aku langsung menuju tangga darurat dengan berlari menuju lantai yang mereka tuju.
Dan ini benar-benar seperti olahraga membakar lemakku,nafasku hampir putus-putus tapi aku tidak menyerah hingga akhirnya aku sampai di lantai yang mereka tuju yaitu lantai enam.
Yang benar saja aku melihat Olivia yang dikungkung dalam tubuhnya dan dicium begitu paksa,Olivia sudah memberontak tapi tenaganya tak seberapa kuat melawan Mr.Dimitri.
Benar apa yang dikatakan Mr.Alex benar,dia memang bajingan ulung dengan penuh tekad dan ambisi.Aku berlari kencang lalu menendang pinggangnya hingga dia terjatuh dan melepaskan Olivia,beruntung hari ini aku menggunakan celana jins.
"Apa yang kau lakukan?"dia terlihat marah padaku dan berusaha bangkit dari jatuhnya.
"Tentu saja menendangmu,dasar kurang ajar apa yang kau lakukan pada Olivia?"tanyaku dengan marah sedangkan Olivia dia terlihat syok dan bersembunyi di belakangku.
"Bukan urusanmu dia malam ini harus menjadi milikku."ucapnya angkuh yang tidak peduli pada ucapanku dan masih terlihat marah.
"Dan aku juga tidak peduli denganmu,aku hanya ingin melindungi temanku dan lihat wajahnya bagaimana dia menolakmu seharusnya kau sadar akan hal itu dan ingat satu hal tidak semua hal dapat kau wujudkan dan kau miliki."Aku berteriak didepan wajahnya dengan marah dan tersulut emosi.
"Kau tahu kau salah memilih lawan."ucapnya masih dengan nada marah dan pergi dari hadapan kami berdua.
Tak lama Mr.Alex dan Evan datang ke lantai enam,Mr.Alex langsung memeluk Olivia dan tadi aku sempat menghubungi Mr.Alex dan Evan untuk datang dan memberi tahu sebenarnya.
"Kau tidak apa Al?"tanya Evan menatapku dan aku mengangguk.
"Dasar brengsek Dimitri sudah aku larang jangan mengganggu milikku dia masih nekat.Aku akan memberinya perhitungan."Mr.Alex terlihat sangat marah setelah dia melepaskan pelukannya pada Olivia.
"Jangan Mr.Alex,lindungi saja Alina.Mr.Dimitri tadi terlihat sangat marah dengan Alina."ucap Olivia dengan menangis pelan karena syok.
"Apa yang dilakukan Alina dan kemana Dimitri pergi?"tanya Mr.Alex penasaran dan menatapku.
"Em...sebelumnya aku minta maaf karena tadi aku menendang pinggangnya sampai Mr.Dimitri terjatuh lalu dia marah,beradu mulut denganku dan tak lama dia pergi."jawabku jujur dan santai.
"Kau sungguh melakukannya?" tanya Mr.Alex dengan terkejut.
Aku mengangguk."Jika Mr.Alex tidak percaya Mr.Alex boleh bertanya pada Olivia."
Olivia berbicara dan membicarakan semua yang terjadi dan tak lama Mr.Alex terlihat tertawa tiba-tiba serta menatapku takjub.
"Kau keren,gajimu akan kunaikkan.Ayo kita pulang dan aku besok akan mengunjunginya."dia terlihat tersenyum senang dan membuatku,Olivia serta Evan bingung.
Kerena seharusnya dia marah atau khawatir karena temannya aku tendang sampai terjatuh bukannya tertawa seperti orang gila.
Dimitri.
Diposisi Dimitri dia terlihat memikirkan asisten baru temannya.
Dia adalah wanita aneh menurutku meski begitu aku tahu dia mengagumiku bukan karena terlalu percaya diri tapi aku bisa melihatnya dari tatapan matanya yang memujaku.
Aku juga baru tahu jika Alex itu memiliki asisten tambahan tapi kenapa dia memilih wanita itu jelas-jelas saja tidak pantas jika berjalan dengannya,dengan Evan dan juga Olivia.Dasar Alex aneh!
Meski dia mengagumiku dia sama sekali terlihat tidak tertarik padaku ataupun ingin menggodaku yang seperti wanita di luar sana lakukan bahkan dia lebih terlihat patuh pada Alex dan dia dengan terang-terangan berani menyindirku.
Setelah itu aku tidak bertemu dengannya lagi dan hari ini,malam ini saat aku ingin menarik Olivia untuk kujadikan milikku,dia tiba-tiba saja datang dan menendang pinggangku sangat keras bahkan sanggup membuatku terjatuh.
Memang tidak begitu sakit tapi aku merasa seperti harga diriku turun di matanya,karena kenapa aku begitu saja mudah dijatuhkan?
Sial!!
Aku pasti akan membalas perbuatannya dan saat ini aku mengobati pinggangku dengan salep,aku takut pinggangku memar.
"Auh...sialan,ternyata sakit."gerutuku saat mengobati lukaku dan tak lama bel apartemenku berbunyi nyaring.
"Siapa yang datang pagi-pagi buta seperti ini?"gumanku kesal dan melangkah membukakan pintu untuknya.
Saat pintu terbuka di sana terlihat Alex yang memperlihatkan wajahnya dengan tersenyum menghina yang ditunjukkan padaku.
"Ada apa kau ke sini?"tanyaku dengan nada datar dan dinginku karena aku sedang kesal saat ini.
Dia memperlihatkan sekeranjang buah di depanku."Aku menjengukmu,aku pikir kau sedang sakit sekarang."
Wajah menghina dan senyum remeh seakan ingin membuatku mematahkan lehernya sekarang juga jika aku tidak ingat dia adalah teman baikku.
"Masuklah."aku mempersilahkannya masuk ke dalam apartemenku.
Dia dengan santai duduk di sofaku dan menaruh keranjang buah itu di meja lalu tak lama dia melemparkan sekaleng bir padaku yang dia bawa juga.
"Kenapa kau memberiku sekaleng bir?"tanyaku dan membuka kaleng bir itu untuk kuminum.
"Untuk mengobatimu,bagaimana tendangan asistenku? Andaikan saja Alina tidak menendangmu aku pastikan hari ini tinjuku yang akan melayang di wajah tampanmu."dia terlihat serius mengatakannya dan aku hanya memutar bola mataku malas.
"Aku sudah bilang Dimitri,jangan ganggu orang-orang yang berada dekat denganku."lanjutnya lagi.
Aku dan Alex adalah sahabat sedari kecil memang kami suka berlomba dalam bidang apapun,suka bertengkar tapi pada akhirnya kami selalu bersama dan menjadi teman tidak pernah satupun dari kami yang menjadi musuh.
"Sudah puas kau bicara dan tertawa menghina seperti itu,sialan asistenmu itu."omelku tapi dia hanya terlihat tertawa.
"Belum,aku juga ingin bilang setelah kejadian ini jangan sedikitpun kau mengancam Alina atau mengganggu Olivia jika tidak aku sendiri yang akan turun tangan."ucap Alex terlihat masih serius.
"Iya,iya aku tidak akan menggangu orangmu meski aku ingin sekali membalas perbuatan wanita itu."ucapku dengan nada kesal membayangkan wajah asistennya dan menatap Alex malas.
"Yakin? Kau ingin membalasnya asalkan kau tahu Alina itu tidak bisa ditebak dan beruntung dia hanya menendang pinggangmu dan bukan aset masa depanmu."Alex mengatakannya dengan tertawa keras.
"Sialan kau,darimana kau mendapatkan asisten seperti dia tidak ada cantiknya tidak menarik ataupun menawan bahkan dia terlihat tidak pantas berjalan bersamamu?"tanyaku dengan penasaran dan sedikit kesal.
"Kau tahu kenapa aku memilih Alina untuk menjadi asistenku?" tanyanya balik padaku dan aku hanya diam menunggunya berbicara.
"Karena Alina adalah wanita baik,jujur dan polos aku tidak peduli dia pantas atau tidak semua itu tergantung darimana orang melihatnya.Dan kurasa dia tidak mungkin akan menjadi wanita yang menggodaku saat bekerja.Lagipula dia adalah asisten yang penurut padaku dan saat itu juga,aku sedang membutuhkan asisten tambahan."jawab Alex dengan senyum tipisnya,sungguh sangat karakter Alex yang begitu dengan mudah mengetahui orang baik.
"Dan satu lagi jika kau bertemu dengannya pasti dia akan segera meminta maaf padamu.Aku beritahu satu hal lagi,dia adalah wanita yang berbeda."lanjutnya lagi dan setelah itu Alex pamit untuk pergi.
Entah mengapa saat Alex membicarakan tentang Alina tiba-tiba saja jiwa dalam diriku begitu penasaran dengan sosok Alina sang asisten baru Alex itu.
Tbc
Maafkan typo dan lainnya.Selasa,070819Setelah dua hari tidak bertemu dengan Alina sejak acara tendang menendang akhirnya hari ini Dimitri akan melakukan kerjasama pemoteretan dengan Alex dan mereka berdua pun bertemu. Kali ini Alex dan Dimitri masih melakukan pemoteretan di kolam renang seperti kemarin lalu dan mereka sedang mempromosikan produk celana dalam,tentu saja membuat suasana di tempat pemoteretan berubah riuh dan terlihat lapar menatap keduanya. Awalnya mereka berdua Alina dan Dimitri terlihat biasa saja dan tidak peduli tapi saat mata Alina melihat pinggang Dimitri yang terlihat sedikit membiru membuat Alina menghelah nafas karena sebenarnya Alina merasa bersalah karena telah berani menendang teman dari bosnya itu. Saat istirahat Alina menghembuskan nafasnya kasar dan memantapkan langkahnya menuju Dimitri yang terlihat memakai handuk di tubuhnya.
Hari ini Mr.Alex tidak ada pekerjaan pemoteretan tapi hari ini dia ada peninjauan proyek yang akan dia bangun sebagai mall besar di kota kami. Olivia dan Mr.Alex benar-benar terlihat serius mendengarkan perkembangan dari sang kontruksi,aku dan Evan juga ikut mendengarkan serta membawa banyak kertas dan buku di tangan kami. Matahari begitu terik melambung tinggi di angkasa dan dari jauh aku tanpa sengaja seperti melihat bayangan Mr.Dimitri yang berjalan kearah kami dengan memakai kacamata hitam,pakaian casual semi formalnya dengan menggunakan blazer abu-abu,kemeja berwarna nila,celana kain warna putih dan sepatu converse dengan warna senada. Dan ternyata memang benar Mr.Dimitri datang untuk melihat pembangunan karena dia adalah rekan kerjasama Mr.Alex di belakangnya berdiri seorang pria tampan yang menatap semuanya dengan datar.
Kemarin aku memang kembali bekerja seperti biasanya meski perutku masih terasa sakit hingga tanpa aku sadari wajahku berubah pucat pasi bahkan blazer Mr.Dimitri sampai terbawa olehku karena aku yang terlanjur marah dan kesal membuatku lupa mengembalikannya. Saat itu juga Mr.Alex menyuruhku pulang untuk beristirahat,aku kali ini patuh dengannya dan pulang ke rumahku lebih awal meski aku merasa tidak enak pada semuanya.Tapi mereka semua sangat mengerti diriku dan menyuruhku pulang lebih awal. Dasar Mr.Dimitri gara-gara dia aku sakit dan besok paginya beruntung aku sehat seperti sedia kala,perutku juga tidak terasa sakit lagi. Aku datang pagi seperti biasa melakukan pekerjaanku dengan Evan seperti biasanya juga. Kali ini kami berada di tempat sebuah gedung tua,aku membawakan banyak baju yang diperlukan
Saat aku tiba di samping Mr.Alex,dia terlihat memperhatikan model wanita lain yang sekarang sedang difoto. Pemoteretan kali ini menggunakan dua model pria dan tiga model wanita. "Kau tidak jadi memberikan kopi pesananya?"tanya Mr.Alex menatap dua kopi cappucino yang masih aku bawa. "Nanti saja jika dia keluar dari dunianya aku tidak mau mengganggu acaranya yang memadu kasih."ucapku datar dan semakin kesal saat mengingatnya yang hanya menatapku biasa saja tanpa rasa malu dia justru terlihat begitu menikmatinya acara. "Maksudmu?"tanya Mr.Alex bingung. "Ya memadu kasih Mr.Alex pasti mengerti maksudku dan mengenal kebiasaan Mr.Dimitri."jelasku dan seketika itu juga dia tertawa kecil. "Di mana si Angel,habis ini dia harus melakukan pengambilan gambar terakhir?"tanya sang penata rias dengan kebingungan karena salah satu modelnya menghilang. &nbs
Di sore ini akhirnya pekerjaan kami akhirnya selesai, sedikit senang dan orang yang tadi sempat aku pikirkan muncul dihadapan kami semua. Dia membuka pintu dengan kasar dan menatap semuanya dengan tatapan datar dan dinginnya,sangat menakutkan. "Ada apa kau datang ke sini?"tanya Mr.Alex yang terlihat biasa saja dengan sikap Mr.Dimitri yang menakutkan dan aku menatap Mr.Dimitri memperhatikan tubuhnya yang sepertinya terlihat baik-baik saja. "Aku ada urusan dengan dia."Mr.Dimitri menatapku dan menghentikan kegiatanku yang memberikan kertas berkas pada Olivia. "Maksudmu Alina?"tanya Mr.Alex lagi. "Hn."gumannya dengan nada serius dan dingin menatapku,kali ini dia membuatku berpikir akan kesalahan apa yang aku perbuat padanya hingga dia terlihat marah padaku? "Em...kenapa Mr.Dimitri ingin bertemu denganku?"tanyaku penasaran dan menatapnya sedikit takut.
DIMITRI Namun dalam benakku aku mengakui semua ucapan kakak sepupuku Keylo dan benar aku tidak bisa berbohong darinya dia terlalu pintar untuk mengetahui perasaan seseorang walaupun disembunyikan begitu rapat. Bahwa aku khawatir dengan Alina aku juga tidak mengerti mengapa aku memiliki perasaan seperti ini bahkan disaat Alina menyelamatkanku waktu lalu dia dengan bodohnya justru menayakan keadaanku bukannya memperhatikan kondisinya sendiri dan hal itu membuatku kesal serta khawatir selama beberapa hari,apalagi aku tidak bisa bertemu dengan Alina. Membuat hari-hariku serta perasaaku berubah menjadi kalut dan marah-marah tidak jelas kepada semua orang hanya karena aku khawatir pada Alina dan karena aku tidak bisa menahan diri lagi aku langsung mendatangi kantor Alex dan membawa Alina ke rumah sakit. Dan sekarang setelah keluar dari rumah sakit dan saat kami berdua masuk ke dalam mobil yang tercipta hanya suas
Sekitar lima hari sejak Mr.Dimitri membawaku ke rumah sakit sejak saat itu dia sudah tidak terlihat lagi disekitar Mr.Alex ataupun mengganggu pekerjaanku,aku berpikir mungkin dia sedang sibuk dan aku juga sangat bersyukur akan hal itu. Hari ini kami semua berangkat menuju resort mewah yang dekat dengan pantai dan akan menjadi lokasi pemoteretan Mr.Alex. Butuh beberapa jam untuk sampai di tempat tujuan kami dan ketika sampai di sana terlihat sudah banyak mobil dari kru fotografer yang akan melakukan pemoteretan tak lupa beberapa mobil model lainnya. Sepertinya pemoteretan kali ini menggunakan banyak model karena ada beberapa model cantik dan tampan yang menyapa Mr.Alex mungkin sekitar enam orang atau lebih entahlah aku tidak tahu pasti. Perhatian para model wanita cantik segera beralih saat sebuah mobil hitam besar memasuki area resort,seseorang penumpang turun dengan penampilan casualnya.
Di pagi harinya kami semua berada di pantai melakukan pemoteretan.Kami benar-benar sibuk karena pemoteretan sudah dimulai,semua model telah berpose dengan indah dan menawan di pantai pasir serta hamparan ombak yang menyapa. Semua model kali ini memakai baju wedding seperti melakukan foto prewedding saling memandang dan memeluk mesra. Mr.Alex memandang sang model dengan mata penuh cinta dengan jas warna birunya dan sang wanita dengan gaun putih panjangnya sedangkanMr.Dimitri yang menyebalkan itu dia melakukan pose memeluk dari belakang dengan mata yang menatap tajam ke arah rana kamera sedangkan sang model wanita juga melakukan hal yang sama. Tapi saat memperhatikan semua model tanpa sengaja mataku terkunci dengan tatapan Mr.Dimitri yang menatapku begitu intens tapi aku tidak yakin dia menatapku atau dia sedang menatap orang lain.