Saat aku tiba di samping Mr.Alex,dia terlihat memperhatikan model wanita lain yang sekarang sedang difoto.
Pemoteretan kali ini menggunakan dua model pria dan tiga model wanita.
"Kau tidak jadi memberikan kopi pesananya?"tanya Mr.Alex menatap dua kopi cappucino yang masih aku bawa.
"Nanti saja jika dia keluar dari dunianya aku tidak mau mengganggu acaranya yang memadu kasih."ucapku datar dan semakin kesal saat mengingatnya yang hanya menatapku biasa saja tanpa rasa malu dia justru terlihat begitu menikmatinya acara.
"Maksudmu?"tanya Mr.Alex bingung.
"Ya memadu kasih Mr.Alex pasti mengerti maksudku dan mengenal kebiasaan Mr.Dimitri."jelasku dan seketika itu juga dia tertawa kecil.
"Di mana si Angel,habis ini dia harus melakukan pengambilan gambar terakhir?"tanya sang penata rias dengan kebingungan karena salah satu modelnya menghilang.
Tentu saja menghilang karena dia sedang berada di sangkar emas bersama sang pangeran dan memadu kasih berdua.
"Dasar Dimitri."umpat Mr.Alex yang menyadari ucapanku.
"Apa kau sudah melihatnya?"tanya Mr.Alex dengan senyum menggodanya.
"Tentu saja bahkan saat melihatku dia malah tidak peduli dan melanjutkan aktivitasnya dengan begitu nikmat,itu terlihat menjijikan dan mataku yang suci telah ternodai."jawabku panjang dan kesal karena harus melihat hal itu.
"Bagaimana bisa kau melihat hal itu?"tanya Mr.Alex dengan tertawa.
"Itu kesalahanku Mr.Alex karena tidak mengetuk pintunya terlebih dulu karena pintu itu terbuka dan aku menduga mungkin dia ada di sana tapi sayangnya aku malah disuguhi film live action yang sangat langka seharusnya Mr.Alex melihatnya."ceritaku panjang dengan dramatis.
"Melihat film live action apa?"tanya Olivia penasaran saat mendengar pembicaraanku dengan Mr.Alex sedangkan Mr.Alex sendiri tertawa kecil.
"Kau sial hari ini Al,matamu sudah tidak suci lagi."goda Evan mengejekku yang sedari tadi dia sudah mendengar ceritaku.
"Ada yang bisa menjelaskan,apa maksud Alina padaku?"tanya Olivia yang masih belum paham dengan maksud ucapanku mengenai Mr.Dimitri.
Lalu Evan membisikinya dan seketika itu juga membuat wajahnya memerah seperti tomat.
"Benar Al?"tanyanya tidak percaya dan aku menganggukkan kepalaku pelan menjawabnya.
"Dia memang gila."komentar Olivia.
"Itulah Dimitri."Mr.Alex menambahinya.
Tak lama aku merasakan pelukan tangan di bahuku saat aku melihat siapa pelakunya dan ternyata Mr.Dimitri,dia sempat membisikkan sebuah kalimat."Kenapa kau pergi? Seharusnya kau ikut bergabung bersamaku dan dia."
Ucapnya menunjuk seorang model wanita itu yang tadi bersamanya dan sekarang sedang melakukan pengambilan gambar.
Secepat kilat aku menyingkirkan tangannya dari pundakku dan menjauh beberapa langkah darinya,aku melihat Mr.Alex sibuk dengan Olivia membahas masalah kantor lalu Evan dia sibuk berkenalan dengan beberapa model.
Tidak ada yang mau membantuku lepas dari pria tampan dan seksi serta brengsek ini.
"Jika Mr ingin melakukannya ingatlah untuk menutup dan mengunci pintunya dengan benar.Untung aku yang masuk jika orang lain dan ingin bergabung dengan apa yang kau lakukan,bagaimana?"
"Ya sudah aku ajak saja sekalian,aku suka melakukan theresome."jawabnya dengan muka mesum."Aku belum sempat menutup pintunya karena dia terlalu agresif dan menyuruhku untuk segera memuaskannya."
Aku bergidik ngeri menatapnya ternyata dia memang orang yang gila akan seks dan aku tahu maksudnya tentang theresome.
Dia tertawa keras saat melihatku menatapnya ngeri lalu dia memajukan langkahnya dan berbisik tepat di telingaku seperti tadi."Tapi sayangnya aku hanya bercanda Dimitri tidak suka berbagi wanita."
Aku mendorong tubuhnya menjauh dari tubuhku,sungguh dia adalah orang yang berbahaya dan mengancam diriku meski aku bukanlah kriteria wanita ranjangnya,tapi tetap saja tubuhku seorang wanita sama seperti para wanitanya yang dapat dia masuki dengan begitu mudah,bagaimana jika dia lepas kendali dan ingin meniduriku juga?
"Terserah anda,em....ini kopi pesanan Mr.Dimitri."aku memberikan kopi pesanannya dengan cepat dan mengalihkan pembicaraannya agar tidak berlanjut terlalu jauh.
Akhirnya dia diam dan meminum kopinya tapi saat aku akan pergi menjauh darinya.Dia menyodorkan satu gelas kopinya padaku."Untukmu."
Aku segera mengambilnya lalu pergi dari hadapannya dan duduk di samping Evan.
"Kenapa Al,kau takut dengan Mr.Dimitri?"tanya Evan dengan tertawa.
"Tentu saja dia menakutkan seperti yang diucapkan Mr.Alex."jawabku dengan bergidik ketakutan dia memang bukan hantu tapi dia penjahat kelamin.
Setelah itu pemoteretan benar-benar telah berakhir semua orang yang bertugas mengatakan terima kasih dan itu waktunya untuk kami semua akhirnya keluar dari gedung.
Aku,Mr.Alex dan Olivia menunggu Evan membawa mobil yang di parkir sedikit jauh dari gedung tua ini karena parkirnya memang jauh untuk mengantarkan kami pulang.
Mr.Dimitri juga melakukan hal yang sama tak lama mobil jemputannya yang dikendari asistennya sudah datang berada di depan cafe lalu jauh di belakang disusul mobil Evan.
Saat dia akan menyebrang untuk masuk ke dalam mobilnya aku melihat dari arah berlawanan ada sebuah mobil yang melaju dengan kencang seperti ingin menabraknya.
Aku yang reflek segera berlari ke arahnya dan mendorongnya keras hingga akhirnya membuat tubuh kami berdua jatuh mencium aspal jalanan.
Tangan kananku rasanya sakit mungkin karena terlalu keras jatuhnya membuat tanganku mungkin sedikit lecet.
Mr.Dimitri dia terlihat terkejut lalu menatapku dengan tatapan yang sulit kuartikan mungkin seperti khawatir atau...entahlah aku tidak tahu.
"Alina!"
"Dimitri!"
Teriakan terkejut juga terdengar dari Olivia dan Mr.Alex serta beberapa orang yang melihat kejadian itu.
Saat mendengar teriakan banyak orang aku bangkit dari jatuhku dan membantunya bangun.
"Dasar orang itu gila,kenapa mengendari mobil seperti orang kesetanan,bagaimana jika tadi dia menabrak orang lain hingga tewas?"gerutuku menatap mobil yang melaju kencang itu yang sudah tidak terlihat dipandanganku.
"Kak Dimi,baik-baik saja?"tanya asisten Mr.Dimitri pria yang waktu lalu berada di proyek dan memandang semuanya dengan datar tapi kali ini dia terlihat sangat khawatir dengan Mr.Dimitri.
Tapi Mr.Dimitri terlihat diam saja dengan menatapku tapi sebisa mungkin aku mengabaikannya karena aku yakin dia tidak mungkin memperhatikanku dan khawatir dengan keadaanku.
"Kau tidak apa Alina?"tanya Olivia khawatir dan mengalihkan perhatianku.
"Aku baik-baik saja dan Mr.Dimitri apa kau baik?"tanyaku padanya yang hanya memperlihatkan wajah datarnya."Maaf tadi aku mendorongmu."
Evan datang dan bertanya apa yang telah terjadi."Ada orang yang menyetir dengan mengebut dan hampir menabrak Mr.Dimitri."jawabku.
"Kau yakin tidak apa Alina,perlu ke dokter?"tanya Mr.Alex yang juga terlihat khawatir padaku.
"Iya Mr.Alex,Olivia dan Evan aku baik-baik saja.Aku tidak ap...."ucapanku terputus saat aku menerima telphon dari adikku.
"...."
"Hampir terjadi kecelakaan tadi,kau menjemput kakak?"tanyaku terkejut karena adikku menjemputku.Dia memang tahu lokasiku karena tadi pagi dia sempat bertanya dan aku memberitahunya.
"...."
"Benarkah kau di mana? Aku tidak melihatmu."aku bertanya dan mataku melihat sekeliling lalu menemukan adikku yang membawa sepeda motor maticnya.
Aku melambaikan tangan agar dia tahu di mana aku berada dan aku menyuruhnya memutar.
"Baiklah kakak tunggu."putus sambungan telephonku.
"Mr.Alex,Olivia dan Evan aku pulang dulu ya Revan sudah menjemputku,itu lihat di sana bolehkan?"izinku lalu Mr.Alex memperbolehkanku.
Tak lama adikku sampai di depan kami dengan masih berpakaian seragam."Kau dari mana saja tadi?"tanyaku saat melihatnya masih memakai baju seragam sekolah padahal hari sudah malam.
"Tadi aku belajar kelompok kak,hallo kak."jawabnya dan menyapa Mr.Alex,Olivia dan Evan.
"Kau Revan?"tanya Olivia yang terkejut lalu Revan menganggukkan kepalanya."Kau memang tampan seperti yang diceritakan oleh Alina."lanjutnya dan membuat adikku malu.
"Tidak kak,aku biasa saja." jawabnya dengan rendah hati.
"Tapi apa yang diucapkan kak Olivia benar kau tampan jika ada waktu ikutlah kakakmu ke lokasi pemoteretan lalu aku akan mengenalkanmu pada fotografer agar kau bisa menjadi model."ucap Mr.Alex membuka suara.
"Memangnya aku pantas kak? Wajahku biasa saja."tanya Revan yang tidak percaya diri.
"Tentu saja kau tampan."jawab Mr.Alex dengan tersenyum tipis.
"Terima kasih untuk tawarannya,tapi aku ingin fokus ke sekolah dulu."tolak adikku halus dengan senyum tipisnya.
Lalu aku izin untuk pulang terlebih dulu dengan adikku."Baiklah Mr.Alex,Olivia dan Evan aku pergi dulu dahh...."ucapku dan naik ke sepeda motor adikku.
Mereka melambaikan tangan ke arahku sedangkan Mr.Dimitri tetap terdiam dengan ekpresi wajah yang sangat sulit untuk kubaca dan aku benar-benar pergi meninggalkan mereka semua.
Di pagi harinya,aku kembali bekerja seperti biasanya meski aku merasakan sedikit nyeri di bagian tangan kananku.
Kemarin memang benar lecet dan mengeluarkan darah tapi dengan cepat aku membersihkannya dan mengobatinya tapi entah kenapa tanganku masih terasa sakit.
Dari pagi hingga menjelang sore pekerjaanku belum juga selesai,tanganku juga masih terasa nyeri.Aku berharap tanganku tidak apa-apa dan tidak terluka parah karena kupikir kemarin hanya jatuh biasa.
Aku benar-benar tidak bisa beristirahat lama karena pekerjaan kantor Mr.Alex begitu menumpuk dan membuatku ke sana kemari mengambil serta mengantarkan berkasnya juga dibantu dengan Evan dan membantunya memilah serta menyalin berkas yang dibutuhkan.
Sebenarnya biasanya Mr.Alex tidak sesibuk ini tapi karena dia akan melakukan pemoteretan di sebuah resort mewah dan membutuhkan waktu beberapa hari,dia dengan terpaksa harus menyelesaikan semua pekerjaanya lebih awal.
Kami berempat benar-benar sibuk dan beruntung Mr.Dimitri tidak muncul serta mengganggu pekerjaan kami.Apa dia terluka ya,karena kejadian kemarin?
Aku sejujurnya juga khawatir dengan dirinya yang terluka atau tidak meski aku tahu dia adalah pria brengsek yang sebenarnya tidak perlu aku khawatirkan tapi perasaanku mengatakan yang berbeda.
TbC
Di sore ini akhirnya pekerjaan kami akhirnya selesai, sedikit senang dan orang yang tadi sempat aku pikirkan muncul dihadapan kami semua. Dia membuka pintu dengan kasar dan menatap semuanya dengan tatapan datar dan dinginnya,sangat menakutkan. "Ada apa kau datang ke sini?"tanya Mr.Alex yang terlihat biasa saja dengan sikap Mr.Dimitri yang menakutkan dan aku menatap Mr.Dimitri memperhatikan tubuhnya yang sepertinya terlihat baik-baik saja. "Aku ada urusan dengan dia."Mr.Dimitri menatapku dan menghentikan kegiatanku yang memberikan kertas berkas pada Olivia. "Maksudmu Alina?"tanya Mr.Alex lagi. "Hn."gumannya dengan nada serius dan dingin menatapku,kali ini dia membuatku berpikir akan kesalahan apa yang aku perbuat padanya hingga dia terlihat marah padaku? "Em...kenapa Mr.Dimitri ingin bertemu denganku?"tanyaku penasaran dan menatapnya sedikit takut.
DIMITRI Namun dalam benakku aku mengakui semua ucapan kakak sepupuku Keylo dan benar aku tidak bisa berbohong darinya dia terlalu pintar untuk mengetahui perasaan seseorang walaupun disembunyikan begitu rapat. Bahwa aku khawatir dengan Alina aku juga tidak mengerti mengapa aku memiliki perasaan seperti ini bahkan disaat Alina menyelamatkanku waktu lalu dia dengan bodohnya justru menayakan keadaanku bukannya memperhatikan kondisinya sendiri dan hal itu membuatku kesal serta khawatir selama beberapa hari,apalagi aku tidak bisa bertemu dengan Alina. Membuat hari-hariku serta perasaaku berubah menjadi kalut dan marah-marah tidak jelas kepada semua orang hanya karena aku khawatir pada Alina dan karena aku tidak bisa menahan diri lagi aku langsung mendatangi kantor Alex dan membawa Alina ke rumah sakit. Dan sekarang setelah keluar dari rumah sakit dan saat kami berdua masuk ke dalam mobil yang tercipta hanya suas
Sekitar lima hari sejak Mr.Dimitri membawaku ke rumah sakit sejak saat itu dia sudah tidak terlihat lagi disekitar Mr.Alex ataupun mengganggu pekerjaanku,aku berpikir mungkin dia sedang sibuk dan aku juga sangat bersyukur akan hal itu. Hari ini kami semua berangkat menuju resort mewah yang dekat dengan pantai dan akan menjadi lokasi pemoteretan Mr.Alex. Butuh beberapa jam untuk sampai di tempat tujuan kami dan ketika sampai di sana terlihat sudah banyak mobil dari kru fotografer yang akan melakukan pemoteretan tak lupa beberapa mobil model lainnya. Sepertinya pemoteretan kali ini menggunakan banyak model karena ada beberapa model cantik dan tampan yang menyapa Mr.Alex mungkin sekitar enam orang atau lebih entahlah aku tidak tahu pasti. Perhatian para model wanita cantik segera beralih saat sebuah mobil hitam besar memasuki area resort,seseorang penumpang turun dengan penampilan casualnya.
Di pagi harinya kami semua berada di pantai melakukan pemoteretan.Kami benar-benar sibuk karena pemoteretan sudah dimulai,semua model telah berpose dengan indah dan menawan di pantai pasir serta hamparan ombak yang menyapa. Semua model kali ini memakai baju wedding seperti melakukan foto prewedding saling memandang dan memeluk mesra. Mr.Alex memandang sang model dengan mata penuh cinta dengan jas warna birunya dan sang wanita dengan gaun putih panjangnya sedangkanMr.Dimitri yang menyebalkan itu dia melakukan pose memeluk dari belakang dengan mata yang menatap tajam ke arah rana kamera sedangkan sang model wanita juga melakukan hal yang sama. Tapi saat memperhatikan semua model tanpa sengaja mataku terkunci dengan tatapan Mr.Dimitri yang menatapku begitu intens tapi aku tidak yakin dia menatapku atau dia sedang menatap orang lain.
Sejak kejadian di pantai,aku benar-benar berusaha menjauhi Mr.Dimitri sebisa mungkin dengan mengikuti Mr.Alex dan Olivia ke manapun mereka pergi meski aku tahu mereka sedikit terganggu karena kehadiranku tapi aku tidak peduli dan tetap mengikuti mereka hingga pada akhirnya mereka bisa memahami kondisiku. karena ancamannya yang akan menghukumku karena aku berani mengumpatinya secara langsung membuatku takut dan dengan terpaksa menghindarinya. Meski dia mengatakan dengan senyum menggodanya aku yakin dia tidak akan main-main dengan ucapannya.Seperti yang dikatakan Mr.Alex,Mr.Dimitri itu adalah orang yang sulit ditebak pemikirannya. Oke kali ini aku benar-benar merasa bersalah tapi bagiku dia juga harus disalahkan. Meski sebaik mungkin aku menghindarinya dia selalu bisa mencul dihadapanku seperti saat ini ke
Sial,dia tahu saja aku tidak pernah berciuman. "Lalu apa yang kau inginkan Mr.Dimitri,apa kau ingin menghinaku?"tanyaku dengan mengulang pertanyaan yang sama seperti pikiranku dengan wajah datarku setelah dia tidak menyentuh bibirku lagi. "Untuk apa menghinamu itu adalah kehidupanmu hanya saja aku sedang berpikir untuk menjadi yang pertama untuk bibirmu."ucapnya dengan wajah mesum,Aku sedikit tidak mengerti maksud ucapannya. Apa maksudnya menjadi yang pertama untuk bibirku,apa dia akan mencium bibirku tapi itu tidak mungkin bukan?...karena dia itu suka wanita yang cantik dan seksi. Karena aku terlalu mencerna begitu keras ucapannya tanpa aku sadari aku merasakan sebuah benda kenyal menyentuh bibirku mataku melotot seketika,pikiranku mendadak kosong saat bibir Mr.Dimitri mengecup dan melumat bibirku dengan begitu ahli. Oke,aku sungguh tidak bisa berpikir sekarang.Bercium
Tak lama masakanku dengan Evan dan juga Olivia pun akhirnya selesai,aku membagi-baginya ke dalam beberapa piring. Saat duduk entah kenapa mereka semua menyisakanku tempat untuk duduk di samping Mr.Dimitri padahal aku sedang tidak ingin berdekatan dengannya tentu saja karena kejadian beberapa jam yang lalu. Dengan terpaksa dan menahan rasa kesal,aku duduk di sampingnya memulai makanku dengan sedikit tergesa-gesa agar aku cepat menyelesaikan makanku dan segera meninggalkan meja makanku meski aku merasakan dia memperhatikanku dalam diamnya. "Alina,pelan-pelan makannya nanti kau tersedak."Olivia mengingatkanku dan menatapku aneh. Aku menganggukan kepalaku dan makan dengan biasanya saja."Tenang saja,ayo kalian makan." Semua mulai makan dan menikmati hingga suara Mr.Dimitri membuka pembicaran di meja makan."Lumayan tidak terlalu buruk hanya saja sedikit kurangi garam."komenta
Setelah kepergian Mr.Dimitri aku merasakan perasaan tidak enak entah karena apa.Tak lama panggilan alam aku rasakan lalu aku meminta izin untuk ke toilet sebentar pada Mr.Alex dan memberikan barang bawahan Mr.Alex pada Evan.Setelah Evan menerimanya aku segera pergi menuju toilet setelah beberapa menit di toilet akhirnya aku kembali ke lokasi pemoteretan di sana aku masih melihat Mr.Dimitri yang melakukan pemoteretan tapi saat aku akan menuju tempat Mr.Alex duduk.Aku merasa ada tubuh seseorang yang dengan sengaja menyenggolku begitu keras dan membuatku oleng serta terjatuh ke dalam kolam renang yang lumayan dalam karena pada saat itu aku sedikit berjalan di pinggir bibir kolam renang karena jalan tengah berisi banyak orang.Aku terjatuh di dalam kolam renang aku tidak bisa bernafas aku merasakan air masuk ke dalam mulutku,dengan tenaga yang aku miliki aku meminta tolong.Mataku terasa begitu berat t