Share

Bab 4 : Sejarah Dunia (bagian 2)

“Setelah mereka mengetahui kekuatan apa yang ada di dalam genetik tubuh mereka dan membiasakan diri dengan itu selama tahun tersebut, maka pada tahun berikutnya orangtua beserta anak-anak harus memutuskan cabang materi pendidikan lanjutan apa yang akan mereka ambil. Apakah materi kelas pemburu monster, materi kelas pendukung pemburu monster, atau materi kelas umum yang tidak berhubungan sama sekali dengan pekerjaan pemburu monster.

Cabang pertama yang merupakan kelas pemburu monster memiliki beberapa ranting kelas yang dibagi berdasarkan peran mereka masing-masing pada saat berburu monster yaitu Tank, Warrior, Assasin, Range DPS, Support (Buff/Debuff), Rider, Summoner.

Cabang kedua yang merupakan kelas pendukung juga memiliki beberapa ranting kelas yang dibagi berdasarkan kemampuan, dan tugas mereka di dalam guild yaitu Armory, Weaponary, Beast Master, Chef, Gathering, Lodging, Herbalist dan Alchemist.

Cabang ketiga yang merupakan kelas umum memiliki ranting yang dibagi berdasarkan pekerjaan kantoran yang sudah ada di seluruh dunia sebelum hari peristiwa bersejarah pada tahun 2222 terjadi.

Memberikan kekuatan setelah anak-anak mengenyam pendidikan dasar secara umum selama satu tahun dipercaya akan membantu mereka lebih mengerti bahwa setiap individu yang ada di dunia ini unik. Mereka semua membutuhkan kerjasama satu sama lain agar bisa membuat tatanan yang teratur dalam dunia manusia yang baru. Mengetahui kekuatan mereka sejak usia dini pun dinilai akan membantu mereka lebih cepat untuk bisa menyesuaikan diri dengan kemampuan baru mereka secara lebih alami.”

“Nah bagaimana menurut kalian, kalau kita menulisnya seperti ini apakah sudah cukup okay?” Dhika bertanya kepada keempat temannya yang lain.

“Harusnya seperti ini sudah cukup bagus Dhik,” Yura berkomentar. ”Tapi kayaknya kita masih perlu menambahkan lagi beberapa keterangan tentang bagaimana proses anak-anak yang telah mendapatkan pendidikan dasar itu akan dilatih pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan bagaimana nantinya mereka akan membentuk sebuah guild sementara pada saat sekolah di tingkat menengah, dan guild permanen setelah mereka lulus dari sekolah tingkat tinggi.”

“Ya guild,

itu benar Yura,” ucap Doni memberikan dukungan. “Saya setuju dengan tambahan itu. Pak Yanto pasti mengharapkan kalau kita juga menuliskan beberapa hal yang kita ketahui mengenai guild pemburu monster ini seperti apa, karena kita semua nantinya pasti akan diarahkan untuk menjadi anggota dari sebuah guild bukan?”

“Kata-katanya cukup masuk akal,” jawab Dhika setelah mendengarkan komentar dari Yura dan Doni. ”Baiklah kalau begitu saya akan tambahkan lagi rangkuman tugas riset kita dengan informasi mengenai guild.”

“Sebentar, tapi bagaimana dengan kelanjutan pendidikan dari anak-anak yang mengambil materi ketiga?” tanya Wina mengingatkan. “Rasanya tadi kita belum membahas lebih rinci tentang hal itu.”

“Oh iyah Wina benar.” Dhika merasa terbantu dengan kata-kata itu. “Berarti kita juga perlu menambahkan rincian data tentang itu.”

Ketika mereka berlima sedang asik berdiskusi tentang tugas dari pak Yanto, datang seorang ibu yang terlihat masih sangat muda dan cantik menyapa mereka semua.

“Haii anak-anak, wah rajin sekali yah kalian berlima ini, apakah tugas kelompoknya sudah selesai?”

“Belum Tante sepertinya masih ada beberapa hal lain yang harus kami tambahkan dan perbaiki,” jawab Wina sambil menundukkan diri sopan.

“Ya, pasti kalian semua ingin mengerjakan tugas itu sampai selesai kan? Tapi sekarang hari sudah sangat malam lho, tante takut kedua orang tua kalian akan menjadi khawatir kalau kalian semua belum pulang ke rumah kalian masing-masing. Dhika kamu bisa menyelesaikan sisa tugas itu sendirian kan?”

Dhika coba melirik ke arah jam yang ada pada laptop yang sedang dipegangnya.

“Waduh ternyata sekarang ini sudah jam 8 malam teman-teman,” ucap Dhika tak sadar waktu berjalan dengan cepat sewaktu mereka sedang mengerjakan tugas sejarah dari pak Yanto. “Hmm … baiklah Mam kalau begitu teman-teman kita akhiri saja kerja kelompok riset kita hari ini.”

“Tapi Dhik tugas kita kan belum selesai,” tanya Wina kepadanya.

“Tenang Win, nanti Dhika yang akan lanjut selesaikan tugas ini. Kalian semua sekarang sebaiknya segera kembali ke rumah kalian masing-masing saja. Kalau nanti ada yang sulit atau perlu ditanyakan kita akan kontak-kontak lagi lewat teleconference seperti biasa.”

“Nahhh itu dia Reno sangat setuju. Reno juga sudah kelaparan. Di rumah, Ibu pasti sudah menyiapkan banyak sekali makanan enak buat Reno.” Sambil tersenyum senang Reno memasukan buku miliknya ke dalam tas. “Tante, Reno pamit dulu yah.”

“Baiklah kalau begitu Wina juga mohon pamit Tante, Dhika juga terima kasih banyak yah untuk hari ini.”

“Aku juga mohon pamit degh kalau gitu.” Melihat cemilan kacang bandung yang dipegangnya hampir habis, Doni segera menaruhnya kembali di meja dengan gugup. Doni merasa malu karena cemilan yang disediakan oleh ibu Dhika hampir setengahnya habis olehnya. “Tante Dhika terima kasih yah buat cemilannya, rasanya enak banget hehehe.”

Mengalihkan perhatian, Doni segera membenahi buku-buku ke dalam tasnya, setelah itu dia bersiap-siap untuk ikut pulang bersama dengan teman-temannya yang lain.

Setelah selesai membenahi peralatannya Yura juga berpamitan.

“Terima kasih banyak Tante, saya juga pamit dulu. Sampai bertemu nanti Dhik, kontak saja apabila ada yang sulit,” sapa Yura yang memiliki senyum paling menawan di antara keempat anak laki-laki lain yang ada disana.

“Okay Yur seep,” balas Dhika.

“Iyah, hati-hatilah di jalan yah anak-anak ku sayang, jangan lupa langsung kembali ke rumah kalian dan jangan bermain ke tempat lain dulu, nanti orang tua kalian khawatir.” Ibu Dhika segera menepuk pundak Dhika dan menyuruhnya untuk mengantar teman-temannya yang hendak pulang.

Di luar rumah, Dhika juga mengucapkan terima kasih kepada ke empat temannya yang sudah bekerja keras hari ini untuk menyelesaikan tugas kelompok sejarah dunia dari pak Yanto.

“Kalau begitu sampai nanti kawan, pulanglah dahulu, mandi dan makan, nanti malam kita akan coba saling kontak lagi lewat teleconference. Saya yakin besok pagi kita pasti bisa mempresentasikan tugas sejarah dari Pak Yanto dengan nilai sempurna.”

Setelah itu mereka berpisah satu sama lain untuk pulang menuju ke rumah mereka masing-masing.

Dhika melambaikan tangan kanannya, dan kembali masuk ke dalam rumahnya.

*****

“Dhika jam segini kamu kok masih asik main game sih, sekarang kan sudah hampir jam 6.30, ayo cepat kamu sarapan dan mandi dulu, nanti kamu bisa telat sampai ke sekolah.”

“Aduh iyah bentar ma, dikit lagi tanggung, Dhika sudah hampir berhasil mengalahkan bos terakhirnya.”

“Iyah ya sudah, tapi cepat, jangan sampai kamu bilang gak sarapan dulu karena gak keburu waktunya yah, mamah sudah siapkan makanan Dhika di meja makan.”

“Okay mah siappp, ahhh aduhhh, monster kurang ajar, rasakan pukulan ini, aktifkan skill tombak pembunuh naga.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status