Share

WFHLove - CH 7

Hari itu Nada Indonesia Corp berulangtahun. Kalea menjadi salah satu tamu kehormatan yang diundang dalam acara besar itu. Tapi kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Nada Indonesia Corp akan merayakan dua kali ulang tahunnya. Yang pertama adalah makan malam bersama dengan keluarga Evans alias pemilik Nada Indonesia Corp. Kalea beruntung karena hanya beberapa penyanyi dan grup band yang diundang dalam makan malam ini. 

 Kalea baru diberitahukan jika dirinya menjadi salah satu penyanyi di bawah naungan Nada Music yang diundang dalam acara makan malam itu, minggu lalu. Kala itu, Dania menelpon secara langsung kepada Kalea dan memintanya agar hadir. Karna Dania yang mengundangnya secara langsung, ia tak berani menolaknya. Walaupun sejujurnya ia masih merasakan lelah karna ia baru saja pulang dari Malaysia siang itu.  

Dania memerintahkan Damas untuk menjemput penyanyi kesayangannya itu ke rumahnya. Bahkan Kalea sudah menolak untuk di jemput oleh pihak perusahaan. Tapi Dania tidak menerima bantahan Kalea, Dania juga tidak menyebutkan siapa yang akan menjemputnya. Kalea terkejut ketika yang datang menjemputnya adalah Damas, CEO Nada Corp. Bahkan ketika Damas tiba di rumah Kalea untuk menjemputnya, dirinya masih belum siap.  

Ini adalah salah satu rencana Dania untuk mendekatkan Kalea dengan adik kesayangannya itu. Walaupun Damas ragu dengan rencana Dania ini akan berhasil. Tapi, Dania meyakinkan adiknya untuk tetap maju selama Kalea masih belum menikah dengan Marco.

“Lea, ternyata Nada Indonesia Corp mengirimkan Damas untuk menjemputmu!” kata ka Vina memberitahu Kalea ketika gadis itu sedang berdandan di kamarnya.

“HAH? MAS DAMAS KESINI?” tanyanya dengan penuh keterkejutan sambil menoleh ke asistennya yang tengah berdiri di sampingnya.

“Heeh! Dia sekarang ada di bawah, lagi nungguin lo.” Jawabnya agak sedikit cemas.

“Astaga! Terus gw harus gimana dong, Ka?” Lea menutup mulutnya yang sedikit terbuka karna terkejut.

“Ehmm … sudah tenang saja. Sis, apa Lea masih lama?” tanya Vina kepada Siska, MUA yang sengaja dipanggilnya untuk acara-acara resmi yang selalu menangani Kalea.

“Sebentar lagi, Mba.” Jawab Siska tersenyum.

“Ok, siapkan baju gw ya, Ka!” pinta Lea dengan lembut walau, dirinya sekarang sedang gugup.

Vina segera menganggukan kepalanya dan berjalan menuju gaun berwarna dusty pink yang sengaja ia pesan dari perancang ternama Indonesia. Gaun panjang dengan kerah off shoulder dan bermodel mermaid. Membuat lekuk tubuh gadis itu semakin terlihat dan sangat cantik. Gaun itu benar-benar pas dikenakan Kalea walaupun gaun itu dipesan tanpa melalui proses fitting sebelumnya.

Setelah siap dengan clutch silver dan juga heels open toe berwarna silver yang dihiasi beberapa swarovski yang membalut kakinya. Vina langsung membantu Kalea untuk turun dari kamarnya yang berada di lantai dua untuk segera menemui Damas dan pergi ke acara makan malamnya.

Damas sedang menyilangkan kakinya sambil memainkan smartphonenya ketika Kalea berjalan menuju ke arahnya. Begitu mendengar suara ketukan hak sepatu terdengar, Damas langsung mencari sumber suara dan ternyata Kalea sudah berjarak beberapa langkah dari tempatnya duduk. Ia terpukau melihat kecantikan Kalea. Tak salah jika menganggumi Kalea dan berniat membuat wanita itu menjadi miliknya dan wanita satu-satunya. Tapi bukan hanya itu saja yang membuatnya jatuh cinta sekaligus menganggumi Kalea, tapi dia juga suka kepolosan dan kebaikan Kalea dan masih ada beberapa alasan yang membuatnya jatuh cinta pada sosok gadis itu.

Damas langsung memasukkan smartphonenya dan berdiri menyambut kedatangan Kalea yang semakin mendekat kearahnya. Yang ia lihat, Kalea seperti sedang kerepotan dengan gaun panjangnya. Di benaknya langsung muncul ide untuk memberikan tangannya untuk digandeng agar Kalea bisa dengan mudah melangkah. Ya, sekalian curi-curi kesempatan batinnya.

“Sudah siap?” tanya Damas dengan tersenyum ketika Kalea benar-benar berdiri di hadapan.

“Sudah Mas, maaf menunggu lama.” Kata Lea begitu berdiri berhadapan tak lupa membalas senyuman Damas yang membuat lelaki itu semakin tampan.

“Ga masalah. Yuk, kita berangkat!” kemudian menyodorkan sikunya agar digandeng Lea.

Lea tak mungkin menolaknya dengan dasar kesopanan. Kemudian gadis itu mengamit tangan Damas sambil tersenyum malu dan melangkahkan kakinya menuju mobil yang sudah terparkir di halaman rumah keluarga Pradipta.

******

Marco memarkirkan motor sport yang baru saja ia beli. Rencananya Marco akan mengajak Kalea untuk pergi berjalan-jalan dan menikmati waktu bersama. Yang ia tau, kedua orangtua Kalea sedang pergi keluar negeri melakukan pekerjaan di sana. Ia datang kesana tanpa memberitahu Kalea sebelumnya, ia ingin memberikan surprise dan mengajak Kalea menjadi wanita pertama yang menaiki motor itu bersamanya.

Begitu sampai di depan halaman rumah keluarga Pradipta. Marco terkejut ketika melihat sebuah sedan mewah berwarna putih yang terparkir di halaman rumah itu. Marco tak lantas masuk. Ia berdiri sebentar di bawah pohon besar yang berada di depan rumah mewah itu. Ia pun melihat ke sekeliling rumah keluarga Pradipta, ia masih penasaran dengan mobil sedan mewah yang ia ketahui bukan milik keluarga anggota keluarga Pradipta.

Tak lama berselang, ada seorang gadis dan laki-laki yang ia kenal bahkan sangat ia kenal keluar dari rumah besar itu. Gadis itu terlihat sangat cantik dengan balutan gaun bermodel mermaid dengan lengan off sholder berwarna dusty pink yang ia kenakan saat ini. Tak lupa gadis itu memoles wajahnya dengan make up yang sedikit lebih tebal dari biasanya. Sedangkan laki-laki itu mengenakan setelan jas berwarna hitam dengan kemeja berwarna putih juga mengenakan dasi kupu-kupu yang berwarna senada dengan jasnya.

Mereka berdua menaiki mobil sedan mewah itu kemudian langsung pergi meninggalkan rumah keluarga Pradipta begitu gadis cantik dan laki-laki itu masuk ke dalam mobil itu. Marco mengepalkan tangannya sehingga buku-buku tangannya terlihat memutih akibat ulahnya sendiri. Ia benar-benar tak menyangka jika Lea memberikan kejutan balik untuknya, padahal ia ingin sekali memberikan kejutan pada calon istrinya itu.  

“Kenapa kamu tidak bicara padaku, Lea? Kenapa kamu malah pergi dengan laki-laki itu!” kata Marco dengan nada kekecewaan ketika melihat mobil itu pergi meninggalkan halaman rumah keluarga Pradipta bahkan sudah menghilang di ujung jalan.

Ia kemudian bergegas pergi dan meninggalkan kediaman keluarga Pradipta dengan motor sportnya. Deru suara motor itu terdengar begitu keras. Marco memacu motornya dengan kecepatan yang lumayan tinggi dengan beberapa pertanyaan yang muncul di benaknya. Ia kecewa karna tidak bisa menemui Kalea dan ia juga kecewa karna harus melihat calon istrinya itu pergi dengan laki-laki lain, yang ia tau adalah CEO dari label music yang menaunginya.  

******

“Lea, terimakasih sekali kamu sudah mau memenuhi undangan yang diberikan oleh Nada Indonesia Corp.” Kata Damas memulai pembicaraan ketika mobil sedan itu melaju dengan kecepatan sedang.

“Suatu kehormatan untukku, Mas!” jawab Lea santai tak lupa memoleskan senyuman manisnya.

Beberapa saat kemudian mereka berdua terdiam. Kalea menikmati pemandangan gedung-gedung tinggi yang menjulang di kanan dan kiri mereka. Sedangkan Damas masih terfokus dengan kemudinya. Lea membuka notifikasi pesan singkat yang baru saja masuk di smartphonenya.

[Kamu dimana, Sayang? apa kamu sudah sampai Jakarta? Kenapa sampai semalam ini, kamu belum mengabariku?] – Marco.

Kalea membulatkan matanya ketika melihat pesan dari kekasihnya yang baru saja masuk. Ia benar-benar lupa jika sekarang sudah memiliki Marco yang selalu menanti kabar darinya setiap saat. Bahkan Kalea terlalu sibuk dengan persiapan acara makan malam ini setelah dirinya sampai di Jakarta siang tadi. Kalea langsung buru-buru menelpon Marco. Ia bahkan tidak perduli dengan Damas yang sedang duduk di sampingnya dan melihat gadis itu sedang gusar menanti sambungan telponnya dijawab.

“Halooo …” Kata Lea begitu mendengar suara Marco yang menyahut di sebrang sana. “Oh ya, Maaf. Aku sedang di perjalanan menuju restoran di Jakarta Selatan. Ya, Nada Indonesia Corp hari ini berulang tahun, jadi aku ada jamuan makan malam dan aku menjadi salah satu perwakilan penyanyi mereka. Oh, tidak apa-apa. Nanti aku bisa pulang sendiri, kamu tidak perlu khawatir. Baiklah, jika sudah sampai rumah aku janji akan mengabarimu. Good night, Coco.” Lea langsung memutus sambungan telponnya dengan Marco.

Melihat itu, Damas kemudian ingin sekali mencari tau. Tapi ia masih menunggu, siapa tau gadis itu sedang menyusun kalimat untuk menjelaskan kepadanya.

“Maaf kalau aku mengganggu Mas Damas yang sedang menyetir.” Kata Lea sambil menoleh ke sebelahnya.

“Kenapa aku harus terganggu?” jawab laki-laki tampan itu dengan santai.

“Karna barusan aku menelpon,” katanya tersenyum sehingga memperlihatkan deretan giginya yang putih.

“Hahahaha … Kenapa aku harus terganggu Kalea?” katanya berusaha untuk menutupi kecemburuannya.  

“Siapa tau saja. Karna yang aku tau, ada beberapa orang ketika sedang menyetir tidak mau mendengar orang lain berbicara. Bahkan mendengar musik saja tidak. Aku juga kan jarang sekali bersama dengan Mas Damas, jadi aku tidak tau kebiasaan Mas Damas ketika sedang menyetir.” Jawabnya penuh dengan kepolosan.

“Aku bukan tipe orang seperti itu, Lea. Aku bahkan sering menyetir sambil menelpon, ya walaupun aku tau jika itu berbahaya. Aku juga suka mendengarkan musik ketika menyetir, tapi tidak selalu.”

Kalea hanya tersenyum mendengar jawaban Damas.

“Lea, boleh aku tanya?” Damas tiba-tiba ingin mendengar pengakuan langsung dari gadis yang sangat ia cintai itu.

“Boleh, kenapa tidak?” jawabnya tersenyum ramah.

“Apa benar jika kamu sedang dekat dengan laki-laki berinisial M itu?” tanyanya dengan nada penuh penasaran.

               

Walaupun, Damas tentu sudah tau apa jawabannya. Ia sedang merapalkan doa ketika Lea masih belum menjawab pertanyaannya. Jantungnya bahkan mulai tidak bisa diam di tempatnya.  

“Ehmm … masalah itu,” Lea terdengar ragu untuk menjawab pertanyaan lelaki di sebelahnya.

“Jika kamu tidak ingin menjawabnya aku tidak masalah.” Ucap Damas yang berusaha untuk menguatkan hatinya.

“Oh, tidak apa-apa. Aku akan menjawabnya. Dan aku rasa sepertinya memang harus aku beritahu, karna Mas Damas kan Bossku.“ Ucapnya dengan penuh kepolosan.   

DEG!

Lagi-lagi jantung Damas seperti ingin mencelos keluar karna ucapan Kalea yang benar-benar membuatnya kecewa, karna gadis itu hanya menganggapnya sebagai atasannya saja. Damas berusaha setegar mungkin mendengarkan gadis yang di sampingnya itu melanjutkan apa yang ingin disampaikannya. Jelas saja, ia sepertinya sudah salah karna menanyakan pertanyaan yang sepertinya akan menyakitinya.

“Aku dan Marco sudah lama kenal. Dia kaka dari sahabatku. Marco bahkan berulang kali menyatakan cintanya sejak 3 tahun lalu. Tapi aku sama sekali ingin fokus dengan kuliah dan karirku. Sampai pada bulan lalu, tiba-tiba saja dia menyatakan jika ingin menjadikan aku istrinya. Aku ga percaya, karna umurku saja masih baru 20 tahun. Tapi aku bilang padanya untuk membuatku jatuh cinta padanya. Sampai akhirnya, ia benar-benar bicara pada kedua orangtuaku dan mereka merestuinya. Jadilah, kami sekarang ini sedang mempersiapkan pernikahan. Dan akhir bulan depan, rencananya kami akan menikah.” Jelas Kalea panjang lebar sambil memandang Damas.

Ada gurat kesedihan di mata Damas saat itu juga, karna gadis itu benar-benar membuatnya patah hati saat ini. Tapi Damas tidak mau menampakkan kesedihannya dan tersenyum menatap Kalea sesekali sambil terus melajukan mobilnya menuju restoran tempat acara makan malam itu berlangsung.

******

SZ. Soed

Hi, Semoga kalian suka ya dengan chapter 7 di novel ini, ya. Nantikan kisah cintanya Damas dan Kalea dalam novel WAITING FOR HER LOVE ini ^_^. Jangan lupa untuk berikan rate 5 pada cerita author ini, tambahkan pada library kalian dan juga comment pada setiap chapternya ya (Tapi mohon untuk tidak membocorkan isi cerita yang author publish di kolom comment ya Sayang-sayangkuuu ^_^). Berikan Vote untuk Damas dan Kalea juga ya Sayang-sayangku. eFBe author : @chisizachoi Love, Author 💗 💗 💗

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status