Share

CHAPTER 28 : MEMANAS

Aku menghirup nafas dalam-dalam. Tanganku sama sekali tidak berhenti gemetar. Berulang kali setir hitam di hadapanku menjadi korban. Aku mencengkramnya erat berusaha agar rasa cemas yang bergelayut menghilang satu-persatu, sayangnya nihil.

“Sial! Aku berharap tidak menolak tawaran Sebastian untuk menemani,” teriakku sembari memukul kemudi. 

Mengapa hal ini terjadi? 

Aku rasa tidak membuat kesalahan barangkali sedikitpun karena memang selama ini dalam melakukan pekerjaanku tidak pernah menggunakan cara kotor. 

Meski aku bersekutu dengan iblis bukan berarti aku selalu bertindak demikian bukan?

Disaat benakku masih sibuk menerawang jauh entah kemana, tubuhku terlonjak kaget ketika dering ponsel memecah keheni

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status