Pokoknya Habis ini Tika mau pulang terus teriak dirumah.
"Tika sekarang punya pacar!!!"
Uh, nanti tapinya kalau ketahuan abang di gampar lagi. Eh, bukan abang Farhan ya. Tika lagi ngomongin abang kandung bukan abang-abangan.
Abaikan dulu abang-abangan nya Tika. Sudah wasalam dulu. Tika malas bahasnya. Tika marah, biarkan. Katanya kalau ada punya pacar baru atau lagi dekat harus saling cerita.
Apa ini maksudnya kemarin ketemu abang lagi jalan bilangnya gebetan baru, pantes hidungnya abang nggak keliatan main dirumah Tika hampir sebulan lamanya, paling cuma nelpon dan sekedar ng-chat Tika.
Apalagi harumnya, haram kayanya untuk ada dirumah Tika kalau sudah dekat dengan cewek baru. Jadi kemarin, pas Tika mulai diajak jalan sama Daru yang resmi menyndang status pacar. Tika ketemu abang ditoko swalayan kue sambil digandeng cewek yang cantik abis, bohay apalagi. Tika saja kalah tanding sama dua buah semangkanya.
Padahal Tika pikir abang belum bisa move on habis pakai Tika sebagai pacar bohong-bohongan. Tau nya sudah nemu lagi saja pelabuhan baru. Sudahmah tidak ada kabar juga tidak minta maaf dengan serius perihal cium pipi Tika. Pokoknya Tika diabaikan begitu saja oleh abang.
Jadi jangan salahkan Tika, jika diem-diem bae pacarannya tanpa kasih tau abang atau kenalin Daru ke abang.
Kesel Tika, adiknya jadi dilupakan gara-gara pacar. Jadi Tika balas tidak bilang abang Farhan kalau dia sudah jadian dengan Paris. Tapi nanti Tika kenalinnya itu teman saja, Tika akan bahas sama Daru buat pura-pura di depan abang.
Buat ngibul sama abang, karena Tika lagi ngambek. Daru kan baik dan pengertian banget. Jadi senyam senyum sendirikan sekarang Tika di dalam mobil sama abang Tara.
"Lu kenapa, Tik? Kok gue ngeri ya liatnya. Dari masuk mobil, muka udah senyum gak ada berhentinya. Nggak kerasukan siluman spongebobkan adek gue?."
Issh, abang mah suka merusak suasana bahagia punya Tika.
"Abang diem deh, nggak usah banyak komentar. Gigit nih."
Tika peragakan gerakan orang kesurupan macan yang sering bilang.
'Aing maung'
Abangnya langsung bergidik hiperbola sambil teriak terus pegang ubun-ubun Tika sambil bilang.
"Kampret, maung saha?."
"Dih!! Kok malah ngikutin sih. Harusnya abang ketakutan bukan malah nanyain. Nggak asik."
"Cuma adek gue doank yang nggak jelas begini."
Abang Tara menggeleng sambil memegang dada simpati. Tika balas sensi sambil buang muka.
"Bodo amat, peduli setan."
Geplak lah tuh kepala Tika sama tangan sumo milik abang Tara.
"Abang sakit tau!!."
"Makannya, gunakan bahasa Indonesia yang baik bukan untuk memaki."
"Loh kan, itu udah bahasa Indonesia yang baik!! Abang yang nggak ngerti bahasa Indonesia. dari tadi ngomong aja, kan Tika udah nyuruh abang buat diem."
Terus sampai mobil bang Tara mencapai kantor, Tika dan bang Tara terus debat tanpa meja bundar. Pokoknya keduanya nggak ada mau kalah kalau belum benar-benar kehabisan kata. Sebelum negara api menyerang keduanya tidak akan habis berdebat. Tika turun dari mobil sambil melet dan bilang.
"Makasih bujang lapuk."
"Eh, sialan. Ngatain abang bujang lapuk, situ juga jomblo fisabilillah nggak usah sombong anda!."
Tika mana peduli, sudah masuk pintu perusahaan yang terbuka otomatis dengan sensor. Abangnya cuma teriak tapi Tika masa bodo. Memang adik kaya Tika ini suka begitu, nanti kena karma karena durhaka sama abangnya kan tinggal ketawain terus bilang.
'Tuman!!."
Pasti langsung nangis darah.
.
.
.
Waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Tika buka hp dan beri pesan pada sang kekasih. Begini isinya.
Santika: Babe, aku mau makan siang dicafe dekat kantor. Mau bareng?.
Daru: Kamu duluan aja, aku lagi ada deadline jadi gk bisa makan diluar dulu. Pulang bareng aku, jangan duluan. Nanti aku kabarin lagi, miss you.
Santika: Miss u too:*
Daru: Cium kok pake stiker, cium langsung donk.
Dasar semprul, padahal satu ruangan.
Sudah Tika abaikan tapi Tika senyum-senyum bahagia semeriwing bikin teman satu divisi menatap bingung dan Tika tatap balik sambil ketawa.
"Dah gila lu ya?."
Tika mengangguk sambil gumam senang.
"He'em"
"Anjir, jauh-jauh dari gue kalau gitu!!."
Terus Tika di tinggal sama temannya.
"Gue kayanya emang gila. Gila karena cinta."
Tau deh, orang kalau lagi jadi budak cinta tuh aneh sekaligus menyebalkan dibeberapa kesempatan. Kalau sudah tersakiti di kasih masukan, keras kepalanya sudah kaya batok kelapa tua di potong sama golok tumpul, ngerasa perasaan dan feeling dia selalu paling benar meraba hati.
Sulit, cuma bikin buntung banyaknya kalau kasih masukan sama orang lagi jadi bucin.
Nanti sudah putus ditinggal cinta baru, deh tau rasa, terus di temani penyesalan karena pernah dibudakin cinta. Kaya Tika sekarang tuh, masih manis-manisnya pacaran sebulan. Belum keliatan belangnya, nanti kalau ketahuan pasti sok-sok memaklumi padahal mah sudah tersakiti.
.
.
.
Tika duduk di depan pos satpam sambil ngobrol ngalor ngidul. Pak Supri namanya, asal luar kota yang mengadu nasib ke kota besar untuk menghidupi istri dan tiga anaknya. Tika itu pendengar yang baik, tidak menyela kalau orang tua atau temannya bercerita dan berkeluh kesah.
Nggak ada tuh Tika songong pas teman atau siapapun lagi cerita bilang.
"Masih mending lu, gue nih lebih parah dari yang lu rasain."
Tika nggak gitu kok orangnya, makannya banyak yang suka cerita ke Tika karena orangnya menjaga rahasia dan pemberi saran yang baik tanpa menuntut untuk dituruti pendapatnya.
Tika orangnya easy going, sama siapa saja dia join. Eh , tapi, kalau joinnya yang aneh-aneh dan melanggar kode etik norma hidup Tika sih, nggak mau joinan. Namun banyak dari mereka tidak bisa timbal balik.
Kadang kala Tika butuh bantuan mereka tidak ada, makannya Tika punya abang-abangan kaya Farhan. Karena Farhan perhatian dan ngerti gimana Tika suka nggak enakan untuk minta tolong.
Contoh kaya acara pulang nggak ada uang, mau minta tolong jemput abang kegedean gengsi. Mau ikut teman kantor nggak enak karena nggak ada yang nawari bareng atau antar.
Padahal sebagian mereka menanyakan kenapa Tika belum pulang.
Tapi Tika masa bodo, pada akhirnya Tika tetap bisa pulang kan diantar Daru berakhir jadian. Bisaan si Burhan bikin Tika jatuh cinta, ih.
"Hei, maaf aku nggak bisa antar pulang ya."
Itu suara Burhan yang masuk menyapa pak Supri, kemudian langsung memegang tangan Tika dan duduk bersisian. Pak Supri yang mengerti langsung hengkang ijin masuk ke pos dalam.
"Hem. Gapapa, bang Tara nanti jemput kok. Hehehe."
"Yaudah, aku nungguin sampai kamu dijemput ya."
Tika angguki saja sambil senyum dengan kedua pipi memerah bahagia, dia senang ditemani Daru. Tika dimata Burhan jadi seperti anak kucing, gemasin. Jadi pengin bawa pulang terus ndusel-ndusel manja.
Dengar suara klakson Tika langsung pamit undur diri dan dengan kurang ajar tanpa malu, Tika cium pipi Daru terus lari setelah pamit untuk pulang ke pak Supri. Terlalu malu karena cium Daru Tika sampai nggak liat dengan benar mobil siapa yang datang, ini bukan mobil bang Tara.
Tika sadar tadinya yang senyum langsung melempem.
Di mobil Tika cemberut, dikira abang Tara yang jemput ternyata pas masuk mobil abang Farhan yang nangkring di kemudi. Ish, Tika malas jadinya, unmood. Tika nggak jadi pulang bareng sama Daru, dia katanya ada rapat dan kayanya bakalan pulang malam.
"Berani ya sekarang."
Suara ac mobil paling jelas terdengar sebagai jawaban. Kalau Tika bodo amat sama kehadiran abang.
"Nggak dijengukin satu bulan, kelakuan kok jadi yang kaya nggak punya harga diri."
Deru mobil bersahutan sama suara ac, yang kok, kayanya besar ya. Soalnya sekarang Tika mendadak bergidik kedinginan. Abang peka, langsung di kecilkan nomor ac mobilnya.
"Padahal abang tinggal sebulan doank buat kasih pengertian sama cewek abang, tapi kamu udah berani begitu."
"Kaya ada yang ngomong, berisik amat ya!."
Tika kalau begini, enaknya di apain?.
Bungkus?.
Terus kasih karet dua, tanda paket martabak spesial.
"Abang ngomong serius, nggak usah kaya gitu. Kamu harusnya paham, jadi perempuan itu selalu dipandang miring kebanyakan sama orang pribumi kita. Perlu dijaga ketat, walau seringnya perempuan itu bilang bisa jaga diri. Tetap aja kita perlu bantuan orang lain untuk menjaga. Apalagi acara cium-ciumnya depan pak Supri yang dari kampung, apa kabar nanti kamu jadi bahan omongan kan?."
"Apasih abang, tiba-tiba ceramahin Tika. Padahal abang punya pacar nggak kasih tau Tika, Tika nggak komentar apa-apa. Harusnya abang tanya kabar Tika, bukan malah menghakimi. Tapi terserah deh, bodo amat."
"Oh, baru juga sebulan pacaran sama Daru. Udah begini sikap kamu ya,"
"Iya. Kenapa?. Abang mau apa terus, hah?. Datengin Daru, terus bilang nggak cocok sama aku?. Bilang kalau aku suka malas mandi walau aku kerja?. Bikin pacar aku ilfil kaya cara abang ke gebetan-gebetan Tika gitu?."
Tika nggas, sudahlah. Sudah kepalang tanggung, habis abang tidak menanyakan dahulu sudah main menghakimi tanpa sempat memberi Tika pembelaan.
Akhir pekan Tika sekarang berbeda dari biasanya yang banyak rebahan dan mandi pukul tengah hari kemudian di rapel ke sore. Jam sembilan Tika sudah berdandan cantik menunggu pacar menjemput buat nonton dan beli novel sama cat buat Tika. Katanya sih di traktir tapi nanti bulan depan Tika yang traktir Daru.Di jemput di depan rumah Tika langsung ngacir sambil pamit ke abang yang didalam kamar, mencium pipi gembil keponakan lelakinya yang sedang makan di meja pantri. Tika ucapkan salam perpisahan untuk jalan akhir pekan sama pacar.Tika senang, jadi cengengesan selama perjalanan sampai Daru ketakutan dibuatnya. Untung cinta, jadi memaklumi tingkah Tika yang ajaib.Sampai di bioskop, keduanya melihat-lihat film yang sedang tayang, mereka
Abang mana bisa diemin Tika, Tika kan ngangenin. Jadi wajar Tika balas diemin malah abang yang belingsakan kaya ikan didaratan.Tapi seriusan, waktu bang Tara beberin rahasia yang Tika umpet-umpetin dari bang Farhan langsung hengkang balik. Mukanya nggak ada selow-selow nya, Tika takut dan nggak lama Burhan yang paham balik. Tika samperin bang Tara yang nonton tv."Abang ngomong apa sama bang Farhan?. Kok mukanya asem gitu, bukan aneh-aneh kan?."""Oh, enggak. Abang cuma bilang tentang kamu yang di apelin tiap malam minggu sama cowok."Segera Tika geplak pala abang Tara dan berteriak hiperbola."Abang!!! Kok malah dibilangin, kan Tika suruh jangan bilang-bilang bang Farhan... Ih, terus gimana ini. Abang Farhan pasti marah, huhuhu. Nanti yang jajanin Tika siapa kalau abang Farhan ikut marah, harusnya kan Tika aja yang marah dan diemin abang."Terus Tika yang sudah garuk-garuk kepala frustasi berat, agak lebay sih. Langsung ingat dan bilang.
Aneh, tapi nyata. Gimana donk?.Sejak kejadian Tika di manfaatkan Daru yang ternyata sudah berumah tangga dan hampir meniduri Tika, Farhan dan Tara murka. Dengan kekuasaan Farhan mengancam agar mencari kelemahan dan masalah dalam pekerjaan Daru agar dikeluarkan.Ternyata abang kalah cepat sebab Daru sudah resign dari kantor. Tara yang masih tidak terima karena Daru merendahkan sang adik seperti perempuan murahan mencari terus menggunakan pengetahuan ITnya. menghack dan mengancam Daru juga istrinya.Tika yang tau langsung marahi bang Tara, kalau istrinya tidak ada sangkut pautnya. Malah istrinyalah yang memberitahu Tika bagaimana dia dimanfaatkan. Kembali ke kakak-kakakan Tika. Kakak angkatlah bahasanya, biar pembaca paham.:')Abang jadi sering antar jemput Tika. Terus abang sering ngchat Tika, telepon juga iya. Abang buang-buang waktu banget kan ngchat Tika yang malas balas chat terus malas angkat telepon. Sampai abang pernah telepon bang Tara bua
Tika berhenti kerja sejak seminggu setelah dia mengetahui telah dibohongi oleh Burhan. Walau sempat tidak diizinkan sampai kantor menemukan penggantinya, untung bang Tara membantu menemukannya. Jadi Tika tidak perlu lama-lama disana.Yang sekarang Tika lakukan adalah menganggur, jajannya ada dari bang Tara dan abang. Terus ada kakak perempuannya yang sedang berlibur disini dengan ponakan bulenya, bulepotan maksudnya.Tika sekarang sudah rapih, dia mau diajak jalan sama abang. Sekarang akhir pekan dan abang sedang punya waktu luang. Soalnya tiap kali abang ada waktu pasti ngapelin Tika atau ajak jalan. Kadang jalannya ke tempat makan di pinggir jalan atau malah tidak jelas, kadang ada jalan yang arahnya belum diketahui abang pasti tetap saja dilibas.Katanya biar tau aja ini bakalan mablas kemana, kalau nyasar bisa bertanya. Uh, terserah abang saja kata Tika. Tika kan cuma ikut saja karena di jajanin terus walau pengangguran."Mau kemana lu, rapih bener. B
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DAN MASUKKAN LIBRRARY KALAU SUKA.SELAMAT MEMBACA..Setelah acara itu, Tika kalau diajak abang suka intermezo sampai ke akar. Nggak mau manut aja. Pokoknya sampai jelas dan kemana tujuannya, nggak mau kaget sampai jungkir balik kaya waktu itu.Kan, Tika hiperbola lagi.Sudah deh, pokoknya begitu saja ya. Ternyata author males jelasin absurdnya Tika.Sampai dimana akhirnya Tika cuma jadi freelance gitu, kerja serabutan. Kalau ada job Tika lakuin, kalau nggak ada. Hidupnya cuma tidur, bangun, makan, sama gangguin hidup abang dan bang Tara.Banyaknya Tika minta uang ke bang Tara dan dijajani abang. Kakak perempuan Tika sudah balik keluar negeri. Rumah jadi sepi karena nggak ada suara rusuh keponakan bulenya.Tau nggak kenapa Tika suka jajan?.Jadi, dulu ketika SMP, Tika pernah kena obesitas berat dan *diabetes tipe 1 karena kegemarannya jajan manis, misalnya
Ternyata Fahri nggak buang-buang waktu lagi buat deketin Tika pake acara modus. Terbukti Fahri lebih gentle dari abang yang ribet, tanpa waktu lama selama menunggu doi mempertemukan kamu dengan orang tuanya. Canda sayang.Tika yang apa adanya cuma pakai celana hitam panjang bahan karet yang pas melekat di kaki pendekanya dipadukan dengan baju jaman now yang panjang sampai paha, dimana terlihat seperti baju tidur tapi bukan. Warnanya abstrak, cakep. Kaya muka Fahri dan abang, cakepnya paripurna. Tidak tertandingi siapapun dimata Tika, yang cuma melihat lelaki itu-itu saja.Kalau tidak teman lelaki dikantor, ya pasti abang dan bang Tara ditambah kak Fahri sekarang.Terus rambut Tika kuncir seperti buntut kuda, kunciran favorit kalau kata bang Tara. Alasan lainnya Tika males menata rambutnya, cuman kuncir kuda yang dirasa nggak ribet.Pucuk dicinta ulam pun tiba, yang sedang dibicarakan muncul didepan rumah Tika dengan wajah seumringah, sinar senyumnya menya
Tika itu walau kamera hp bagus, jarang poto. Apalagi buat story. Jadi aneh ketika makan malam direstoran cepat saji Fahri yang duduk dihadapan Tika suruh ia bergaya selayaknya sedang poto candid.Katanya biar menjiwai. Sebenarnya, sedari awal jalan Fahri ini selalu ambil gambar Tika pakai hpnya. Gayanya sudah kaya fotografer handal, faktanya hasil jepretan Fahri memang bagus buat ditaruh di feed instagram.Sedang hp Tika sedari tadi bergetar tidak ada henti, hanya beberapa saat berhenti tapi kemudian banyak pesan masuk dan muncul pada popup. Karena Tika tau siapa yang bikin ribut hpnya, dibiarin aja.Tau rasa deh tuh.Salah siapakan kasih kenal anak perawan sama teman sendiri, giliran digaet duluan mulai deh berisik. Tika sebelum berangkat juga sudah dipetuahi leh abangJangan pegangan tanganlah, apalagi kalau si Fahri minta. Jangan kasih, soalnya abang bilang. Laki-laki kalau dikasih ijin pegang tangan nanti meli
MAAF TENTANG RANJAU TYPO:(.Sebelumnya Farhan membawa mobilnya beserta tubuh letihnya yang baru tiba dibandara langsung datang ke tempat Tika dan Fahri berada, dan sekarang laju kendaraan miliknya ia arahkan menuju rumah Tika, dia juga menelpon supir dirumah untuk datang kerumah Tara untuk membawa mobilnya pulang nanti.Dia tidak ingin menantang maut denganmembawa mobil dikala dia benar-benar letih, apalagi perasaanya masih belum membaik setelah ditinggalkan. Jika kalian emosi dan gemas dengan sikap abang yang, kok. Kenapa nggak langsung nyatakan aja?!.Padahalkan jika ditilik kebelakang. Abang sudah mengenal luar dalamnya Tika bagaimana begitu juga sebaliknya, kemudian abang juga dekat dengan keluarga Tika begitu juga sebaliknya. Sangat dekat malahan. Lalu dimana kesulitannya?. Jika dilihat-lihat semuanya semuanya terlihat mudah dengan semua alasan diatas.Yang membuat abang sulit menyatakan itu apa sebenarnya? Apa yang men