Share

Study 2

"Lawan dia! kau boleh menggunakan apa saja di dalam ruangan ini, kecuali benda tajam."

Semua berteriak, meneriaki mereka. Justin melihat mata yang begitu menyeramkan menatap dirinya. Justin berusaha menghindar namun sesekali ia terkena cakaran serta bantingan dari temannya itu. 

Jusin yang sudah babak belur di buat temannya itu semakin melemah. Hingga Justin membentur meja yang membuatnya pusing. Ia melihat kesekitar dengan berbayang. Pandangannya kabur juga terdengar suara yang semakin memekik telinganya. Guru Justin melihat bahwa Justin tidak bisa melanjutkan. 

"Stop!" Berjalan mendekati Justin membantunya berdiri, "cukup pelajaran hari ini."

Guru Justin membawa Justin ke pusat kesehatan sekolah. Di baringkan nya Justin di atas kasur lalu datang lelaki yang bersama dengan orang tua Justin.

"Ada apa dengannya, kenapa Justin bisa seperti ini?" Ia melihat ke guru tersebut, "jangan bilang ... Kau mendidik murid-murid dengan kasar lagi?"

"Aku hanya mendidik."

"Jangan kau katakan itu, sebaiknya kau keluar sejenak lalu memikirkan kesalahan mu."

Justin terbangun dengan masih kondisi yang sama. Kasih berada di samping Justin mengobati luka luar yang ada di tubuh Justin. Lalu ia melihat tanda lahir yang membuat nya terkejut. Ia berdiri dari kursi dengan mata yang mengarah pada lengan atas Justin. 

"Pak, sebaiknya anda melihat ini."

Ia pun berjalan ke sisi Kasih dan melihat hal yang sama dengan dilihat Kasih.

"Ramalan itu sepertinya benar." Kata Kasih.

"Ramalan apa?" Justin yang tiba-tiba bangun bertanya. 

Semuanya terdiam tidak ada satu orangpun yang membuka suara. Semua pergi tersisa lelaki tersebut dengan Kasih. Justin kembali bertanya tentang pertanyaannya sampai ia mengetahui bahwa dirinya memang keturunan dari hewan yang mereka sebut serigala. Justin menyangkalnya dan mengatakan bahwa dirinya adalah seorang manusia asli. 

Justin turun terburu-buru, keluar dari ruangan dengan di ikuti Kasih yang terus berbicara dengannya. 

Di tengah perjalanan ia tidak sengaja menabrak seseorang. Justin meminta maaf lalu berjalan pergi. Namun tak lama ia memanggil dan memberhentikan Justin. 

Justin terhenti lalu berbalik ke belakang. 

"Dengan kata maaf saja, kesalahan tidak dapat dibenarkan. Apa kau tahu? Salah tetap lah salah."

"Aku mengetahuinya, tapi untuk sekarang lo cukup diam!" Justin menggertak.

Mereka tertawa meledek Justin. Lalu di antara mereka yang tadi melukai Justin berbisik ke seseorang yang Justin tabrak. Selesai berbisik ia menepuk pundak Justin lalu memukul perut Justin. 

Kasih datang melerai mereka. Kasih meminta nya untuk mundur dan tidak mengganggu Justin namun ia semakin menjadi dengan menggoda Kasih. Justin merintih kesakitan.

"Untuk apa membela dia Kasih? Sebaiknya kamu itu bermain sama aku."

Kasih menghempas tangan lelaki tersebut, "stop ya ... Jangan anggap gua adalah cewek rendahan. Jangan pernah Lo menyentuh gua lagi."

"Apa sih Kasih? Kamu tuh semakin marah semakin tambah sayang dan suka aku."

Justin terbangun melihat mereka sejenak lalu berbalik dan kembali berjalan pergi. 

Ketika melihat Justin pergi, mereka tidak membiarkannya begitu saja. Ditariknya Justin juga diseretnya hingga ke depan ketua geng tersebut.

"Beraninya kau kabur! Kenalin, gua Amar penguasa sekolah ini dan lo! Akan dipastikan menjadi bawahan gua."

Dan satu hantaman kembali menganai Justin. Justin merintih kesakitan. Keluar dari mulutnya darah. Kasih membantu Justin untuk berdiri dan membopongnya kembali masuk ke dalam ruang kesehatan. Kasih menuntun Justin perlahan. 

"Sudah aku katakan Justin untuk diam disini selagi di obati."

"Bagaimana kekuatannya cukup dahsyat? Aku memang seorang petarung namun kekuatannya sangatlah besar."

Kasih kembali membungkus luka Justin perlahan.

"Aku sudah katakan, kita ini manusia serigala. Kau seorang alpha aku seorang Beta, kita memang di takdirkan bersama ... Sudah menjadi tugas ku untuk melindungi mu Justin."

"Aku bukan manus ...."

"Manusia jadi-jadian? Sudah lah Justin, ini takdir mu dan kamu harus menerima nya."

Ketika selesai, bel kembali berbunyi menandakan kelas akan kembali diadakan. Kasih membantu Justin untuk berjalan sampai ke atas lantai 3. Sesaat sampai kelas, guru kali ini sangatlah baik. Ia membantu Justin untuk duduk lalu bersikap ramah terhadap Justin. 

"Baik semuanya, kalian sudah mengenali nya bukan? Seorang calon alpha. Boleh kamu maju kenalkan dirimu?"

Justin menggeleng. Ia berdiri tepat di tempat duduknya dan memperkenalkan dirinya. Lalu serangan bola kertas menyerangnya. Lelaki yang bernama Amar tersebut berada di kelas tersebut. Lalu suasana kelas menjadi gaduh dengan melempari Justin dengan kertas. 

"KALIAN SEMUA DIAM!"

Guru itu berteriak dengan suara nyaring. Semua terdiam mendengarnya termasuk Amar. Guru tersebut kembali meminta Justin untuk dapat duduk kembali. 

Pelajaran pun di mulai, Justin merasakan nyeri di bagian sebelah kanannya. Saat ia sedang kesakitan bola kertas kembali menyerang dirinya. Ia meraih bola kertas tersebut lalu membuka nya.

(Manusia serigala yang cacat, itu adlaah Justin)

Tertulis sebuah ejekan yang membuat Justin jengkel. Ia izin kepada guru nya untuk sejenak pergi ke toilet. Ia merasakan kekesalan juga sakit di tubuhnya. Perutnya seketika berisik juga bergejolak. Justin lapar sehingga ia pergi ke kantin. 

Justin melihat hanya ada satu tempat yang berjualan, dan hanya menjual daging mentah. Justin meminta pedagang tersebut untuk dapat memasakkannya daging tersebut. Padagang itu dengan suka hati memasakkannya.

Justin meraih koran dan membaca nya.

Setelah selesai di masak Justin melahapnya dengan rakus. Justin seperti tidak makan selama 3 hari. Pedagang tersebut sampai keheranan dengan Justin. Sampai akhirnya ...

"Justin ...."

"Susst bentar ah, lagi laper ini."

"Justin ...."

"Aduh apaan sih!" Justin melihat ke belakang, "eh Bu guru ... Mau makan Bu?"

Justin yang tertangkap basah telah membolos di hukum oleh gurunya untuk berlari selama 30 menit mengelilingi lapangan. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status