***"Bagaimana kondisi sejauh ini?" Marco sedang mengadakan rapat dengan anak buah keesokan paginya."Tenang saja, bos. Latar belakang para tamu yang akan hadir sudah clear."Jett menjelaskan laporannya, "Sekitar seratusan tamu akan menghadiri pemberkatan khususnya pihak keluarga dan sahabat kedua mempelai saja. Tamu yang hadir pada acara resepsi mungkin akan lebih banyak tapi tidak signifikan. Sedangkan, kondisi tamu pada acara after party sudah pasti jauh lebih berkurang.""Tetap harus diperhatikan, Jett!""Baik, bos.""Bagaimana dengan hasil rekaman kamera pengawas ketika penyerangan terhadap pengawal sebelumnya? Sudah dapat diverifikasi kelompok mana yang melakukannya?"
***Melihat Isa melepaskan diri dari dekapannya untuk melindungi sahabatnya merupakan peristiwa sepersekian detik yang sangat membekas bagi Marco.Isa seolah terbang untuk menyelamatkan sahabatnya, Astaga Isa!Kenapa Isa harus mengorbankan dirinya sendiri?Marco tidak tahu perasaan apa yang menyesakinya.Ia tidak pernah merasakannya.Interaksinya dengan beberapa perempuan yang pernah singgah di hidupnya tidak sebanding dengan apa yang sedang dirasakannya saat ini.Panik. Marah. Bingung.Seakan ujung dunia ada berada di ujung peluru dari senjata yang baru dia arahkan ke langit.Intensitas yang dirasakannya, koneksi yang
***Keesokan paginya mereka sudah dalam perjalanan pulang menuju Dallas. Meski sebelumnya, Marco harus menghadapi kekacauan sedikit di rumah sakit. Isa masih harus melalui proses observasi dan pemulihan sehingga tidak diperbolehkan pulang dulu.Sedangkan menurutnya, selama Isa masih berada di ruang publik maka keselamatan jiwanya justru dipertaruhkan. Namun, kekacauan itu dapat diselesaikan setelah ia membuat surat pernyataan pulang atas permintaan keluarga pasien, pihak Rumah Sakit akhirnya mengijinkan Isa meninggalkan rumah sakit..."Silakan, Miss Reyes." Marco mempersilakannya masuk ke mobil menuju bandara.Gadisnya tidak banyak bertanya. Mengikuti perintahnya.Ini harus diakhiri. Ga
***Seminggu berlalu setelah kejadian penembakan terhadap Isa. Marco kembali menapaki area lorong makan kediaman keluarga Rivera. Berusaha mencuri pandang sosok yang dirindukannya selama dua minggu terakhir.Dalam malam-malamnya yang panjang, seringkali Marco menyesali kepergiannya. Setelah percakapan mereka terakhir di kamar mandi, Marco memutuskan pergi sementara dari Isa. Gadis itu berada dibawah pengawasan Zayden meski setiap waktu ia selalu memantau dari jauh. Ia harus menyelidiki sendiri siapa dalang dibalik penembakan Isa di San Lucas.Toh, bukan hanya Isa, Marco pun merasakan kepedihan yang sa
***"Bagaimana kondisi bahumu, Princess?" Marco masih mengelus sisi pahanya."Aku pikir kau tidak akan bertanya."Marco mengecup salah satu bahunya."Bukan itu yang tertembak.""Iya, aku tahu.""Memarnya tinggal sedikit."
***Marco sedang duduk dan sarapan di meja makan ketika Isa masuk dengan setelan pilatesnya setelah berlatih di teras halaman belakang."Aha. Bagaimana tidurmu semalam, Marco?" Isa menyapanya dengan semangat.[Menyenangkan. Pemandangan indah. Andai gadisnya tahu.]"Cukup nyenyak," jawabnya.Isa tahu lelaki itu berbohong karena ia sendiri tidak bisa tidur.
***💚💚💚Tok! Tok! Marco mengetuk daun pintu dihadapannya. Menarik nafas panjang dan bersiap menuju arena pertarungan."Masuk." Ia pun masuk dan tatapan Isa sudah siap membelahnya menjadi partikel kubik yang bisa lenyap karena hembusan angin."Marco. Duduk."Isa sedang duduk di kursi kebesaran Teresa. Menghadapnya. Ia lalu duduk dan menegakkan tubuhnya.Situasi ini cukup menegangkan. Tidak pernah tersirat dalam ba
***Dua hari kemudian, mereka sudah bersiap menuju lokasi pemotretan yang dituju Isa. Marco sengaja hanya menggunakan dua mobil yang beriringan. Tim miliknya sudah disebar di sepanjang festival bunga.Ia dan Isa berada dalam satu mobil Jeep bersama. Sedangkan, Jett dan Ash berada di depan mobil mereka."Apa yang kau katakan pada Miss Fletcher tentang pemindahan lokasi dan hari pemotretan? Perempuan itu termasuk Kepala Sekolah yang cerewet dengan jadwal dan lokasi pemotretan. Aku tidak percaya, ia dapat setuju begitu saja dengan idemu, Marco."Marco mengulum senyu