Share

Chapter 2

     Cuaca di keesokan harinya masih sama panasnya dengan kemarin. Yu Shi sama sekali tak menyukai hawa panas di Tukhestan yang derajat panasnya berkali-kali lipat dibanding hawa panas di An Chang, masih ditambah hembusan angin kering padang pasir. Memang kota barat seperti Yitmaiszk ini paling cocok menjadi tempat hukuman bagi orang-orang Han seperti dirinya dan Cao Xun.

    Namun di hari itu Raja Tukhestan Yerzhan, tiba-tiba saja muncul di penambangan disertai iring-iringannya yang megah. Hal ini cukup mengherankan Yu Shi, mengingat sang Raja biasanya hanya muncul saat musim yang sejuk dan menyegarkan, dan bukan di saat yang panas dan menyiksa seperti sekarang ini.

    Mandor Karkysbai datang terbungkuk-bungkuk ke hadapan sang Raja yang bertanya, "Apa yang menyebabkan kalian lama sekali  mengumpulkan permata yang diminta?"

    "Ampun Baginda, akhir-akhir ini para budak tidak mampu bekerja sesuai harapan," Karkysbai menjawab takzim.

    "Oh..." Raja Yerzhan memanglingkan wajahnya menatap Yu Shi yang segera menyibukkan diri menggali tanah. Semua orang di penambangan tahu sang Raja Tukhestan memiliki dendam pribadi terhadap Yu Shi, lebih disebabkan karena masalah kerajaan terutama leluhurnya. Pendahulu Yu Shi, Kaisar Han Ming Shi berhasil menaklukkan seluruh dunia pada zamannya, dan tentunya termasuk Tukhestan. Sang Kaisar menerapkan sistem pemerintahan yang sama sekali tidak disukai bangsa Tukhestan, namun pemberontakan-pemberontakan yang mereka lancarkan selalu berhasil ditumpas. Mereka baru berhasil memerdekakan diri saat pemerintahan Han di bawah Kaisar Han Cheng Shi melemah. Dan setelah Kekaisaran Han jatuh, kaisar baru yang mengetahui kebencian Raja Tukhestan terhadap mantan anggota istana Han tersebut lantas mengirimkan mereka semua ke Tukhestan sehingga dapat menjalin hubungan diplomatik yang lebih baik dengan mereka. Raja Tukhestan menerima mereka semua dengan senang hati. Karena dengan begitu ia bisa melampiaskan kejengkelan dan sentimennya terhadap keturunan Kaisar Han Ming Shi tersebut. Dan kini hanya tertinggal Yu Shi seorang, karenanya dialah yang selalu menjadi sasaran sang Raja.

    Raja Yerzhan melangkah perlahan mendekati Yu Shi. Mengikuti nalurinya sebetulnya pemuda itu ingin sekali berlari menghindar, namun ia tahu itu takkan ada gunanya, malah yang ada membuat masalah semakin runyam. Ia pun semakin memusatkan konsentrasi pada pekerjaannya, sementara sang Raja telah berdiri di sampingnya dan merutuk keras, "Kenapa selalu kau yang paling lambat? Penambang yang lain telah mengumpulkan enam puluh permata, kau bahkan belum mendapatkan sepertiga jumlah mereka!"

    Tapi itu memang benar. Walaupun Yu Shi tahu kenapa. Karkysbai telah mengatur supaya ia ditempatkan di area yang mengandung paling sedikit permata.

    "Jawab pertanyaanku!" Raja Yerzhan membentak. Namun alih-alih merasa gentar, Yu Shi tetap tak mengacuhkannya dan terus bekerja dalam diam.

    "Prajurit!" Raja Yerzhan yang kebetulan sedang tidak enak pikiran dan tengah membutuhkan pelampiasan, segera memerintahkan anak buahnya untuk menghukum Yu Shi. Para prajurit tidak perlu diberitahu secara terperinci, mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan. Begitu pula Yu Shi. Pemuda itu lantas memejamkan mata dengan pasrah saat para prajurit mengikat tangannya dan memukulnya keras-keras.

    Raja Yerzhan tak dapat menyembunyikan keterkejutannya saat melihat Yu Shi sama sekali tidak mengeluarkan teriakan walaupun prajuritnya memukul dengan sangat keras. "Lebih keras lagi!" teriaknya.

    Yu Shi mengatupkan bibir keras-keras. Pukulan-pukulan yang bertubi-tubi menderanya ini benar-benar menyakitkan. Ia sudah tak kuat lagi, ia harus mengeluarkan jeritan kesakitan...

    Tapi dengan begitu, ia akan memberikan apa yang diinginkan sang Raja Tukhestan. Dan ia tidak rela melihat sang raja bergembira atas penyiksaan terhadap dirinya.

    Karena itulah, ia kembali menelan semua jerit kesakitan itu ke dalam dirinya. Sampai seorang prajurit dengan tergopoh-gopoh mendatanginya. "Lapor Yang Mulia... Yang Mulia Putri sakit keras!"

    "Apa?!" Raja Yerzhan menggelegar. "Bukankah tadi ia masih baik-baik saja?!"

    "Laporan ini baru saja datang, dikirimkan oleh burung merpati barusan..."

    Raja Yerzhan mendesah keras. Ia sangat menyayangi putrinya, dan kini sang putri sakit keras. "Perintahkan pasukan untuk kembali ke Istana!" Ia berbalik menatap Yu Shi. "Anggap saja kali ini kau beruntung. Tapi akan kupastikan lain kali kau tidak seberuntung hari ini!" Ia bergegas pergi.

    Yu Shi memperhatikan rombongan bangsawan Tukhestan beranjak menjauh, kemudian mengalihkan pandangannya ke tembok di belakangnya. Seketika itu juga ia mengetahui, bukanlah karena keberuntungannya semata Raja Yerzhan bisa meninggalkannya begitu saja. Semuanya ditentukan oleh sepasang mata yang berkilat menatapnya, yang seakan tengah memberinya sebuah tanda.

    Tanda itu sangat jelas maknanya. Orang asing itu ingin ia menemuinya.

    Tapi yang pasti tentunya bukan sekarang. Terlalu banyak prajurit. Setidaknya di malam hari setelah mereka semua tertidur, itu jauh lebih aman, batin Yu Shi.

    Sepasang bola mata itu berkedip seolah dapat membaca apa yang dipikirkan Yu Shi, sebelum ia menghilang dari pandangan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status