Share

Chapter 10

    "Akhirnya kau sendiripun ikut ketakutan terhadap An Dao Dui?" tanya Cao Xun.

    Yu Shi menggeleng. Cao Xun kebingungan. "Tapi kau sendiri yang memerintahkan kami semua untuk mundur?..."

    "Percuma saja melawan mereka. Mental pasukan kita sudah kalah sebelum bertempur. Pula musuh sangat pintar menciptakan efek dramatis dengan muncul dari daerah berkabut tebal serta memakai pakaian dan cadar serba hitam." Yu Shi meletakkan siku tangannya ke atas kakinya yang duduk bersila. "Dan aku juga tidak takut terhadap Song Qiu. Hanya saja kata-katanya  barusan memberikanku letikan ide."

    Cao Xun langsung tertarik. "Ide?"

    "Ya," Yu Shi lantas bangkit berdiri. "Aku ingin pergi ke suatu tempat. Sementara itu, tolong bantu aku mengawasi prajurit dan keadaan. Bila terjadi sesuatu, segera kirimkan si Perak kepadaku." Si Perak adalah burung merpati peliharaan Yu Shi.

    "Tapi kau mau pergi ke mana malam-malam begini?..."

    Sinar pucat rembulan berpendar menimpa wajah Yu Shi ketika ia membuka tirai kemah serta berujar, "Untuk melawan Dewa Kematian, aku harus menjadi seorang Penyihir."

    Cao Xun hanya bisa melongo, sementara Yu Shi keluar dari kemah. Terlebih dahulu ia mengamati keadaan di sekelilingnya. Suasana sunyi senyap, para pasukannya rupanya sudah terlelap dan tidak ada tanda-tanda kehadiran musuh. Yu Shi segera menaiki kudanya, memacunya menuju Gua Kekelaman.

    Gua Kekelaman terletak cukup dekat dengan wilayah mereka, hanya saja lokasinya agak sulit untuk ditemukan. Namun Yu Shi telah membaca lebih dari ratusan buku sehingga ia tahu bahwa Gua Kekelaman tersembunyi di balik pepohonan yang daun-daunnya baru akan menyembul membuka bila didekatkan dengan kobaran api.

    Yu Shi mengamati dedaunan yang perlahan-lahan mulai bergerak mengangakan sebuah terowongan menuju ke dasar gunung. Lubang terowongan itu amat gelap sampai-sampai Yu Shi tidak bisa melihat apa-apa di baliknya, dan ia pun membatin, Gua Kekelaman benar-benar nama yang cocok untuk tempat ini. Sangat misterius, dengan kekelaman yang seakan menyembunyikan segalanya tapi toh tunduk juga pada perintah cahaya.

    Mengangkat obornya tinggi-tinggi, Yu Shi melangkah masuk ke dalam goa. Sedikitpun ia tidak merasa gentar, sebaliknya malah ia merasa sangat bersemangat karena akan bisa berjumpa dengan orang yang dapat menolongnya sebentar lagi.

    Namun sebentar kemudian, ia mendengar suara-suara yang mulanya tidak jelas suara apakah itu. Yu Shi terus melangkah, dan suara-suara itu menjadi semakin jelas  yang merupakan sebuah percakapan. Melangkah semakin dekat ke asal sumber percakapan, Yu Shi mampu mendengar isi percakapan itu dengan lebih jelas.

    " ... kau harus memberikanku benda itu, kalau tidak, nyawa semua rakyat An Chang akan terancam."

    "Harus kuulangi berapa kali supaya kau mengerti Benda itu tidak bisa kuberikan padamu. Dan kurasa kau bukan menginginkannya untuk menyelamatkan warga An Chang, melainkan untuk menyelamatkan dirimu sendiri."

    "Akan kuberikan emas dan perak sebanyak apapun yang kau minta!..."

    "Kau pikir harga benda itu bisa diukur dengan emas? Bahkan bila kaisar sendiripun yang meminta, aku juga tak akan memberikannya."

    Percakapan kedua orang itu segera terputus karena mereka telah melihat Yu Shi muncul di hadapan mereka. Yu Shi memandangi kedua orang yang tampak kaget melihat kehadirannya itu dengan saksama. Ia belum pernah bertemu dengan mereka, namun ia tahu yang berdiri di tengah-tengah pastilah orang yang ia cari  Madam Chen. Penampilannya sama persis seperti yang dideskripsikan dalam buku; wanita tua dengan rupa tiga puluh tahun lebih muda daripada usia sebenarnya, rambutnya yang walaupun telah memutih seluruhnya namun malah menambah keagungan serta kemisteriusannya, sorot mata hitamnya yang awas dan waspada, tubuhnya yang tinggi kurus terbalut dengan jubah hitam berhiaskan kristal-kristal upacara pemujaan. Tepat di depannya melintang sebilah sarkofagus dengan kristal besar di atasnya.

    Sementara orang yang satunya lagi tidak dapat Yu Shi kenali, apalagi karena ia memakai pakaian serba hitam serta cadar menutupi wajahnya. Nyaris saja Yu Shi mengiranya sebagai salah satu pasukan An Dao Dui, ketika diingatnya kembali orang ini pernah berkata, menginginkan suatu benda untuk menyelamatkan rakyat An Chang. Berarti, bukan prajurit An Dao Dui, batin Yu Shi penuh syukur. Tetapi, tetap saja ia merasa gerah karena ada orang lain akan mendengar rencananya ini.

    "Siapa kau?" Madam Chen berpaling menatap Yu Shi. "Apakah kau juga sama dengannya, menginginkan Kristal  Waktu dari Kuil Amitabha?"

    Yu Shi menelan ludah. "Nama saya Li Run Fang, saya adalah salah satu kapten pasukan kekaisaran yang tengah bertugas memadamkan pemberontakan Cheng Xi Bo. Dan yang saya cari bukanlah benda mati, melainkan orang. Seseorang yang mampu menjadi pawang dari berbagai binatang buas." Ia memandangi Madam Chen, harap-harap cemas. "Madam Chen Anda tentu mengenal orang-orang berkekuatan sakti, bukan? Tidak sulit bagi Anda untuk membawa orang seperti itu kepada saya."

    Sejenak, Madam Chen terdiam. Namun beberapa detik kemudian, ia mulai tertawa terbahak-bahak. Semakin lama semakin keras. "Kukira kau mau meminta apa dariku ternyata hanya seperti itu! Kalau hanya untuk memenuhi permintaan semudah itu, dia pun juga bisa memenuhinya!" Masih sambil tertawa, Madam Chen memanglingkan wajahnya ke arah si orang bercadar. "Bagaimana? Bukan soal sulit bagimu untuk mencarikan pemuda ini pawang, bukan?"

    Si orang bercadar lantas menatap Yu Shi dengan lebih seksama. "Kaukatakan tadi, kau adalah kapten pasukan kerajaan?"

    "Benar," Yu Shi mengangguk.

    "Memang apa yang bisa dilakukan pawang-pawang itu untuk membantu pasukanmu memadamkan pemberontakan?"

    "Mereka akan sangat berguna untuk menundukkan Cheng Xi Bo."

    "Dalam hal apa mereka berguna?"

    Yu Shi mengerutkan alisnya. Orang ini terlalu ingin tahu, dan ia tidak menyukainya. "Itu urusan internal dalam kemiliteran. Sekarang, Anda hanya perlu menjawab, bisa atau tidak mencarikan pawang-pawang itu untuk saya?"

    Madam Chen kembali tertawa. "Akhirnya! Ada juga orang yang berani menentangmu" Tawanya membuat si orang bercadar amat tidak senang, sementara Madam Chen lanjut berujar kepada Yu Shi, "Tidak apa-apa, Anak muda. Dia bukan mata-mata musuh. Beritahukan saja perihal yang sebenarnya kepadanya."

    Bola mata si orang bercadar menyorotkan sinar berapi-api. Yu Shi terpaksa mengalah. "Pasukan An Dao Dui mengatakan diri mereka sehebat dewa kematian, dan celakanya lagi pasukan saya mempercayai kebohongan seperti itu, sehingga mereka sudah kalah dahulu sebelum bertempur. Jadi saya perlu pawang yang bisa mengontrol binatang buas. Bila pasukan kita memiliki orang yang juga memiliki kemampuan yang mereka rasa aneh bin ajaib, semangat tempur mereka otomatis akan kembali meningkat dan mereka bisa mengalahkan pasukan An Dao Dui dengan mudah."

    Entah apakah hanya perasaan Yu Shi saja atau memang benar, si orang bercadar nampaknya sangat terpesona saat mendengar ide Yu Shi tersebut. Di lain pihak, tawa Madam Chen semakin keras. "Pergilah! Kau tidak memerlukan Kristal Waktu atau apapun juga untuk mencapai tujuanmu. Pemuda inilah yang akan mewujudkannya untukmu! Pergilah, dan bantulah dia mencari pawang-pawang seperti yang ia minta itu!"

    Si orang bercadar melempar pandang penuh penilaian ke arah Yu Shi, lalu memutar langkahnya.

    "Ikut aku!"

    Itu bukan sebuah ajakan, itu merupakan sebuah perintah. Ragu-ragu, Yu Shi memandang Madam Chen. Wanita tua itu mengangguk meyakinkan. Tidak punya pilihan lain, Yu Shi pun mengikuti langkahnya.

    Ketika mereka telah keluar dari dalam gua, si orang bercadar bertanya, "Kau punya kuda?"

    "Ya. Kuda putih di sebelah kiri sana adalah kudaku," ia menunjuk kuda putihnya.

    Si orang bercadar dengan cepat naik ke atas kuda putih Yu Shi. "Kau tidak perlu ikut," sergahnya cepat ketika dilihatnya Yu Shi juga hendak menaiki si kuda. "Biar aku yang mengurusnya sendiri."

    Rasa marah mulai mengusik batin Yu Shi. Ia lantas membuka mulut siap berargumen, namun si orang bercadar menyahut lebih cepat, "Para pawang itu terdiri dari sekumpulan orang-orang aneh. Mereka tidak suka dengan kedatangan orang asing, tetapi mereka sudah mengenalku. Jangan khawatir." Sinar matanya tampak melembut. "Percayalah padaku. Aku pasti akan kembali ke sini, secepat yang kubisa."

    "Alasan yang dibuat-buat! Bagaimanapun juga mereka akan bertemu denganku!"

    Sebelum Yu Shi mampu melanjutkan kalimatnya, si orang bercadar telah memacu kudanya. Melesat meninggalkan Yu Shi yang kini hanya mampu melongo saking kagetnya dengan tingkah laku si orang bercadar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status