Betulkah demikian?
"Tolong! Tolong aku!!!"
Yu Shi, Cao Xun serta Feng Lan segera menoleh. Tidak jauh dari mereka, massa mantan pasukan Cheng Xi Bo tampak tengah menyandera Xiu Lan. Salah seorang di antaranya menukas, "Wah, Tuan Putri yang satu ini sudah muda lagi cantik, pas sekali untuk bersenang-senang!"
Fu Liu menyeringai mengerikan, "Kita bebas mempermaikannya sesuka hati, dia milik kita sekarang. Paduka Kaisar pasti juga menyetujui perbuatan kita ini." Ia menjilat bibirnya.
Wajah Xiu Lan benar-benar putih pucat sekarang. "Kalian mau apakan aku?!... Jangan!..."
"Ka..." Tapi belum sempat Yu Shi melanjutkan kalimatnya, Fu Liu membelalakkan bola matanya seakan tengah memberi sebuah isyarat. Yu Shi lantas mengerti apa maksud sebenarnya Fu Liu menyandera Xiu Lan.
Yu Shi lekas mencabut pedang kebesarannya dari pinggangnya. Sambil mengacungkannya
Terlalu shock mendengar pertanyaan Feng Lan, tanpa sadar Yu Shi membelalakkan matanya. Begitu juga Cao Xun, menatap Feng Lan dengan tak percaya. Ekspresi ketakutan mereka berdua membuat Feng Lan tersenyum lebar. "Ternyata dugaanku benar," bisiknya lirih. "Kau memang seorang pangeran..." "Putri, saya mohon hentikan canda Anda ini! Terlalu berbahaya! Bila ada orang mendengar, mereka akan mengira saya sedang meninggikan status saya dan..." "Mantan Pangeran... dari Kekaisaran yang telah hancur." Feng Lan meraih sebuah buku sangat besar lagi tebal, meletakkannya di atas meja kemudian membukanya dengan cepat. Buku berisikan potret gambar orang-orang tersebut membalik cepat, dan berhenti di selembar halaman dengan potret seseorang yang membuat wajah Yu Shi memucat bagaikan membatu. "Kaisar Han Ming Shi, bergelar Wen Xing, merupakan kaisar kedua puluh lima dari generasi Han serta kaisar denga
Itu merupakan suara marah Ying Lan. Rasanya Yu Shi bisa merasakan jantungnya copot saat itu juga. Baru tadi ia ketahuan Feng Lan, masa sekarang juga ketahuan Ying Lan? Refleks, ia melongokkan kepalanya ke belakang, dan ternyata Cao Xun serta Feng Lan juga melakukan hal serupa. Alih-alih, mereka tidak mendapatkan siapapun berdiri di belakang mereka. "Putri... aku terpaksa! Kaisar lah yang menyuruhku untuk bertempur! Bahkan beliau terus membanding-bandingkanku dengan Li Run Fang si anak kemarin sore itu!" "Itu suara Ma Yong Quan, tunangan kakakku Ying Lan," seakan mengetahui Yu Shi tidak mengenali si pemilik suara kedua, Feng Lan menjelaskan dengan berbisik rendah. Mereka bertiga lantas mengendap-endap mencari tahu di mana persisnya kedua pasangan itu bercakap-cakap, dan dengan cepat menemukannya. Berjarak dua rak buku raksasa, mereka dapat melihat Ying Lan dan Yong Quan saling berhadapan. Ying Lan yang pada saat di pesta nampak
"Kau bilang, kau sudah memutuskan putri mana yang akan kau pilih?" Tuan Li bertanya, tidak bisa menyembunyikan nada girang dalam suaranya. Yu Shi mengangguk mantap. "Benar, Guru." "Apakah Putri Pertama Liang Ying Lan?" "Bukan dia. Yang saya pilih adalah Putri Kedua, Liang Feng Lan." Tuan Li nampak sangat tidak senang. "Mengapa bukan yang sulung? Kau harus tahu aturan permainan istana. Untuk urusan takhta, mereka selalu mengatamakan si sulung." "Tetapi Han memilih sang pewaris dari hasil kompetisi." "Hanya Han saja yang memiliki konsep itu! Negara lainnya memilih penguasa selanjutnya berdasarkan urutan kelahiran, semestinya kau sudah tahu akan hal itu! Dan asal kau tahu, Putri Feng Lan merupakan putri yang paling tidak disayangi oleh kaisar, jadi kansnya untuk meraih takhta boleh dibilang nihil!" "Si
Tapi memang benar ada yang datang menghampiri mereka. Feng Lan. "Selamat pagi," sapanya lembut. Namun ekspresi wajahnya berubah ketika melihat aksi mereka yang memang tampak konyol. "Ternyata inilah alasan kalian berdua datang terlambat. Kalian bercanda dulu di sini rupanya." Lekas-lekas kedua pemuda itu merapikan posisi mereka masing-masing, lantas menghaturkan hormat. "Maafkan kami atas ketidaksopanan kami, Tuan Putri!" "Ya... sekali ini aku maafkan, tapi lain kali jangan begitu. Untung aku tidak sedang ingin mendiskusikan hal penting denganmu," Feng Lan melemparkan tatapan tajam pada Yu Shi yang langsung menundukkan kepalanya. Ia lantas membalikkan tubuhnya, berjalan memimpin di depan. Di belakangnya, Yu Shi dan Cao Xun saling bertukar pandang. "Kau salah!" Yu Shi berbisik. Cao Xun hanya mengangkat bahu. "Apakah Ayahanda Kaisar sudah memanggilmu?" Feng Lan bertan
Feng Lan benar-benar sangat terkejut. "Kau ditempatkan di bawah Yong Quan?" Yu Shi mengangguk pelan. "Dia bahkan mengepalai seluruh pasukan." "Bagaimana mungkin Ayahanda memilihnya sebagai Panglima Utama?! Masih banyak orang-orang yang jauh lebih berbakat daripada dia! Memilihnya sebagai Panglima Utama hanya akan membawa kematian bagi seluruh pasukan!" Feng Lan benar-benar sangat gelisah, ia mendesah untuk yang kesekian kalinya. "Aku tahu... Pasti karena perjanjian malam itu..." "Baginda Kaisar tadi memang menyebutkan bahwa Yong Quan terikat dalam sebuah sumpah atau semacamnya..." "Ya, aku sudah tahu. Dua malam yang lalu Yong Quan menyodorkan tubuhnya dan memberikan kenikmatan seksual pada kakakku, dengan imbalan kakakku harus membujuk Ayahanda agar bersedia mengangkatnya sebagai Panglima Utama... Tentu saja aku tahu akan hal itu. Bagaimana tidak, kalau aku tetap dapat
Hari yang dipilih untuk keberangkatan pasukan tentunya merupakan hari baik yang khusus dan spesial. Di hari itu pagi-pagi sekali matahari telah merekah bercahaya, namun tidak panas membakar. Angin bertiup lembut, sepoi-sepoi dan membawa kesejukan, bahkan turut membawa aroma rerumputan yang menyegarkan. Seluruh pasukan Liang yang berjumlah seratus ribu orang tersebut berada dalam kondisi puncak. Apalagi Pasukan Utara, mereka tahu Panglima pemimpin mereka adalah Yu Shi yang telah berhasil memadamkan Pemberontakan Cheng Xi Bo. Mereka seakan mendapat keyakinan, pada pertempuran kali ini pun mereka pasti juga akan menang. Untuk menambah keyakinan moral mereka Yu Shi masih menempatkan pasukan An Dao Dui ke dalam pasukannya. Pasukan kecil namun lihai yang dipimpin Song Qiu itu diselipkan di sela-sela kecil barisan, dimaksudkan sebagai senjata rahasia untuk menekan musuh. Ternyata seluruh formasi ini sangat berguna, bahkan masih meningkatkan semangat tempur
Tapi belum bertarung sampai sepuluh jurus, Yu Shi menemukan dirinya telah terdesak. Ini di luar dugaannya; Enkhjargal yang bertubuh cebol dan ceking ternyata mempunyai kekuatan raksasa. Dibutuhkan tenaga sangat besar untuk bisa mengimbangi Enkhjargal, namun walau Yu Shi telah mengerahkan seluruh kekuatannya, tetap saja ia tidak mampu mengalahkan sang jenderal Khanate. Sebentar saja kekuatan Yu Shi telah terkuras habis. Ia sudah nyaris tidak mampu melawan lagi. Dan Enkhjargal yang masih tetap tak tergoyahkan itu mengangkat tombaknya tinggi-tinggi, siap melancarkan serangan penghabisan. "Yu Shi!!! Awas!" Yu Shi tertegun. Cao Xun telah berdiri di sampingnya, tengah menangkis serangan Enkhjargal dengan pedangnya. Segera saja kedua pemuda itu terlibat dalam pertempuran adu tenaga. "Sial... Bagaimana mungkin bocah sepertimu bisa sekuat ini...?!" Cao Xun merutuk keras. Dia sendiripun juga tidak mampu menandingi ke
Tidak ada gurat penyesalan ataupun rasa malu terpancar dari mimik wajah Ma Yong Quan, sebaliknya tatapan penuh keangkuhan lah yang kini diedarkan olehnya. "Hari ini, walaupun kita kalah dari Khanate, namun kita telah berhasil mengetahui formasi dan bentuk penyerangan mereka. Ini justru merupakan informasi bagus bagi kita seperti yang juga dianjurkan oleh Sun Tzu." Maksudmu Strategi "Kagetkan Ular dengan Memukul Rumput di Sekitarnya"? Tapi bukankah itu seharusnya dilakukan pada saat melawan musuh yang sama sekali belum pernah kita lawan? Sementara kau kan sudah sering melawan Khanate? Yu Shi membatin satir. "Kita pun dapat memastikan bahwa Benteng Ulaankhovd sangat tidak cocok untuk diserang, dan aku pun menjadi semakin yakin bahwa, dari lima benteng perbatasan terluar Khanate, memang sebaiknya kita menyerang Benteng Baruun-Urt, pasukan yang menjaganya berjumlah paling sedikit dari pasukan benteng lain..."