Share

Sesak

Devan mengendarai mobilnya membelah jalanan kota yang ramai akan mobil yang berlalu lalang. Sebelah tangannya mencengkram stir mobil dan sebelah tangannya lagi menggenggam tangan mulus Anna dan sesekali menciumnya.

“Kita mau kemana?” Tanya Devan. Sesekali ia menoleh kearah Anna yang nampak sedang asik mendengarkan musik yang menjadi pengiring perjalanan keduanya.

“Ke mall ajalah, temani aku belanja atau mau nonton juga sekalian sama cari makan siang nanti,” Ujar Anna seraya menoleh kearah Devan yang menatap lurus kedepan.

“Baiklah,” Devan segera melajukan mobilnya menuju sebuah mall yang berada dipusat kota. Sekali lagi Devan memberikan kecupan pada tangan mulus milik Anna yang dibalas rangkulan sayang oleh gadis itu.

“Kangen banget,” Ujar Anna dengan begitu manjanya.

Sesampainya di mall, Anna langsung melepaskan rangkulannya pada tangan Devan dan membiarkan kekasihnya itu mengemudi dengan fokus karena parkiran bagian bawah penuh jadi terpaksa Devan harus memarkirkan mobilnya diatas.

Sesampainya diatas, Yoga segera turun dari mobilnya diikuti dengan Anna. Keduanya memasuki mall dengan bergandengan mesra layaknya pasangan pada umumnya.

“Mau belanja dulu atau nonton dulu?” Tanya Devan.

Anna tidak langsung menjawab, perempuan itu mengangkat pergelangan tangannya yang menampakkan sebuah jam tangan yang melingkar dengan anggun dan elegan. “Belanja dulu deh, habis itu makan baru nonton,” Sarannya.

“Baiklah,” Devan tak menolak. Apa yang membuat kekasihnya senang itu yang akan ia lakukan. Lantas, apakah Devan melupakan istrinya sekarang? Ya laki-laki itu benar-benar melupakan Keysia yang kini sudah berstatus sebagai istrinya.

**********

Keysia terlihat sedang mendudukkan dirinya ditepi kolam renang dengan kakinya yang menjuntai dan terendam. Sesekali Key mengayun kakinya hingga menimbulkan percikan pelan. Gadis itu menghela nafas bosan, sudah sejak dari Devan berangkat kerja hingga sekarang tidak ada yang ia lakukan kecuali hal-hal yang membosankan yaitu rebahan, menonton film dan bersantai seperti saat ini.

“Perasaan dulu hidupku tidak semembosankan ini,” Gumam Keysia seraya kembali menghembuskan nafasnya untuk yang kesekian kalinya.

Lantas gadis itu mengembungkan pipinya, matanya melirik camilan juga orange jus yang ada disebelahnya. Tangannya tergerak untuk mengambil air berwarna orange itu lantas meneguknya.

“Hmmm, yaampun,” Gadis itu terus bermonolog tanpa ada yang menyahutinya kecuali angin yang beberapa kali menerpa kulitnya.

Ting

Sebuah notifikasi pesan masuk kedalam ponsel Keysia membuat gadis itu mengalihkan perhatiannya untuk menatap benda pipi yang disimpan tidak jauh dari piring yang menyimpan camilannya.

Keysia meletakkan gelas yang berisikan orange jus tersebut kemudian berganti meraih ponselnya. Tulisan ‘Nana’ tampak dilayar ponselnya, Keysia pun segera membuka isi pesan tersebut untuk mengetahui isinya.

“Key, gue dirumah lo nih, tapi kok sepi ya kek nggak ada yang ngehuni aja,” Isi pesan dari Nana.

Jari-jari cantik nan lentik milik Keyisa pun segera mengetikkan balasan dan mengirimkannya kepada Nana yang notabenya adalah sahabat Keysia. “Gue nggak dirumah emang, Ada apa lo kerumah gue?”

Tak berselang lama balasan pesan yang dikirimkan oleh Keysia dibaca oleh Nana dan gadis itu pun mengetikkan balasan. “Ya cari lo lah, yakali mau bakar rumah lo!”

“Hm, kita ketemuan di café domino sekarang gimana?”

“Boleh.”

Setelah mendapat balasan dari Nana, Keysia segera bergegas untuk mengganti pakaiannya, tidak lupa ia menyimpan gelas yang berisikan jus jeruk serta camilan yang dibawannya itu kedapur.

Selang beberapa menit, Keysia terlihat sudah siap dengan balutan hodie hitam yang memiliki lengan sebatas siku serta celana baggy pants kotak-kotak hitam putih dengan sneakers hitam dan tas yang senada dengan pakaian yang dikenakannya.

Keysia berjalan menuju keluar rumahnya, namun saat diambang pintu gadis itu teringat akan suaminya yang membuatnya harus menghentikan langkahnya. “Apa aku dikasih ijin sam Mas Devan untuk keluar?” Keysia bermonolog dalam hati.

Kini dia sudah bukan lagi Keysia yang dulu, yang kemana-mana bebas tanpa harus meminta ijin kepada siapapun termasuk ayahnya. Keysia kini sudah berstatus menjadi Nyonya Aderland yang dimana kebebasannya kini sudah hilang terenggut oleh aturan serta batasan.

Keysia mengigit bibir bawahnya mengingat dirinya tidak mempunayi nomor telvon suaminya. “Astaga, istri macam apa aku ini, nomor suami sendiri saja tidak punya,” Gumamnya seraya memberikan pukulan kecil pada kepalanya.

Gawai Keysia yang disimpan didalam tasnya tiba-tiba bersuara membuat gadis itu terpaksa harus mengambilnya. Nama Nana menghiasi layar ponselnya hingga membuat Keysia harus segera menerima panggilan dari sahabatnya itu.

“Key, lo dimana? Gue sudah sampai!” Serunya.

“Iya-iya, bersabarlah sebentar Nona Nana, aku akan segera kesana!” Balas Keysia.

“Jangan lama-lama atau kau akan ku tinggal?!” Acam gadis disebrang telfon itu.

“Tinggal saja, bukannya kau yang ingin bertemu dengan ku?” Keysia menjawab dengan satai.

“Hufftt, baiklah-baiklah, Nona. Segeralah sampai disini, Aku menunggumu!” Ujar Nana yang kemudian langsung memutuskan sambungan telfonnya.

Keysia menatap layar ponselnya yang kini masih menyala, lantas ia buru-buru mematikannya kemudian melanjutkan langkahnya untuk segera menyusul Nana. Tidak lupa gadis itu mengunci pintu rumahnya.

Dengan tergesa-gesa Keysia menapaki halaman rumah suaminya yang luas itu, gadis itu tidak ingin membuat sahabtnya menunggu untuk waktu yang lebih lama lagi.

“Nona,” Suara berat yang mengintrupsi Keysia itu membuat gadis itu seketika menghentikan langkahnya.

“Nona mau kemana?” Tanya laki-laki ber seragamkan satpam yang kini sudah berdiri dihadapan Keysia.

“Paman, aku ingin pergi menemui temanku sebentar, apakah boleh?” Ujar Keysia meminta ijin.

“tentu saja, tapi apakah Nona tida ingin membawa mobil? Biar saya siapkan.”

“Tidak perlu, Paman. Key akan menggunkan taxi saja,” Tolak Keysia dengan penuh kelembutan.

“Apakah anda yakin?” Laki-laki bertubuh kekar itu mencoba memastikan.

“Iya,” Keysia mengangguk seraya tersenyum.

“Baiklah, kalau begitu Key berangkat dulu,” Imbuhnya. Keysia segera bergegas pergi namun baru beberapa langkah gadis itu kembali menghentikan langkahnya dan kembali memutar badannya menatap Satpam yang dikenal dengan nama Sam itu.

“Paman Sam, apakah paman punya kontak Mas Devan?” Tanyanya.

“Tentu saja punya, Nona.”

“Bolehkan aku meminjam ponsel paman sebentar saja untuk menghubungi Mas Devan?”

“Tentu saja, jangan sungkan!” Paman Sam segera meraih ponsel miliknya yang disimpan disaku seragam kerjanya lantas memberikan kepada Keysia, dan gadis itu pun langsung menrimnya kemudian mencari kontak Devan dan menghubunginya.

********

Devan terlihat sedang bergandengan mesra dengan Anna, laki-laki itu kini sedang menemani kekasihnya yang sedang memilih baju yang Anna inginkan.

“Devan, menurutmu ini bagus tidak?” Anna menunjuk sebuah gaun yang terpajang dihadapannya.

“Bagus,” Jawab Devan.

“Apakah cocok jika aku yang mengenakannya?” Ujarnya meminta saran.

“Apapun yang kamu kenakan pasti akan teteap cantik, sayang!” Jawab Devan gemas seraya memberikan kecupan sayang dipelipis Anna.

Drrtttt…. Drrrrtttt….

Devan melepaskan diri dari Anna saat bunyi nyaring yang berasal dari saku jassnya itu mengganggu momen mesranya dengan kekasih tercinta.

“Sebentar,” Ujar Devan. Tangannya tergerak untuk merogoh saku jassnya dan mengambil ponselnya. Ditatapnya benda berbentuk pipih itu, nama paman Sam terlihat menghiasi layar ponselnya yang menyala membuat Devan mnegeryitkan dahinya kemudian segera menerimanya.

“Hallo, Mas Devan?” Ujar Keysia ketika panggilan sudah terhubung.

“Siapa sayang?” Tanya Anna dengan suara yang masih mampu terdengar jelas di indra pedengaran Keysia.

Deg,

“Sayang?” Gumam Keysia dalam hati. Lantas gadis itu langsung meremas tangannya yang kini tersimpan didepan dada.

“Jadi Mas Devan sedang sama kekasihnya,” Pikir Keysia. Gadis itu merasakan nyeri didadanya hingga membuat suara yang hendak ia keluarkan kini kembali tertelan.

“Aku terima telfon dulu,” Setelah sepersekian detik terdiam, Devan akhirnya membuka suara membuat hati Keysia semakin tersayat kuat.

Devan segera berlalu menjauh dari jangkauan Anna kemudian kembali membuka suara. “Keysia,” Serunya. Namun tidak ada balasan dari sebrang membuat Devan kembali menyebutkan nama istrinya.

“Keysia!” Kini suara baritone milik Devan berhasil menyentak telinganya.

“Iya, Mas?” Keysia membalas dengan cepat.

“Ada apa kamu menelfonku?” Tanya Devan.

“Maaf kalau sudah mengganggu waktu Mas Devan, aku hanya ingin meminta ijin untuk bertemu dengan teman ku,” Terang Keysia. Kegetiran kini menyerang dirinya. Sesak bercampur sakit juga cemburu kini Keysia rasakan.

"Kenapa aku haru merasakan ini semua, bukankah pernikahn ini tidak berlandaskan rasa cinta?!" Keysia mencoba untuk menguatkan dirinya sendiri. menguasai diri dari api cemburu yang seperti sedang membakar hati.

“Dimana?” Tanya Devan.

“Café Domino.”

“Pergilah!”

“Boleh?”

“Hm, jangan lupa pulang sebelum petang!” Ujar Devan yang kemudian langsung memutus sambungan telfonnya sepihak.

Keysia menatap layar ponsel yang masih menyala itu kemudian segera memberikannya kepada pemiliknya. “Paman, terima kasih,” Ujarnya dengan seulas senyum yang dipaksakan.

“Iya, sama-sama, Nona,” Paman Sam menerima ponselnya kemudian kembali menyimpannya.

“Baiklah paman, Key pergi dulu,” Pamitnya kemudian segera berlalu meninggalkan rumah mewah milik suaminya.

*

*

*

Hallo hallo semua, terimakasih untuk yang sudah mampir jangan lupa jejaknya :)

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Willny
pengen jitak si devan
goodnovel comment avatar
YULISA ANTULI
semoga Devan dpt karma
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status