“Nona,” Sapa laki-laki itu membuat Keysia menoleh ke sumber suara.
“Kita bertemu lagi,” Ujar laki-laki itu dengan seulas senyum manis diwajah tampannya.
Keysia nampak mengerutkan dahinya mencoba mengingat siapa laki-laki yang mengajaknya berbicara hingga akhirnya, “Anda yang waktu itu menolong saya kan?”
Devan nampak selesai dari acara membersihkan dirinya. Tubuhnya yang hanya dibalut oleh handuk berwarna putih sebatas pinggang terlihat keluar dari dalam kamar mandi dengan rambut yang masih sangat basah. Sangat tampan bagi siapapun yang memandang. Tubuhnya begitu atletis.“Mana baju ganti ku?” Tanya Devan. Ia mendekati Keysia yang sedang asik membaca bukunya.Lantaran Keysia menoleh kearah Devan yang masih bertelanjang dada, sontak Keysia segera memalingkan wajahnya. “Apa kau sengaja tidak memakai b
“Iya sebentar!” Seru Keysia seraya mempercepat langkahnya menuju pintu utama.Suara ketukan pintu pun tidak lagi terdengar sesaat setelah Keysia menyahutinya hingga tak berselang lama kemudian pintu bercat coklat kehitaman itu akhirnya terbuka dan menampakkan sosok Nana.“Lo lama sekali membuka pintunya!” Seru Nana.“Iya maaf,
Suasana malam kini begitu riuh didalam sebuah ballroom hotel yang sedang digunakan untuk mengadakan sebuah pesta pernikahan. Ya, pesta pernikahan yang saat tidak dinanti-nantikan Keysia, pesta yang sangat enggan untuk gadis itu hadiri.Sepasang pengantin pun terlihat saling menyapa tamu yang ada. Rona bahagia jelas terpancar begitu nyata diwajah keduanya, terlihat dari senyuman yang mengembang dari kedua mempelai.Dua orang laki-laki serta satu perempuan terlihat sedang berjalan menghampiri sang mempelai yang sedang
Devan nampak baru saja tiba di bassement hotel tempat dimana Joy sedang melangsungkan pesta pernikahan. Devan mengedarkan pandangannya berharap masih bisa menemukan Keysia disekitarnya. Ia ingin menuntut kejelasan pada gadis itu, tentu saja Devan tahu kalau Keysia akan menghadiri pesta pernikahan itu tetapi ia tidak sampai berfikiran kalau ternyata Joy adalah mantan dari istrinya. Devan mengusap dengan kasar wajahnya tatkala ia tidak lagi menemukan Keysia, lantas ia segera berlari menuju mobilnya dan melajukannya meninggalkan hotel untuk mencari keberadaan Keysia.Di tempat lain, nampaknya di sebuah jalanan yang nampak sepi, Keysia terlihat terduduk di sana dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya, menganak sungai layaknya sebuah aliran deras menuju lautan luas. Wajahnya terlihat begitu sembab yang menandakan kalau gadis itu sudah menangis dalam kurun waktu yang lama. Bayangan Devan yang tiba dengan Anna yang menggandeng mesra di hadapannya seakan terus terngiang di kep
Devan menghentikan mobilnya tepat didepan rumahnya, bibirnya bungkam dengan tatapan yang lurus kedepan membuat Keysia lantas menoleh kearahnya dengan tatapan bertanya-tanya, kenapa Devan tidak langsung memasukkan mobilnya kedalam garasi? Pikirnya.“Masuklah terlebih dahulu, aku masih ada sesuatu yang perlu di urus,” ujarnya kemudian.“Baiklah,” Keysia dengan tidak banyak tanya langsung melepaskan seatbelt yang melilit tubuhnya dan bergegas keluar dari mobil Devan.Selepas keluarnya Keysia dari mobilnya, Devan lantas segera bergegas melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumahnya juga Keysia yang masih menatap kepergiaannya. Namun itu tidak berselang lama, saat mobil yang dikendari Devan kini telah menjauh dari jangkauan matanya, Keysia segera masuk kerumahnya dan di sambut hangat oleh Bi Eli.“Astaga, Non Keysia kenapa bisa begini?” ujarnya bertanya. Raut kekhawatiran terukir jelas di wajah wanita paruh baya itu.“Ceritanya panjang, Bik. Bibi kenapa masih belum tidur
“Maka, kamu ceraikan dia sekarang juga!” ujar Anna dengan lantang.Mendegar perkataan Anna, sontak Devan dan juga Keysia secara bersamaan mneoleh kearahnya.“Tidak bisa!” balas Devan.“Kenapa?” Anna bertanya dengan nada tinggi. “Kenapa tidak bisa, bukankah kamu tidak mencintai dia, lantas atas dasar apa hubungan kalian di pertahankan?” tambahnya.“Aku sudah berjanji akan menjaga Keysia di hadapan almahum papa Keysia,” terangnya.“Lantas, bagaimana dengan aku, mau kau bawa kemana hubungan kita? Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi, Devan?” serang Anna dengan pertanyaan.Devan terdiam seperti tidak mempunyai jawaban, bibirnya terus bungkam dengan iris yang menatap dalam iris coklat pekat milik Anna. Sedangkan Keysia, gadis itu hanya terdiam seraya menunggu jawaban apa yang akan diberikan Devan. Namun, selang beberapa menit kemudian Devan masih bungkam.“Nona A
Sebuah mobil kini melaju dengan kecepatan sedang dengan seorang laki-laki tampan dengan setelan jas di balik kemudi yang terlihat sedang berbincang dengan ponsel pintarnya.“Baiklah, terima kasih,” ujarnya sebelum akhirnya menutup sambungan telfonnya dan menyimpan benda pipih itu disebelahnya. Lantas pandangan matanya kembali ia fokuskan pada jalanan yang ada didepannya.Seorang gadis dengan perawakan tubuh yang begitu familiar kini tertangkap di indra penglihatannya, berjalan dengan lesu seperti tidak mempunyai tenanga. Lantara, ia menambah kecepatan mobinya dan menghentikan tepat di sebelah gadis itu lantas bergegas keluar.“Kesyia,” sapanya.Merasa terpanggil, sosok yang berjalan dengan posisi membelakangi dirinya itu sontak menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya. “Reyhan,” balasnya.Sontak laki-laki yang disapa Reyhan itu mengulas senyumnya dan berjalan mendekati Keysia. “Kamu mau kemana?” tanyanya.“Aku akan pergi ke rumah teman ku,” ba
Oh My Husband 20Setelah dua jam lamanya, kini pesawat yang ditumpangi oleh Devan dan teman-temannya akhirnya landing dengan selamat. Devan dengan diikuti Argan, Joy, Keysia, Alice dan juga Nana nampak berjalan serempak menuju arrival.“Sudah kau siapkan mobilnya?” tanya Devan pada Argan yang berjalan disebelahnya.“Sudah, sesuai yang kamu minta dua mobil,” balas Argan cepat.Adanya Keysia tentu membuat Joy dan juga Alice sektika memasang ekspresi yang tidak biasa. Terlabih lagi Joy, laki-laki itu benar-benar dibuat terkejut oleh Devan, pasalnya ia tidak pernah tau kalau ternyata Devan kenal dengan mantan kekasihnya itu. Sedangkan untuk Nana, Keysia yang meminta kepada Devan untuk mengajak gadis itu dan Devan menyetujuinya.Keenamnya kini akhirnya sampai di arrival, dua mobil kini sudah menunggu kehadiran mereka. “Silahkam tuan,” ujar masing-masing dari supir itu seraya membukakan pintu mobil untuk Devan dan tema