Share

Ulah Pelanggan

Bayu menerobos jalanan dengan sangat lincah. Dia penyetir yang handal. Maka dari itu, para pelanggannya selalu setia padanya. Cepat, tapi mengutamakan keselamatan pelanggan. Bayu sudah mengantarkan istrinya ke kantor. Setelah mengedrop istrinya, dia kembali pulang ke rumah menyusuri kerasnya jalanan ibu kota. Sesekali dia membuka kaca depannya, karena kurang jelas melihat kedepan akibat debu yang menempel di kaca helmnya.

Dia sudah sampai di rumahnya. Dia membuka sepatunya, kemudian masuk ke ruang studioanya. Dia membuka rating sahamnya mengenai aplikasi besutannya. O-Tra ojek online mitra keluarga begitu dia memberi nama aplikasinya. Lelaki itu tersenyum setelah melihat ratingnya naik. Harga saham juga pasti akan naik pula.

Dia mengotak-atik lagi beberapa fitur untuk mempermudah penggunaannya. Dia melakukan itu dengan sangat gembira. Tiba-tiba, di aplikasinya banyak masuk pesanan. Dia keluar memakai jaket dan juga aksesoris yang menandai bahwa dirinya adalah seorang driver. Jaket berwarna hijau muda bergaris hitam putih, sudah dia kenakan. Kemudian dia pergi mengikuti arah google maps yang tersedia di fitur.

Dia sampai di sebuah rumah mewah. Dia mengerutkan keningnya. Ini rumah mewah, akan tetapi pesan ojek? Ah, mungkin saja pembantunya atau siapanya. Dia memencet bel untuk memberi tahu sang pemilik rumah bahwa ojeknya sudah datang.

“Nyari siapa, Mas?” tanya satpam.

“Ada yang pesan ojek online, Pak. Atas nama Zaskia.” Bayu memperlihatkan gawainya foto orang yang memesan ojek online. Satpam itu mengangguk, kemudian masuk ke dalam. Mungkin memanggilkan orang yang memesan ojek online tersebut.

Panas terik hari ini membuat keringatnya deras mengalir. Lelaki itu memicingkan matanya karena menahan terik yang semakin menghujani kulitnya.

“Mas, masnya di suruh masuk katanya,” ucap satpam tersebut.

“Masuk? Memang kenapa?” Bayu sudah tidak enak. Tugasnya tersebut mengantarkan. Tapi di suruh masuk. Tidak ada dalam peraturannya, seorang ojek online suruh masuk kecuali membawa barang. Itu pun tidak boleh membawa barang terlalu berat. Jadi, tidak mungkin jika tidak ada apa-apanya.

“Maaf, Pak. Kenapa saya harus masuk?” tanya Bayu.

“Saya tidak tahu, Mas. Lebih baik masuk saja.” Akhirnya Bayu mengalah. Dia masuk ke rumah itu. Rumah itu sangat besar. Interior dan ornamennya sangat unik.

“Naik ke atas.” Wanita itu memakai baju tang top dengan celana pendek yang memperlihatkan paha mulusnya. Bayu sudah merasa ada yang tidak beres. Akan tetapi ada dororngan tugas untuk menuruti keinginan wanita itu. Dia naik ke lantai atas.

“Kau tidak cocok sebagai driver ojek online. Kau lebih cocok jadi ....” Wanita itu menjeda bicaranya, kemudian berjalan mendekati Bayu. Dia mulai mengulurkan tangannya, dan memegang-megang dada Bayu.

“Maaf, Nona. Jangan seperti ini. Nona mau saya antar kemana? Mari saya antar.” Bayu masih dengan sopan menolak tangan wanita itu dengan melepaskan dari dadanya.

“Aku mau dong diantar ke ranjang saja. Aku ingin menikmati tubuh seximu. Kau temani aku saja. Aku akan membayarmu lebih mahal dari kerjamu menjadi driver ojol.” Bayu mengerutkan keningnya. Dia tidak menyangka jika ada pelanggan yang begitu sangat menjijikkan. Untung saja, dia membawa kamera kecil yang selalu menempel di jaket drivernya. Kamera itu langsung menyambung ke google drivenya.

“Baiklah, Nona. Jika nona tidak mau kemanapun, saya permisi.” Bayu melenggang untuk pergi. Akan tetapi, wanita itu semakin garang. Dia menarik Bayu ke pelukannya. Bayu kelabakan karena tingkah polah wanita itu yang mendadak. Dia sudah berada di atas tubuh wanita itu.

“Nona, jangan kurang ajar!” Bayu banyun dari tubuh wanita itu dan menghempaskan tubuh wanita itu.

“Baru jadi ojol saja belagu. Gue akan laporkan ke aplikasi lo, bahwa lo melakukan pelecehan terhadap saya. Kita lihat saja, siapa yang akan rugi, karena tidak menuruti ajakanku!” geram wanita itu.

“Silakan,Nona. Saya tidak takut, karena saya tidak salah.” Bayu bangkit kemudian berlalu dari kamar itu. Untung saja, wanita itu lupa menguncinya. Jadi, dia sangat mudah untuk keluar. Dia berlari menuruni tangga, akan tetapi wanita itu berteriak memanggilnya bahkan sampai membentur-benturkan tubuhnya. Wanita itu bagai orang gila. Bayu tidak lagi menghiraukan wanita itu. Mungkin wanita itu hanya psikopat yang mencari mangsa.

“Ada apa, Mas?” Pak satpam heran melihat Bayu yang berlari ketakutan. Bayu langsung saja menyetarter motornya, kemudian tancap gas. Untung saja kunci motornya tidak tertinggal. Dia merasa aman setelah beberapa meter dari rumah mewah itu.

“Ya Tuhan, ada-ada saja. Pelanggan demikian. Terrnyata memang sangat beresiko menjadi ojol. Kebijakan perusahaan harus diubah kalau begitu. Sebab, ini resikonya sangat tinggi.”Bayu berkata sendiri sambil menurunkan gasnya agar berjalan lebih lambat. Dia sudah sampai jalan besar. Setelah dua tikungan, dia sampai di salah satu pangkalan, tempat para ojol beristirahat dan bergerombol.

“Bayu? Muke lu pucet kayak dikejar hantu, ada apa?” tanya salah seorang ojol.

“Gue dapat pelanggan gila tahu, nggak?” Bayu menceritakan kejadian baru saja dialaminya.

“Hahaha, gila bagaimana?” tanya yang lain.

“Jadi dia bukan mau diantarkan pergi, tapi minta diantar beradegan ranjang. Gila nggak, tuh?” cerita Bayu.

“Hahaha ... makanya, punya wajah jangan cekep-cakep. Bikin baper pelanggan ‘kan jadinya?” mereka menetrtawakan Bayu. Akan tetapi ada satu driver yang sirik sama dia. Lelaki itu bernama Toni. Dia mencibir Bayu. Rupanya, mereka memang tidak pernah tahu, jika Bayu adalah direktur mereka.

“Ah, itu bisa-bisanya dia saja untuk narik pelanggan. Kalian ngerasa nggak kalau dia mencuri rejeki kita?” tanya Toni.

“Maksud kamu apa, Ton?” tanya Bayu.

“Kamu tahu, Bu Salamah itu sudah langganan denganku dari pertama aku ngojol. Kamu masuk tiba-tiba dia pindah langganan kamu. Apa nggak mencuri rejeki orang?” Toni melotot ke arah Bayu.

“Baik, kalau kamu ngerasa begitu. Saat nanti bu Salamah memsanku, akan kucencel. Gampang ‘kan?” Bayu sengan santai mengatakannya, sambil berpindah duduk di trotoar.

“Lo emang bajingan, ya? Lo ngerendahin gue?” Toni hampir memukul Bayu, jika tidak di cegah oleh teman-teman di pos itu.

“Jangan main tangan, Ton. Kita masih bisa selesaikan dengan baik-baik,” tukas salah seornag teman. Toni sangat marah saat ini. Dia menghempaskan tangan ornag yang memeganginya, kemudian pergi meninggalkan mereka dengan gas yang kencang. Teman-temannya gedeg-gedeg. Memang dari dulu Toni selalu demikian. Dia tidak terima jika langganannya berpindah. Padahal kadang dia sedang narik.

“Sudah biarain, Bay. Dia memang suka demikian. Nggak terima jika ada yang mengambil pelanggannya. Bukan hanya sama kamu, tapi sama teman yang lain juga demikian.” Bayu manggut-manggut. Sepertinya, dia harus mengadakan evant seperti adanya saling solidaritas kalau kejadiannya demikian. Jadi, para driver tidak harus saling berebut pelanggan. Mereka akan merasa layaknya keluarga.

Bayu membereskan jaketnya untuk di pakai kembali. Setelah itu, dia berpamitan dengan teman-temannya untuk pulang. Dia akan mencari tahu siapa saja pelanggan Toni yang beralih kepadanya. Apa sebabnya, dan mengapa?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Donni Nugraha
ga menarik ga masuk akal
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status