Share

5. Cerita Lama

"Bapak kenal dengan ibu Ani?" tanya Damar tak menyangka.

"Iya, saya pernah bertemu dengannya dulu." Dewanda melirik istrinya dan Adriel bergantian.

"Di mana beliau sekarang?" tanya Dewanda pada Sandra.

"Dia dibawa ke rumah sakit di pinggir kota. Puskesmas di sini tidak mempunyai peralatan yang lengkap untuk menanganinya. Dia terkena serangan jantung," terang Sandra.

"Kita ke sana, Pak?" Maria tampak cemas sekali mendengar berita tentang ibu Ani, pendiri dan pemilik panti asuhan Belaian Kasih itu.

"Tapi ...." Damar melirik tamunya sejenak.

"Tidak apa, Pak. Kami juga ingin melihat keadaannya." Dewanda mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh calon besannya itu. Melati dan Adriel menoleh padanya secara bersamaan.

Tanpa diskusi panjang, mereka langsung berangkat ke rumah sakit, tempat wanita yang sudah berusia lebih dari 70 tahun itu. Sandra ikut bersama Adriel di mobil, sementara Damar dan Melati memilih untuk naik sepeda motor saja dengan alasan agar tidak merepotkan calon besannya itu. Tidak butuh waktu lama, mereka sudah sampai ke tempat tujuan.

Ani Cahyani, janda tanpa anak itu tengah terbaring di ranjang rumah sakit dengan bantuan beberapa alat. Sebenarnya, sangat riskan tinggal seorang diri di usianya yang sudah lanjut. Pada usia 40 tahun, dia harus kehilangan suaminya tercinta tanpa meninggalkan seorang anak. Keadaannya yang seperti itulah, yang membuatnya memutuskn untuk membuka panti asuhan. Wanita yang juga berprofesi sebagai seorang guru SD di desa itu, mendedikasikan hidupnya untuk panti asuhan Belaian Kasih. Dengan harapan di sana dia bisa mencurahkan belas kasihannya pada anak-anak yang tidak beruntung karena hidup tanpa orang tua. Di sisi lain, dia juga dapat menemukan cintanya dari anak-anak itu.

Melati menatap lekat wajah wanita yang sudah tidak sadarkan diri itu dari balik kaca. Mereka tidak diizinkan masuk, cukup melihat dari luar. Wajah itu mengingatkannya pada peristiwa hampir 30 tahun yang lalu. Luka yang masih memeras air matanya setiap kali teringat akan kejadiannya. Ketika Adriel berlari ke dalam pelukannya.

"Aku takut, Nek," isak Adriel kala itu sambil memeluk erat dirinya.

"Jangan takut lagi Sayang, nenek dan kakek sudah  bersamamu sekarang." Melati megusap air mata cucunya itu dengan lembut, meski air matanya sendiri berderai tak tertahankan.

Berbulan-bulan mereka terpisah dari bocah kecil berusia lima tahun itu. Betapa hancurnya Melati ketika mendengar berita kecelakaan yang dialami Adrian, putranya bersama anak dan istrinya. Mobil mereka masuk ke dalam jurang dan meledak. Padahal,  sebelumnya mereka berpamitan untuk pergi liburan ke luar kota.

Duka tidak hanya seberat itu, mereka harus berusaha mencari jasad korban yang ternyata tidak ada di tempat kejadian. Menurut keterangan yang berwajib, ada kejanggalan dari kecelakaan itu. Dewanda harus mengerahkan semua pikiran dan uangnya untuk menguak semua teka-teki itu.

"Mereka adalah orang-orang licik." Begitu ucapan Dewanda pada Melati karena tidak ingin terlalu melibatkan istrinya dalam kasus ini, mengingat masalah kesehatannya.  

Segala upaya dan cara mereka lakukan hingga akhirnya dapat menemukan Adriel di sebuah panti asuhan. Mereka mengetahuinya saat melakukan kegiatan amal di berbagai panti asuhan, salah satunya Panti Asuhan Belaian Kasih.  Adriel yang sudah cukup besar, langsung mengenali mereka ketika datang menjemput.

***

Dewanda langsung merangkul istrinya ketika mendengar suara isak yang tak disadari oleh wanita tua itu. Dia mengerti apa yang sedang dirasakan oleh pendamping hidupnya itu. Sakitnya kembali terasa, sama seperti yang dirasakan olehnya.

Sementara itu, pandangan Adriel juga tertumpu pada ibu Ani. Tatapannya tajam, mengungkap sesuatu yang tak terkatakan. Kedua tangannya mengepal.

Sepasang mata Sandra menangkap ekspresi aneh dari Adriel, meski dia tidak tahu apa yang sebenarnya pernah terjadi. Menyadari sedang diperhatikan, Adriel langsung menoleh pada di pemilik mata. Tatapan mereka beradu. Mata Sandra harus menghadapi mata elang dari laki-laki yang akan segera menjadi suaminya itu. Sandra begitu ketakutan.

Mungkin memang ini jalannya, aku harus menikahi wanita ini, batin Adriel.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status