Share

Chapter 9

     Setelah berpikir semalaman, He Xian siap melaporkan keputusannya pada Ming Shi.

     “Saya berterima kasih atas penghargaan Yang Mulia terhadap saya. Saya bersedia menjabat Menteri Teras Kiri... ” Pemuda itu berhenti sejenak. “... namun dengan satu syarat.”

     Aula langsung gaduh. Beberapa pejabat memprotes keras He Xian yang mereka anggap sudah kelewatan. Ming Shi mengangkat tangan, membuat mereka terdiam.

     “Silakan Tuan Sun katakan apa syarat Anda. Aku akan mempertimbangkan.”

     “Saya minta Yang Mulia tidak menghukum mati mantan junjungan saya, Kaisar Ming, serta kolega-kolega pejabat Ming.”

     Aula kembali gaduh, lebih dari pada sebelumnya. Ming Shi terdiam sejenak. 

     “Baiklah,” katanya akhirnya. “Toh, pada dasarnya aku memang tidak berniat menghukum mati mereka. Sekarang juga aku akan menyuruh pengadilan membebaskan mereka.”

     He Xian membungkuk, menghaturkan penghormatan dan ucapan terima kasih.  

***

     “Anak itu terlalu seenaknya mengatur-ngatur, Yang Mulia. Bagaimana mungkin Anda menjadikan orang seperti itu pejabat, dengan tingkatannya sangat tinggi pula?” Perdana Menteri Kang mengajukan keberatannya.

     Ming Shi menghela nafas. “Ini keputusanku. Jangan membantah lagi.”

     “Tidak bisa! Ini berhubungan erat dengan kelangsungan negara kita! Aku tidak melihat satupun alasan kuat mengapa dia harus menjadi Menteri Teras Kiri! Kecuali...”

     “Kecuali apa?”

     Perdana Menteri Kang menelan ludah, lalu mengatakan sesuatu yang ia rasa memang terlalu berani, “Kecuali Anda tidak bisa menilai kemampuan seseorang dan hanya melihat permukaan luar saja!...”

     Ming Shi membanting cangkir tehnya. “Secara tidak langsung kau mau mengatakan aku bodoh?!”

     Perdana Menteri Kang tidak mengucapkan sepatah katapun. 

     “Selama ini aku tetap bersabar dan menghargai Anda karena Anda adalah satu-satunya pamanku dari pihak Ayahanda. Selama ini aku tetap diam, walaupun aku tahu dengan jelas Anda yang memberi saran pada Ayahanda untuk mengadakan pertandingan dengan tema yang membuatku kalah telak. Aku tetap bersabar memberikanmu banyak gundik-gundik muda walaupun akulah yang mereka kecam sebagai pemimpin tidak bermoral. Dan masih banyak lagi. Aku tetap bersabar, karena menghormati Anda adalah wewenang terakhir Ayahanda tepat saat ia meninggal. Tapi bagaimanapun juga, kesabaranku ada batasnya.” Pelan-pelan Ming Shi berdiri, berjalan ke arah pintu.

     Sesuatu dalam kalimat Ming Shi membangkitkan emosi Perdana Menteri Kang. “Bicara tentang budi, seharusnya kaulah yang berutang budi padaku! Aku bisa saja mengadukan trik curang yang kaulakukan saat penentuan ahli waris itu pada ayahmu, tapi aku tak melakukannya, karena aku percaya dari segi kemampuan kau memang lebih pantas memenangkan pertandingan itu! Ternyata, aku...” Pria tua itu mendesah keras-keras, “... Salah duga!”

     Ming Shi menghentikan langkahnya tepat di ambang pintu. Ia berpaling ke belakang. 

     “Kelihatannya Anda terlalu yakin aku tidak berani menyingkirkan Anda, Paman.” Ming Shi berkata lambat-lambat, sinar matanya memancarkan ancaman yang amat sangat. Iapun keluar dari ruangan.

***

     Ming Shi tidak hanya mengampuni nyawa Kaisar Ming, Yan Cheng, dan bangsawan Ming lainnya, ia pun tidak menghapuskan gelar-gelar kebangsawanan mereka. Yan Cheng misalnya, ia tetap bertugas mengepalai Ming yang sekarang telah menjadi negara bagian Han.

     Yan Cheng menghaturkan terima kasih yang amat sangat pada He Xian. “Kami semua berutang budi padamu.”

     He Xian tersipu. “Saya hanya melakukan apa yang semestinya saya lakukan. Saya juga turut senang Kaisar Han ternyata dengan mudah mengabulkan permintaan saya.”

     “Ia nampaknya sangat menghargaimu, Kak. Tetapi penilaiannya sungguh sangat tepat. Kau seorang yang amat baik, Kak He Xian.”

     “Saya hanya melaksanakan seperti pedoman Perdana Menteri Zhan. Ngomong-ngomong Yang Mulia, apa yang hendak Anda lakukan setelah ini?”

     “Apa yang hendak aku lakukan? Tentunya menunggu perintah dari atas, berbeda dengan dulu aku bisa memutuskan sendiri. Bagaimanapun, Ming sebetulnya sudah cukup kuat dan aku tidak perlu bersusah payah...”

     Tiba-tiba terdengar seruan tidak wajar dari semak belukar di belakang mereka. Yan Cheng cepat mengenali itu suara adiknya, Yan Xu.

     “Yan Xu, ada apa?!?” Tanpa pikir panjang Yan Cheng segera menerobos semak belukar yang menghalangi jalannya. He Xian berlari mengikutinya.

***

     Saat itu Yan Xu tengah mengambil barang-barangnya yang ketinggalan.  Ia berjalan cepat setengah berlari, rambutnya yang panjang berkibar indah dimainkan angin. 

     Ming Yan Xu merupakan gadis yang amat cantik. Perihal mengenai kecantikannya telah menyebar ke seluruh penjuru. Berapa banyak bangsawan bahkan pangeran-pangeran dari negeri tetangga telah mengirimkan lamaran padanya. Namun tidak ada satupun dari mereka yang menarik hati Yan Xu. Saat orangtuanya menanyakan alasan mengapa ia selalu menolak lamaran-lamaran itu, Yan Xu menjawab seenaknya, “Aku hanya ingin menikah dengan orang yang memiliki kekuasaan sangat besar.”

     Kening sang Ibu berkeriut tak mengerti, “Tapi banyak dari mereka adalah pangeran yang sangat berkuasa.”

     “Bukan, bukan seperti mereka. Aku menginginkan seseorang dengan kekuasaan jauh... lebih besar. Penguasa dunia.”

     Ia sengaja berkata begitu karena ia tahu takkan ada seorangpun yang mampu memenuhi kriterianya. Gadis itu masih ingin hidup bebas. Pula ia merasa usianya masih muda, ini adalah saat terindah menikmati hidup, dan bukannya terikat dalam perkawinan.

     Karenanya, saat negeri penakluk Han memaksanya menjadi gundik Perdana Menteri Kang, Yan Xu merasa sangat frustrasi. Perdana menteri yang gila daun muda itu memang sudah lama mengidam-idamkannya, hanya saja ia masih tidak berani karena statusnya yang lebih rendah dari sang putri. Saat Han berhasil menaklukkan Ming, Perdana Menteri Kang bersorak gembira, dengan cepat ia mengeluarkan keputusan berat sebelah itu.

     Tetapi karena dekrit Ming Shi selanjutnya adalah mengembalikan status kebangsawanan pembesar Ming, termasuk Yan Xu, maka Perdana Menteri Kang tidak berhak lagi memaksa Yan Xu menjadi gundiknya. Perdana Menteri Kang kesal luar biasa, pula perseteruannya dengan Ming Shi membuat amarahnya semakin menjadi-jadi.

     Perdana Menteri Kang yang emosinya tengah memuncak itu secara tidak sengaja melihat Yan Xu tengah berlari. Gerak-geriknya yang bebas membuat pikirannya yang tengah kacau bertambah semrawut. Melihat tidak ada seorangpun berada di sana kecuali mereka berdua, Perdana Menteri Kang dengan ganas segera menerkam Yan Xu.

     “Putri Yan Xu, bagaimanapun juga kau harus menjadi milikku!”

     “Argh!!! Apa yang kaulakukan orangtua gila?!” Yan Xu meronta. “Tolong, ada orang gila mau mencelakaiku!”

     Namun sekeras apapun Yan Xu meronta, ia tidak dapat melepaskan diri dari cengkeraman perdana menteri yang tengah dilalap nafsu itu. Ia semakin tenggelam... sebentar lagi keperawanannya terenggut, dan ia tidak mampu melawan sama sekali.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status