Share

Bimbang

"Lintang! kenapa kemarin kau sampai terlupa hu? kenapa juga ponsel mu mati? tidak Biasanya kau seperti itu dan kami khawatir! bahkan Aku menyuruh Arkan untuk menelfon mu juga!" ucap Ghea.

"Aku minta maaf, aku memang salah," jawab ku datar

"Hey! kau tau betapa cemas nya aku dan Jelita menghawatirkan mu! bahkan Arkan juga ikut sangat menghawatirkan mu!" imbuh Ghea dengan ekspresi khawatir terpatri di wajah nya.

"Iya, aku juga sangat khawatir sekali dengan mu Lintang, aku kira kau...kau..em..kenapa kenapa, pokok nya aku sangat sangat khawatir pd saat itu!" ucap Jelita dengan wajah suram nya ketika merasa khawatir dan suara terbata bata.

Aku bisa melihat ekspresi mereka yang memang sangat khawatir dengan ku, meski yah..memang aku bukan ahli melihat ekspresi orang tapi setidaknya aku pernah belajar 5 bulan menjadi murid psikologi yang guru pengajar nya adalah kakak sepupu ku sendiri.

"Aku benar benar minta maaf sayang," ucap ku dengan menyatukan kedua tangan ku seperti meminta maaf kepada mereka berdua dengan tersenyum kaku.

"Tolong maafin ya, aku janji tidak akan mengulang nya lagi! percaya kok!" tambah ku lagi dengan mengulas senyum dan tetap dengan posisi menyatukan kedua tangan ku.

"He'em baiklah, tapi aku mau dengar alasan mu kenapa ponsel mu bisa mati dari sore hari dan tidak bisa dihubungi?" tanya Ghea penasaran dan penuh perhatian.

"Oh iya itu...karena ponsel ku mati dari sore, lupa aku cash dan aku ketiduran pada saat belajar dan tidak terfikirkan untuk me nge cash Ponsel ku lalu aku bangun bangun jam sudah menunjukkan pukul 23.00" ucap ku memperjelas panjang kali lebar.

"Jadi karena itu kamu tidak bisa dihubungi?" tanya Ghea.

"Berarti kamu ketiduran dari sore hari?" tanya Jelita dengan menaik kan kedua alis nya.

"Tidak, aku belajar dr jam 7 setelah sholat isya dan mungkin aku tertidur dari jam 9 malam," ucap ku datar.

"Ohhh...ku kira kau akan tidur terlalu lama, itu juga tidak baik, kasihan otak mu yang sangat pintar itu bisa bisa kepintaran mu menurun!" ucap Jelita memberi perhatian dan saran seraya terkekeh.

"Aku tahu, aku juga sangat menyayangi otak ku jadi aku selalu menjaga nya," jawab ku dengan tangan terlipat.

"Kalau gitu Aku bisa tenang, pokoknya kamu ga punya masalah kan?" tanya Ghea dengan khawatir lagi.

"Tidak"

"Beneran? kalau ada masalah kamu bisa cerita, sapa tau kita bisa bantu," imbuh Ghea lagi.

"Tidak, ku bilang kalau aku ketiduran mungkin terlalu letih, aku tidak punya masalah, jangan khawatir,"  jawab ku dengan tersenyum kecil dan dingin.

"Bagaimana kau tidak akan letih, setiap hari kau selalu membaca buku, belajar dan belajar, apa tidak bosen?" celetuk Jelita tiba tiba dengan memegangi kepala nya seakan dia yang merasakan menjadi diriku.

"Kau bisa saja Jel, mangkanya kau juga harus belajar seperti diriku, belajar itu menyenang kan asal kau tahu itu!" ucap ku terkekeh kecil seraya mengeluarkan buku mata pelajaran berikutnya.

"Hey, apa kau bilang? dia akan belajar? ahahahah Kalau pun Jelita akan belajar itu sangat langkah dan akan menjadi jeboh sejagad raya, bagaimana tidak? dia hanya belajar saat ulangan saja terkadang dia terlupa juga! apalagi membaca buku? catatan kecil sj dia tdk mau membaca," celetuk Ghea dengan terkekeh keras dan terpingkal pingkal.

"Hey! kau mau mati ya!"  seru Jelita dengan menepis telapak tangan Ghea yang berada di meja.

"Hey! memang benar begitu kan apa yang barusan saja aku Omong kan?!" sarkas Ghea dengan terkekeh lagi.

Aku hanya terkekeh kecil seraya menggeleng geleng kan kepala ku dan melihat mereka berdebat satu sama lain tidak Berhenti henti.

Tiba tiba Guru Bahasa daerah datang dengan memberi salam dan seperti biasa tugas!

Yah bahasa daerah atau dikenal dengan bahasa jawa! itu pelajaran yang membuat ku harus berfikir keras dari matematika dan fisika. jika disuruh memilih lebih baik aku mengerjakan soal mat saja sebanyak 45 essay daripada mengartikan bahasa Daerah.

"Huffftt...Harus disyukuri memang,"

***

"Ar...Nanti jangan lupa lo, kita latihan setelah pulang sekolah," ucap Azka teman sebangku Arkan sekaligus sahabat masa kecil nya sampai sekarang.

"He'em" jawab Arkan singkat dan padat sambil melamun dan menggertakan kedua tangan nya di meja nya.

"Kamu kenapa?" tanya Azka penasaran.

"ngga kenapa kenapa," jawab Arkan.

"Hey! Aku tau kamu sejak masih sekecil biji Kacang! jadi kamu tidak bisa bohong kepada ku!" sarkas Azka seraya mencatat catatan dari papan tulis di bukunya menggunakan penanya.

"Cih! Aku juga tahu, tapi aku memang tidak kenapa napa dan tidak berkenan untuk ditanyai!" jawab Arkan dengan tegas dan dingin.

Azka malah tertawa dan menggelengkan kan kepala nya.

"Kau dari dulu tidak pernah berubah memang! sama seperti Lintang! Keras kepala! bisa bisa nya menyimpan masalah itu sendiri," ucap Azka menatap Arkan dengan kekehan kecil nya. 

"Hei! lebih baik begitu, hal itu membuat ku senang karena aku bisa menyimpan masalah itu sendiri" ucap Arkan datar dan pandangan nya kosong entah melayang kemana.

Azka hanya menoleh ke arah Arkan 

seraya tersenyum dan membiarkan dia terbang bersama pikiran nya.

10 menit.....

"Sob! udah bel tuh yok ke kolam renang sekarang! kalau lu telat coach tidak akan mulai latihan jika ketua nya saja tidak hadir apalagi tanpa izin! lu tau kan pak Jaya selalu memprioritaskan mu," ucap Azka dengan mengemasi alat tulis nya. 

Tiba tiba Arkan terbangun dari lamunan nya dengan kaget.

"Haishh! mau latihan kok fikiran nya ga fresh! udah sob nge lamun nya! emang ada apaan sih," ucap Azka sekali lagi dengan khawatir saat ini.

"Hem, ngga," jawab Arkan.

Ha? segampang itu Singkat dan Padat, padahal Arkan orang nya Humble, ramah dan sekarang kenapa jadi dingin kek Lintang hufftt...

Ketularan deh!

"Yaudah ayok!" ajak Arkan dengan mengambil tas Ransel nya dari Bangku.

Azka hanya mengganguk dan membiarkan Pertanyaan nya itu menjadi angin lalu bagi Arkan.

Alvaro sudah menunggu di depan kelas mereka, sejak Arkan melamun di kelas.

"Sob! Ada apa dengan Arkan?" Tanya Alvaro kepada Azka.

"Aku juga gatau, dia hanya bilang 'hem aku ngga Kenapa kenapa' begitoooh dan pas dia ngelamun aku tanya dia malah tidak menjawab" jawab Azka dengan menggaruk garukan kepala nya yang tidak gatal.

"Kalian kenapa masih disitu?" tanya Arkan membuyarkan perbincangan mereka berdua

"Owh iya sob! ayok!" seru Alvaro dengan menepuk pundak Arkan dan Azka.

Mereka bertiga berjalan sejajar dengan Arkan yang di depan membentuk segitiga dan seperti biasa jika Trio Of King ini berjalan bersama maka dipastikan Semua para cewek jatuh hati dan selalu memberi hadiah hadiah tercinteh

juga sangat menghebohkan sekolah SMAN HARAPAN Ini.

Cihh! Ngakak:3

***

"Nanti Jangan lupa yes, Vid call, jangan sampai diantara kalian ada yang terlupa" ucap Ghea dengan menyindir sekaligus melirik ke arah ku.

"Jika sampai terlupa lagi bagaimana?" tanya Ku mencoba membuat masalah lagi dengan Ghea dan menggodanya

"Hey! maka tidak ada kata ampun lagi dan peri bisu akan menerima semua tantangan dari kami" jawab Ghea dengan gaya berbangga diri.

"Hey! kau seperti anak kecil saja," Jawab ku terkekeh kecil.

"Apa kau bilang??? anak kecil? dasar yah! owh iya anak kecil yah.." Ucap Ghea seraya Menggelitiki ku. 

Aku pun tertawa akibat gelitikan Ghea.

"Hey! hentikan lah!"

"Oh iya, Kalian Pulang duluan saja, ada yang tertinggal di dalam kelas," ucap ku kepada mereka bertiga.

"Apa? barang apa? Aku ikut yah Lintang" jawab Jelita dengan antusias.

"Tidak usah, biar aku saja lagian aku berani ke kelas sendiri," jawab Ku dengan tersenyum pasti.

"Beneran?" jawab Ghea.

aku mengangguk kecil

"Baiklah kalau begitu, kita duluan ya sampai di rumah, jangan lupa Vid cal oke!" imbuh Ghea memperingatkan lagi.

"Hem!" jawab ku singkat.

"Bye, Lintang" sapa Jelita.

Mereka berdua sudah meninggalkan jejak nya dan tidak terlihat dari ujung lorong itu kelas.

Aku segera berlalu dan mencari ke kelas Arkan untuk menemui nya.

Namun ternyata di kelas tidak ada Arkan melainkan anak lain yang sedang Menulis surat pernyataan terlambat masuk sekolah.

"Gilang!" panggil ku ke Gilang dari pintu kelas.

Tapi semua malah menoleh ke arah ku.

'Yang dipanggil Gilang kenapa semua ikut menoleh?' Gumam ku dalam hati seraya berdecak.

"Oh iya Lin!" teriak Gilang dengan menghampiriku.

"Ada apa?" tanya nya.

"Oh iya Arkan udah pulang?" tanya ku  kepada Gilang.

Gilang adalah wakil ketua kelas Ipa 2 sedangkan Arkan ketua kelas nya, dan lebih nya lagi Gilang adalah Wakil ketua kelas yang super teliti sekali meski sekecil biji kacang. Dia juga peduli kepada teman nya maka tidak heran dia selalu tau kemana teman teman kelas nya akan pergi.

"Arkan tadi ke kolam renang bersama Azka lintang, dia ada latihan bersama KPSH" jawab Gilang ramah.

"Owh begitu...bukan nya latihan renang nya sebelum jam bel masuk sekolah ya?" tanya ku lagi.

"Itu sudah diganti, katanya akhir akhir ini akan diganti setiap pulang sekolah selalu latihan," 

"Owh begitu...kalau gitu terimakasih ya Info nya, maaf menggangu," jawab ku dengan tersenyum.

"Oke, sama sama, tidak menggangu sama sekali kok" 

"Yaudah aku duluan yah Gil,"

"Oke Lin,"

Gilang masuk ke kelas kembali dan aku belum beranjak pergi dari kelas itu.

Tiba tiba teman Gilang heboh sendiri.

"Hey Gilang, Itu siapa? Pacar baru? Cantik banget euww" ucap anak yang potongan mohak.

"Woy! itu bukan nya Lintang ga sih? Dia emang Cantik aku berharap bisa jadi pacarnya ahahaaha" seru anak itu yang ber sebelahan dengan anak potongan mohak tadi.

"Hey! jangan mimpi dan menghalu Dia sepertinya udah punya ngawur! Dia sangat dekat dengan Arkan!" sarkas Gilang dengan tegas.

"Arkan ketua kelas kita?" jawab mereka berdua.

"Yup"

"Kalau gitu gajadi deh," 

mereka bertiga terkekeh bersama.

Aku hanya menggelengkan kepala mendengar celotehan mereka dan beranjak langsung pergi dari depan kelas itu menuju ke kolam renang.

Se tiba nya di Kolam, aku melihat Arkan sudah memasuki Kolam dengan lihai dan berenang dengan sangat indah.

Suara peluit pelatih berdentuman dengan suara Air Kolam renang yang diisi oleh Anak anak sekaligus Arkan.

"Dia sangat hebat dalam berenang," ucap ku dengan tersenyum manis.

Aku melihat ia berenang lewat pintu depan Kolam renang, aku tidak ingin masuk karena aku tidak ingin mengganggu mereka yang lagi asyik dengan Air.

Dan memilih duduk diluar Kolam renang sambil menunggu dia selesai.

***

Whoaaa Lintang begitu setia nya sama Arkan menunggu sampai selesai latihan berenang.

Siapa nih yang kayak gini sm pacar ato doi nya? xixixi  Koment di Kolam Review ya:))

See you di bab selanjutnya;)

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status