Share

Crazy • 01

JAGUAR Adytama mengusap wajah kasar, lalu menyugar rambutnya, sebelum memegangi kening yang mulai terasa pusing bukan main.

"Gue bakal nikahin lo," putusnya, setelah menimang-nimang perbuatannya semalam dengan perempuan yang kini duduk di sebelahnya.

Terbangun dalam keadaan telanjang bersama wanita memang bukan hal yang baru untuknya. Yang membuat semuanya merumit, karena perempuan yang kini memalingkan muka itu ternyata masih perawan dan Jake telah menidurinya semalam.

Jake mencuri pengalaman pertama perempuan itu.

Memang, Jake tidak memaksa, tapi dia tetap sepenuhnya salah di sana. Perempuan itu sedang mabuk, dia tidak sadar, tapi Jake membawa perempuan itu ke atas ranjang lalu menidurinya, setelah ia goda habis-habisan dengan sentuhannya.

Gue emang bajingan, batinnya.

Jake bisa saja berhenti semalam, tapi karena nafsunya lebih mendominasi, dia pun menuntaskannya tanpa berpikir dua kali.

"Nggak perlu." Perempuan itu bangkit dari ranjang hotel dan mulai mencari-cari di mana pakaiannya semalam. "Gue nggak mau nikah sama lo."

Jake dibuat melotot. Tidak mau menikah dengannya? Apa perempuan itu sudah gila?

Jake itu aktor yang namanya sedang naik daun, dia ganteng, banyak yang mengakuinya, dia juga kaya, mapan, dan dia bahkan punya hotel, rumah, vila, sendiri, dan masih banyak aset kekayaan lain yang bisa ia banggakan agar wanita-wanita mana pun yang jadi istrinya kelak bangga dengannya.

Namun perempuan ini ... menolaknya mentah-mentah.

"Kenapa?"

"Iya, pikir aja kenapa gue nggak mau nikah sama lo." Perempuan itu mendengkus keras seraya memakai bra dan celana dalamnya sambil memunggungi Jake. "Yang jelas, gue nggak kenal sama lo. Kedua, cuma ngeseks doang lo mau tanggung jawab ke gue? Nggak salah, tuh!"

Jake mengernyitkan dahi. "Lo udah gue perawanin semalam dan juga, masa lo nggak kenal sama gue?" tanyanya, bahkan terdengar sekali kalau dia tidak percaya.

Ayolah, dia sering muncul di layar televisi, masa perempuan ini sama sekali tak mengenalinya? Dia aktor terkenal, lho?!

"Alah, banyak tuh cewek diperawanin sama pacarnya tapi akhir-akhirnya ditinggalin juga." Perempuan itu mendengkus keras, dia sudah mengenakan pakaiannya secara lengkap. "Anggap aja yang semalam kita sama-sama khilaf. Nggak usah mikirin tanggung jawab, deh, kayak apaan aja.

"Lagian, bajingan kayak lo mau tanggung jawab? Heh, jangan bikin gue ngakak, dong. Paling-paling lo cuma mau tubuh gue doang, abis lo bosan, juga lo cerein."

Perempuan itu berbalik dan menatap Jake dengan berani. Jake menggeram, tangannya mengepal di balik selimut.

Perempuan itu benar. Kalaupun mereka menikah, Jake mungkin hanya menginginkan tubuhnya. Lambat laun, ketika dia bosan, dia akan kembali ke tabiatnya yang lama. Bayang-bayang perceraian jelas-jelas menanti pernikahannya.

"Kalau lo emang merasa bersalah, mending bayar gue, deh."

Jake melotot. Perempuan ini aneh, tidak beres, otaknya di dengkul apa di mana, sih? Hah?!

Ditawari pernikahan yang jelas-jelas akan sangat menguntungkan dari segi finansial, eh, dia tolak mentah-mentah, tapi dia malah minta dibayar.

Jake semakin geram.

"Minta berapa?"

"Seratus juta." Perempuan itu nyengir kuda, jujur saja, senyumannya manis, tapi sayang isi otaknya nggak ada.

"Oke."

"Oke? Lo nggak mau debat." Perempuan itu terkejut sendiri.

"Nggak, seratus juta nggak ada apa-apanya buat gue."

Jake mendengkus geli. Seratus juta? Dia minta seratus milyar saja, Jake sanggup memberikannya, asal Jake tidak dituntut atau namanya diperburuk di publik.

"Wah, bagus dong kalau gitu. Kapan mau transfer? Atau lo mau ngasih dalam bentuk fisik?"

Jake memejamkan mata. Dia sudah mau berteriak dan mengatakan perempuan ini stres, gila, dan masih banyak lagi makian yang dia siapkan.

Namun, dia menahannya. Dia tetap publik figur.

Kalau perempuan itu sampai tahu siapa dia, mungkin dia akan kembali padanya dan bertekuk lutut di bawah kakinya untuk dia nikahi bulan depan.

Kalau hal itu sampai terjadi, Jake benar-benar akan mengurungnya selama dia menjadi istrinya.

"Sebutin nomor rekening lo, gue transfer sekarang," katanya seraya mengambil ponselnya dari atas nakas.

Perempuan itu menyebutkan beberapa angka dan dengan ponselnya, Jake mengirim seratus juta ke rekening atas nama Arsyila Putri G.

Namanya Arsyila, bagus juga.

"Wah, udah masuk. Makasih, ya? Babay!"

Perempuan itu berlalu dengan santai, benar-benar pergi meninggalkannya tanpa beban, dan hal itu membuat Jake semakin geram.

Setidaknya kasih ciuman perpisahan dulu atau gimana, kek?!

____

Ngarep banget si Syila bakal balik ke lo.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status