Share

Crazy • 04

"DIA di sini?" Jake bertanya usai Adam menjelaskan penolakannya.

"Ya, dia lagi pemotretan bareng model baru gue. Gue bahkan curiga kalau dia ada naksir sama anak baru itu." Adam mengangkat bahunya. "Dia emang cantik, sih, beda dari model gue yang biasanya."

"Gue jadi penasaran-" Jake berdiri dan menutup kepalanya dengan penutup kepala hoodie hitam yang ia kenakan. "-gimana kriteria cewek seorang Veroga Arizki."

Jake menuju ruang pemotretan dengan segera. Berharap dia masih bisa melihat bagaimana rupa wanita idaman seorang Rizki yang selalu tertutup kisah asmaranya.

Namun, saat melihat perempuan itu berada dalam pelukan Rizki, jantung Jake terasa berhenti.

Dia ingat betul, siapa perempuan itu. Jake sangat mengingatnya, jelas, karena perempuan itu adalah sumber dari mimpi buruknya akhir-akhir ini.

Arsyila Putri.

Dia ... modelnya? Apa dia menolak berfoto dengan Jake lantaran dia tahu mereka akan bertemu lagi?

Perlu diberi perhitungan, nih, cewek gila!

"Mereka selesainya kapan?"

Adam mengernyitkan dahi. "Kenapa? Lo juga naksir sama anak baru itu?"

Jake mendengkus. "Nggak, gue cuma ada masalah kecil sama dia."

Begitu pemotretan selesai, Rizki langsung menghampiri Jake dan Adam yang tadi melihat gayanya dan Syila di depan kamera.

"Gimana menurut kalian? Gaya cewek itu bagus banget ternyata," puji Rizki tulus.

Sebagai amatiran, cara Syila membawa dirinya saat difoto agak berbeda dengan amatiran yang lain. Dia cukup bisa dibilang mahir dan bebas, gayanya begitu pas walau fotografer belum sempat memberi arahan. Instingnya sebagai model benar-benar luar biasa.

"Wajar aja kalau dia sekolah model," sahut Jake malas, Rizki terdengar berlebihan.

"Dia bukan lulusan model, Jake," sela Adam cepat-cepat.

Jake melotot. "Terus, ngapain lo terima, ha?"

Adam mengangkat bahu. "Lo nggak akan tahu, masalah apa yang terjadi di bagian dalam agensi gue. Sekarang, agensi ini bisa aja bangkrut sewaktu-waktu."

Rizki dan Jake tampak saling tatap dengan mata membelalak. Mereka tidak percaya, jelas saja, Adam memiliki banyak koneksi yang luar biasa dan model-modelnya pun kebanyakan sudah memiliki nama hingga beberapa di antaranya menjadi aktor, misalnya Veroga Arizki.

Namun mengapa bisa hal itu sampai terjadi?

"Jadi, itu kenapa lo mau jadiin gue model panggilan di sini?" Jake mengernyitkan dahi curiga. Jadi, dia kemari benar-benar untuk diperalat sahabatnya?

Adam tertawa pelan. "Sori." Adam menghela napasnya kasar. "Gue nggak ada niat begitu, gue cuma ... bingung."

Rizki tak bisa berkomentar, dia memang pernah bersama Adam, tapi dia sudah keluar. Sejak menjadi aktor, dia punya manajemen sendiri yang khusus melayaninya.

Sedangkan Jake, jelas-jelas dia tidak butuh agensi seperti itu hanya untuk mendongkrak namanya yang memang sudah terkenal di mana-mana.

"Bang, gue boleh ganti sekarang, nggak? Apa gue ganti baju yang lainnya lagi?"

Suara itu membuat ketiganya menoleh. Syila mengernyitkan dahi saat melihat tiga orang itu berkumpul di satu tempat. Namun, matanya langsung membelalak begitu ia bersitatap dengan Jake.

"Lo!" serunya sambil menunjuk Jake dengan jari telunjuk. Bukannya dia cowok yang tidur sama gue?

"Ketemu lagi, kan? Kalau emang jodoh nggak akan ke mana, Arsyila Putri."

Syila mendengkus. "Jodoh dari dengkul! Ngapain lo di sini? Lo temennya Bang Adam sama Rizki?" Syila mengernyit curiga. "Tapi kayaknya, lo lebih tua dari mereka berdua, deh?"

"Dasar cewek kurang ajar! Gue masih muda udah dibilang tua aja." Jake memeloti Syila.

Syila meleletkan lidah dan langsung menatap Adam yang terpana melihat interaksi model barunya bersama sahabat baiknya.

"Kalian saling kenal?" Adam tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

"Kagak, gue nggak kenal sama dia, Bang. Emang dia siapa?"

Jake tersenyum tipis. "Jadi, maksud lo tadi mau masangin gue sama dia, ya, Dam?"

"Iya, tapi Rizki mau gantiin lo, ya udah aja, sekalian." Adam berdeham. Dia menatap Syila penuh makna. "Dia Jake, orang yang Abang bicarain sama lo tadi."

"Oh, jadi lo seorang aktor?" Syila menatap Jake dari atas sampai bawah. "Kok gue nggak pernah lihat muka lo di TV, ya? Jangan-jangan lo aktor gadungan lagi, mana lo nggak beradab banget pula."

"Nggak beradab gimana maksud lo?" tanya Jake tampak tak senang mendengarnya.

"Bajingan, berengsek, kurang ajar." Syila meleletkan lidah. Dia mengabaikan Jake yang mengepalkan tangan dan menggertakkan giginya geram. "Jadi gimana, Bang? Lo belum jawab soal gue dari tadi?"

Adam tersentak. "Ah, iya, lo ganti baju lagi, foto pakai desain pakaian yang lain, ya, Syil."

"Asyiap, Bang!"

Dengan langkah ringan, Syila meninggalkan tiga orang yang menatap punggungnya dalam diam. Rizki berdeham cukup keras guna menarik perhatian dua pria dewasa yang kini menatapnya kebingungan.

"Jadi, lo naksir sama dia, Jake?" tanyanya langsung.

Jake menggeleng tegas. "Nggak."

"Bagus kalau gitu, berarti dia milik gue dan lo harus mundur sekarang juga."

Jake melotot mendengar balasan Rizki untuknya. Diraihnya kerah kemeja musim panas yang dikenakan Rizki dan ditatapnya tajam mata pria itu.

"Jauhi dia, dia punya gue," ujarnya seraya menekan semua kata-katanya.

Rizki menepis tangan Jake dari kerah kemejanya. "Lo nggak suka sama dia, kenapa lo terobsesi banget sama dia? Gue nggak akan nyerah, Jake. Dia bakal jadi milik gue." Rizki pergi dari sana.

Jake menatap Rizki tajam. Persetan kalau keduanya sebelum ini teman baik, dia tidak akan membiarkan Rizki memiliki Syila. Perempuan itu miliknya.

Jake melirik Adam dari ekor matanya. "Masih ada pemotretan couple lagi, nggak? Gue mau nyalonin diri."

Adam hanya bisa mengernyitkan dahi dan tersenyum miring. Sepertinya, ada sesuatu yang disembunyikan Jake darinya mengenai Arsyila.

Ah, jangan-jangan ... Syila adalah per*wan yang pernah tidur dengan Jake?

Kebetulan yang nggak masuk akal, komentar Adam di dalam otaknya.

____

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status