Share

Bab 3 : Cemburu

Triiinggg!!!!! 

Aletta mencoba mencari-cari alarm yang mengusiknya. Masih pagi ganggu-ganggu, Aletta berusaha membuka matanya. Ia terpelonjat kaget melihat jam sudah pukul setengah 7 siang. Beuh, cewek itu grasah-grusuh hatinya bimbang, mandi atau enggak nih? Aletta berhenti di depan pintu kamar mandi. 

"Mandi atau enggak ya?" 

"Aah, enggak deh. Nanti malam telat haduuh hari pertama belajar nih."

Aletta memilih untuk tidak mandi pagi ini. Hanya gosok gigi dan cuci muka. Setelah selesai urusan itu, Aletta memakai seragam sekolah kemudian menyemprotkan minyak wangi sampai habis. Hampir satu botol, gimana bauknya tuh. 

Karena memang tidak ada yang membangunkannya, sarapan pun tidak ada. Bukan hari ini saja tapi memang sudah hampir setiap hari. Aletta jarang sarapan di rumah kecuali kalau menginap di tempat Algara. Aletta mendengus sabar, ia menahan amarah ketika melihat seseorang keluar dari kamar mamanya. 

Bukan sosok Papa, tapi selingkuhan yang sudah sering keluar masuk rumahnya. Aletta memilih keluar dengan buru-buru, kalau menelfon Algara pasti tidak akan meresponnya. Sudahlah naik bus saja, seperti biasa Aletta berlari terbirit-birit menuju halte bus. Dengan nafas ngos-ngossan ia mulai mengaturnya. Masih ada waktu 7 menit untuk sampai sekolah. 

Beberapa menit kemudian bus pun datang, akhirnya Aletta bisa bernafas lega. Cewek itu duduk di bagian paling depan. Tanpa sengaja ada Rexsa yang ikut duduk di sampingnya. Aletta terkejut, "Eh, kok lo naik bus?" cewek itu bertanya ramah, senyumnya menunjukkan lesung pipi yang indah. 

"Lagi pengen naik bus, apalagi ada lo di sini." jawab Rexsa membalas dengan senyuman ramah, 

"Yee, gombal."

"Lo wangi banget, sampe nyengat baunya." Rexsa memencet lubang hidungnya, ia kira Aletta cewek bener dan waras. Ternyata emang rada-rada gimana gitu, Rexsa mengurungkan niatnya untuk mendekati Aletta. "Busseeet!!" Rexsa pusing sendiri mencium bau Aletta yang wanginya kebangetan! 

Aletta cengar-cengir seakan gadis ceria sedunia. Memperlihatkan gigi putih serta rapih, "Tadi kebanyakan, gue kira kagak nyengat begini."

Kayla tersentak kaget ketika ponselnya berdering, ternyata Meira meneflonnya dengan buru-buru Aletta mengangkat panggilan itu."Apaan?" tanya Aletta dengan suara cemprengnya. 

"Buruan, 2 menit lagi masuk woiii!"

"Bentar lagi nyampe."

****

"Heeeehhh!" Aletta mengejutkan Meira yang sedang bermain ponsel. Gadis itu hampir terjatuh dari kursi karena Aletta. 

"Eh copot. Aletta, kalau gue jatuh gimana ih," latah Meira sembari terpelonjat kaget, 

"Buseeeettt! Pake minyak berapa botol buk? Gileee pengar baunya anjim!" Meira heboh, sorot mata siswa dikelas tertuju pada Aletta. Wangi bangetttt kelasnya. Berkat Aletta. 

"Berisik ah, btw belum masuk ya?"

"Pusing gue, deket-deket lo sumpah!"

Meira mendengus malas, kelakuan Aletta ada-ada saja. Pasti gadis itu tidak mandi sudah biasa seperti ini dari SMP. Ketika Guru masuk ke dalam kelas untuk memulai pelajaran matematika. Semua murid terpesona dengan kegantengan Bapak Cahyo yang mirip sekali dengan personil Exo Park Chanyeol. Beuuh! 

"Gwella ganteng bener guru kita!"

"Nggak nyesel gue masuk sekolah SMAN 77 ini. Guru-nya bikin betah!"

"Selamat pagi anak-anak,"

"Pagi kembali bapak.....ganteng,"

"Ganteng banget."

Bapak Cahyo hanya meresponnya dengan senyuman manis. Nyengir sedikit, aduh ganteng banget Bapak satu ini. Kemudian menyuruh anak muridnya untuk mengeluarkan buku paket. Aletta tidak bisa fokus dengan pelajaran, matanya masih tertuju pada Bapak Cahyo sembari menopang dagu. 

"Aletta, sadar heeeh!"

"Aletta," bisik Meira sembari mencubit lengan gadis itu, sampai Aletta menoleh dengan tatapan kesal. 

"Sakit tauk." Aletta mengerucutkan bibirnya kesal, cubitan Meira mengenai luka lebam akibat pukulan dari sang Ibu waktu itu. 

"Sorry, hehe. Lagian lo ngelamun sampe kayak gitu."

"Gue mana bisa fokus sama Bapak ganteng itu. Yakwa,"

"Syuttt, kita bahas pas istirahat aja." sahut Nara dari meja belakang, keduanya pun mengangguk lalu fokus pada materi hari ini. 

****

Algara melewati kelas Aletta saat menuju ke kantin. Tentu gadis itu mengetahuinya, Aletta langsung keluar mengejar Algara. Tidak peduli dengan perjanjian awal kalau mereka tidak boleh saling mengenal di sekolah. Ketika Aletta akan meraih pergelangan tangan Algara. Tanpa di duga kakinya tersandung akhirnya Aletta jatuh di pelukan seseorang. Hiyaaaa... 

Dengan kokoh cowok itu menahan Aletta yang akan jatuh akibat tersandung. Siapa dia? Aletta menatap wajah tampan itu beberapa detik sedekat ini. Aletta sadar, ini bukan Algara melainkan orang lain. 

"Ekhem," dekheman seseorang membuat Aletta buru-buru bangkit dan berdiri. Wajahnya seakan merasa bersalah pada Algara. Cowok itu tidak berekspressi sama sekali, namun tatapan tajam mengarah pada Haru. Haru yang menolong Aletta barusan. 

"Alga, jangan salah paham. Ini nggak sengaja kok. Maaf ya, maaf banget." ujar Aletta sembari meraih tangan Algara, para murid yang melihatnya pun terkejut. 

Algara? Punya pacar? 

"Apaan sih, emangnya kita punya hubungan? Pake minta maaf segala." Algara mengucapkannya santai tanpa beban, padahal ia jengkel melihat pemandangan barusan. 

"Kok lo ngomong gitu?" Aletta nampak tidak bersemangat, jadi Algara marah? "Lo marah, maaf ini nggak sengaja."

Algara menarik pergelangan tangan Aletta dengan kasar. Seolah menyeret gadis itu ke sesuatu tempat. Iya, Algara membawa Aletta ke ruang labolatorium yang sedang sepi. Tatapan itu semakin tajam menujukkan amarah Algara. Cowok itu memojokkan Aletta sampai ke pojok dinding. Kemudian tangannya menonjok dinding dengan keras. 

Dum!!

Aletta  memejamkan matanya, jantungnya sudah berdebar-debar tidak normal. 

"Udah gue bilang, jangan deketin gue pas lagi di sekolah!" Algara mengatakannya dengan plototan mata yang sempurna. Orang ganteng marah, ya tetep aja ganteng! Bola mata Aletta menatap tajamnya netra pekat itu. Seakan tidak peduli betapa bencinya Algara pada dirinya. 

"Kenapa sih, lagian mereka juga tau kok. Kita pulang juga sering bareng!"

"Susah ya ngomong sama orang sakit,"

"Gue nggak sakit, tuh!"

"Sakit jiwa, tau nggak!" cetusnya sinis, kemudian kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana. Algara mendengus kasar, tidak mungkin ia harus bermain kasar dengan melayangkan satu pukulan untuk Aletta. Algara memilih untuk pergi meninggalkan gadis itu. 

Aletta  menatap punggung cowok itu semakin menjauh. Menghembuskan nafasnya panjang, sabar Aletta sabar. Aletta memukul-mukul dadanya agar kuat. Senyum miris pada bibirnya terukir sempurna. "Semangat Aletta!"

****

Haru mengingat gadis cantik yang tak sengaja ia tolong. Pikirannya tertuju pada cewek itu, Haru semakin penasaran siapa namanya terus kelas berapa. Ia tersenyum renyah, pada dasarnya Haru tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Banyak sekali para cewek yang ngefans dan mengaguminya. Tapi ia tidak pernah menggubris mereka. Malah saat bertemu Aletta ia langsung kepikiran. 

"Btw, lo tadi nolongin siapa?"

"Terus pacarnya kayak nggak suka gitu, liat lo nolongin dia?"

"Heh, lo ngomongin apaan sih?" sarkas Haru pura-pura tidak mengerti dengan perkataan kedua temannya. Ia kenal Algara, cowok Most Wanted yang terkenal jutek dan pinter main Basket. 

Apa hubungannya dengan cewek itu? Apa mereka pacaran? Algara terlihat kasar saat menarik pergelangan gadis itu. 

To be continued

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status