Share

Bab 4 : Kuat

Di pagi hari yang cerah tapi tidak secerah wajah Aletta. Barusan ia mendapat tamparan dari sang Ibu, hanya karena tidak menyiapkan sarapan pagi. Gadis itu memegangi pipinya sembari menahan air mata yang akan jatuh. Tidak boleh menangis, Aletta harus kuat. Alana mengatakan kalau sebenarnya ia sangat membenci Aletta. Jujur, Aletta langsung drop lemas apa mungkin kehadirannya di dunia memang tidak diinginkan?

Air mata gadis itu lolos dengan deras, hanya diri sendiri yang merasakannya. Tidak mau larut dalam kesedihan, Aletta menghapus air matanya kasar, lalu mengambil ranselnya yang ada di sofa, Alana sudah pergi keluar rumah. Tidak ada uang jajan tidak ada ongkos, sudahlah ini sudah biasa baginya. Aletta mengambil uang dari tabungannya yang diberikan oleh sang papa. Hari ini Algara tidak menjemputnya, jadi Aletta berlari menuju bus. Ini akan terlambat. 

"Huft, bakal terlambat nih." gumamnya sembari melihat arloji hitam di tangannya. Sudah 7 menit ia menunggu bus tapi tidak datang-datang. Kemudian dengan tekad yang kuat, Aletta memilih untuk berlari sampai sekolah. 

"Aaah, telattttttt." nafasnya terengah-engah keringat pun sudah membasahi wajah Aletta. 

****

Algara mengamati pintu gerbang yang sudah tertutup rapat. Sejak tadi gadis itu belum muncul-muncul. Kenapa Algara merasa resah dan bingung harusnya bodo amat kali ah. Ketika akan masuk ke dalam kelas, ia mendengar suara gadis dan pak satpam sedang beradu mulut. Iya, itu Aletta, Algara kembali membalikkan badannya memandang Aletta yang berusaha untuk masuk. 

Tapi cewek itu mendapatkan hukuman lari memutari lapangan. Algara mengernyitkan alisnya sembari tangan yang sejak tadi masuk ke dalam saku celana. Wajah cool dan tatapan tajamnya tidak lepas memandang Aletta yang berlari sendirian. Kasian, hem batin Algara menaruh perhatian pada Aletta. Heee tapi cowok kaku itu menolaknya. 

Guru sudah masuk, akhirnya Algara kembali ke dalam kelas. Cowok itu memang dingin ya super jutek sama cewek. Tapi, aslinya ia perhatian hanya saja Algara terlalu gengsi. Iya, kegedean ego! Kesel deh ama Algara. Pengen tak hiiiihh, 

Semua murid di dalam kelas mengikuti pelajaran dengan baik, tapi tidak dengan Haru sang ketua kelas. Ya, dia sekelas dengan Algara serta Yera. Tidak jauh-jauh pikirannya pada Aletta yang sejak tadi Haru menunggu di depan gerbang. Sampai ia sengaja melewati kelas 10 hanya demi melihat Aletta. Tapi cewek itu tidak ada, dimana ya? 

Setelah istirahat nanti, Haru berencana akan menemui gadis itu. Demi apa, rasa penasaran kepada Aletta semakin memuncak. Apa sih, arti dari nama Aletta sampai-sampai Haru cowok Most Wanted yang memiliki banyak fans menyukai gadis bawel dan bersisik seperti sosok Aletta! 

"Btw, gua tadi liat cewek kelas 10 lari-lari ngejer bus deh," ujar Zidan teman sebangku Haru,

"Terus?" Haru sembari mengangkat satu alisnya, 

"Ya, lo pepet aja, lagian dia cantik, manis senyum emm pokoknya gue juga mau,"

"Mau lo gimana? Hm?" 

"Eeeh, selow bro bercanda doang."

Haru hanya tersenyum tipis, lalu melanjutkan mengerjakan tugas. Sebagai  ketua kelas harus rajin dong, udah ganteng pinter lagi. 

****

"Aletta, pipi lo kenapa?" Meira bertanya sembari berbisik, rasanya gelisah melihat Aletta hanya diam dari tadi. Bukannya mengerjakan tugas tapi gadis itu hanya melamun. 

"Nggak papa kok Mei," jawab Aletta. 

"Al, lo dipukul lagi, ya?" Meira mengatakannya dengan nada selirih mungkin. Gadis itu tahu bagaimana kasarnya Ibunya Aletta. Meira sering menyuruh Aletta untuk tinggal di rumahnya. Tapi apalah daya, Aletta selalu menolaknya. 

Aletta hanya menggelengkan kepalanya pelan, kemudian mengalihkannya dengan melanjutkan tugas yang belum selesai. Gadis itu tidak mau membuat Meira khawatir dan kasihan padanya. Aletta harus kuat, Aletta tidak boleh sedih dan terlihat sengsara. Gadis itu menegakkan bahunya kembali semangat. Lalu menerbitkan senyuman manis di bibirnya. 

Pelajaran berlangsung begitu cepat, bel istirahat membuat para murid bersorak gembira sembari berlari keluar kelas. Ketika Aletta akan pergi ke kantin, ia di cegah oleh ketua kelas. Meira menyukai cowok manis yang bernama Rexsa kemudian maju. 

"Etts, gue mau ngomong sama Aletta, kenapa jadi lo yang di hadapan gue?" protes Rexsa, sembari menatap malas ke arah Meira. Sepertinya bau-bau cinta bertepuk sebelah tangan. 

"Aletta lagi mau ke kantin, katanya laper. Jadi ama gue aja ya?" Meira menyolek-nyolek tangan Aletta dari belakang. Karena Aletta adalah sahabat yang penuh pengertian. Jadi, ia langsung keluar kelas menuju kantin. 

"Eeeh, eeh, Aletta lo mau kemana?" tanya Rexsa. 

"Lo sama Meira aja dulu, gue buru-buru." jawab Aletta. 

Aletta menuju kelas Algara, menelusuri koridor yang ramai siswa sliweran. Serta cowok yang memandang ke arah Aletta tanpa kedip. Cewek cantik, kalem, tapi nggak sekalem tingkahnya. Aletta bertemu dengan Haru. Cowok jangkung itu tepat di hadapan Aletta. Mereka saling bertatapan sebentar, karena Aletta takut Algara salah faham. Gadis itu langsung pergi meninggalkan Haru. 

"Kenapa dia?" gumam Haru. 

Cowok itu mengikuti Aletta yang berjalan dengan buru-buru. Sesampainya di depan kelas Algara. Aletta melihat dari celah pintu yang terbuka, Algara bersama Yera sedang duduk sebangku. Rasanya sesak, tapi Aletta bisa apa? Matanya berlinang, mencoba menahan sesak yang ada di dalam dada. "Huft," Helaaan nafas pendek sembari membalikkan badannya. 

Ia terkejut melihat Haru di hadapannya. "Astaga, bikin kaget aja." sesakkan dada seketika berkurang,"Oh, iya buat waktu lo nolongin gue. Makasih ya," ujar Aletta. 

Haru mengulum senyum,"Ok, sama-sama, tapi gue bukan menagih itu." mata Haru sembari melirik ke name tag. "Aletta,"

"Lo, mau ke kantin?" belum menjawab pertanyaan awal, Haru langsung bertanya lagi. 

"Iy--iya tapi itu..emm."

"Gue tlaktir, tenang aja."

"Serius?" betapa semringahnya wajah Aletta. 

"Iya,"

Keduanya langsung pergi ke kantin, tanpa mereka sadari sepasang netra pekat mengarah pada mereka sejak tadi. Algara geram, kenapa Haru berani-beraninya mendekati Aletta. Bajingan itu, sangat kurang ajar sekali. Etss, cemburu bos? 

****

Melihat kehadiran Algara di kantin, Aletta merasa tidak enak. Dia pergi bersama cowok, sedangkan tunangannya sendirian. Tapi peringatan waktu itu kan, Aletta tidak boleh dekat-dekat dengan Algara waktu di sekolah. Hemm, pas pulang dan berangkat saja mereka selalu bareng. 

"Har, lo dipanggil sama Pak Cahyo. Pada kumpul tuh, di ruang osis." ujar teman Haru, 

"Oh, oke. Makasih ye." ujar Haru. 

"Kayla, gue duluan ya. Udah di bayar juga kok."

"Sip, makasih yak!" ucap Aletta tersenyum ramah. 

Setelah kepergian Haru, gadis itu fokus memandang ke arah Algara yang tengah meneguk minuman mizone. Ingin rasanya duduk berdua sama tunangan, terus suap-suapan eh, enggak gitu juga kali. 

****

Aletta berlari-lari keluar kelas menuju parkiran, ia berharap Algara masih menunggunya. Gadis itu tidak peduli menabrak murid yang sedang berjalan. Setelah sampai di luar, ternyata Algara sudah pulang lebih dulu. "Yaah, ditinggal."

"Huft, mana nggak ada ongkos." gumam gadis itu sembari berjalan lesu, 

"Aletta, bareng gue yuk!" Meira menghampiri lalu menggandeng lengan sahabatnya. 

"Naik bus, biar gue yang bayarin."

"Gue kira naik mobil, jalan kaki aja yuk!"

"Gundulmu amblas, bengek kalau jalan ih, udah yuk ke halte nanti malah ketinggalan."

Aletta tertawa mendengarnya, kalau berjalan kaki sampai rumah yang ada kaki mereka jadi gempor. Berkilo-kilo meter jarak tempuhnya. Setelah sampai Halte bus, Aletta melihat Algara sedang membonceng Yera. Ya mungkin mereka akan bekerja kelompok lagi. Huft! Aletta tidak bisa menahannya lagi!

"Algara! Stooppp nggak!"

"Algaraaaa!!"

Pekikan Aletta super cempreng, tentu membuat gendang telinga para manusia berdenging. Gadis itu berlari menyegat Algara yang sudah nenjauh. "Aletta udah deh, biarin aja. Kita balap mereka naik bus, ayo!"

"Bangsat!!!!!" umpatnya sembari menginjakkan kakinya kasar-kasar. 

Perasaan hati Aletta sangatlah dongkol, dongkol sekali. Seharusnya ia yang dibonceng, bukannya Yera genit itu. Kalau Algara dingin kepadanya, juga harus cuek pada Yera. "Arggghhh, kepala gue jadi sakittt!"

Ketika Aletta memejamkan matanya, bayangan samar-samar itu kembali muncul. Tidak tahu apa yang sebenarnya, sepertinya sangat mengerikan! Aletta membuka matanya kembali, jantungnya berdegup kencang sampai hampir copot. "Itu tadi bayangan apa?" gumamnya sendiri, membuat Meira bertanya. "Al, lo kenapa?"

"Nggak kok, kesel aja gitu. Huft,"

"Hooft! Algara minta disunat!" Meira ikut mendengus kesal, 

"Astagfirulloh, jangan dong. Nanti kalau abis, gimana sama gue it-u..emm, anuannya." 

"Pikiran gue langsung traveling Al, sumpah deh!"

"Ahhaha, lagian lo mau nyunatin Algara?"

"Jangan ogeb jadi orang, cuk!"

Aletta malah jadi tertawa, Meira merasa senang kalau sahabatnya tidak terlihat sedih. Namun, dibalik tertawanya yang bahagia dan menular. Gadis itu menyimpan banyak masalah dan beban. Tidak ada yang bisa mengeluarkannya dari masalah itu. Kecuali, Algara! 

To be countinued

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status