Share

KTP - 4

Katy Perry - The One That Got Away

_______________

All this money can't buy me a time machine, no

Can't replace you with a million rings, no

I should've told you what you meant to me (whoa)

'Cause now I pay the price

In another life

I would be your girl

We'd keep all our promises

Be us against the world

In another life

I would make you stay

So I don't have to say you were

The one that got away

The one that got away

The one (the one)

The one (the one)

The one (the one)

Verena hanya mengintip melihat Asher yang menangis memegang foto Lizzy dan mendengar lagu Katy Perry, semakin merasa teriris-iris. Benar-benar lirik itu menggambarkan keadaan Asher dan Lizzy.

'In another life, I would be your man'

Verena mengintip lagi-lagi dia juga ikut menangis, merasakan apa yang Asher rasakan, dia dekat dengan Asher tahu betul perasaan Asher pada Lizzy dan betapa berharganya Lizzy di mata Asher.

"Asher." tegur Verena, mendekati saudaranya. Dia terduduk di bawah kursi roda milik Asher. Asher sudah sadar kembali, dan tak boleh banyak pikiran yang membuat dia kembali koma seperti kemarin. Verena memegang tangan Asher yang gemetaran tubuhnya, mereka sama-sama terpukul. Belum ikhlas jika Lizzy pergi untuk selamanya, apalagi Asher. Dia bahkan tidak sempat mengucapkan goodbye untuk Lizzy.

"Apa Lizzy semakin membenciku?" bisik Asher saat Verena memeluk dirinya, mereka menangis bersama, Verena tak punya alasan, dan tak punya jawaban pada setiap pertanyaan yang Asher punya, hanya saja dia berjanji akan selalu ada untuk Asher.

"Lizzy ada di sini, bukan?" Verena mengambil tangan Asher dan meletakan di dada saudaranya.

"Dia cantik, bukan?" Verena melihat frame tersebut, Lizzy yang tersenyum manis memeluk Asher dan mencium pipi Asher.

Verena tahu, sekolah akan sepi karena idola Asher dan Lizzy tak lagi berada di sekolah, jika pun Asher sekolah, semuanya tak lagi sama.

"Lizzy selalu cantik. Lizzy selalu ada di antara kita." Verena mencoba menghibur Asher.

Rara yang mengintip dari pintu juga tak kuasa menahan air matanya, sebagai seorang ibu, dia tahu betul penderitaan seperti apa yang Asher rasakan, lagi-lagi, jika keadaan seperti ini Rara berdoa jika lebih baik Asher mengalami amnesia.

"Apa Mommy bisa gabung?" tanya Rara sambil tersenyum, dan menyembunyikan air matanya.

Rara duduk di depan Asher.

"Apa Mommy boleh cerita? Mommy punya satu kisah yang menarik." Asher hanya menyimak tanpa minat, di saat Verena begitu antusias.

"Michael dan Michelle adalah sepasang remaja yang saling mencintai, mereka kompak dalam melakukan apapun, mereka terlihat sempurna, dari sudut apapun mereka adalah pasangan favorit dan bisa menang sebagai raja dan ratu dalam acara prom night.

Sebagai pasangan yang kompak, sepulang sekolah, Michelle dan Michael berjanji akan membuat tato bersama, membuat nama pasangan masing-masing. Siang itu mereka pulang dengan penuh suka cita dan mereka pergi ke art tatoo."

Asher jadi membayangkan jika Michael itu dirinya dan Michelle itu Lizzy, bukankah mereka lebih kompak dari pasangan fiktif tadi?

"Michelle membuat nama Michael di bawah tulang rusuknya, dengan nama yang kecil nyaris tak terlihat, dan hanya Michael yang tahu persis letaknya begitu juga dengan namanya.

Michael membuat nama Michelle persis di perutnya, saat dia mengangkat tangannya dan bajunya ikut tersingkap, maka akan terlihat nama Michelle yang dibuat dengan huruf yang besar semua. Michael bangga punya Michelle di hidupnya dan ingin menunjukan pada dunia dia punya kekasih yang begitu cantik."

Belum selesai bercerita, Asher sudah menangis lagi, merindukan Lizzy dan merasakan jika sosok Michael itu adalah dirinya.

"Jadi Mommy mau cerita lanjut atau tidak?" Verena mengangguk, tidak dengan Asher yang sebenarnya tidak ingin mendengarkan apapun lagi.

"Malam itu, Michael pamit akan merayakan ulang tahun temannya, Michelle mengizinkan, hanya saja Michael tak boleh mabuk dalam pesta tersebut dan Michael menyanggupinya.

Michael dan teman-temannya mulai berpesta.

Michelle menunggu dengan cemas, apa yang Michael lakukan di pesta tersebut. Hati Michelle hancur saat tiba-tiba teman Michael mengirim foto Michael sedang tidur dengan perempuan lain."

"Tapi, Asher tidak seperti itu, Mommy." protes Verena, tidak dengan Asher yang hanya diam, Rara menggeleng. Banyak yang ingin dia sampaikan, agar Asher bisa melihat dari sisi yang lain.

"Aku tahu, Asher sangat mencintai Lizzy." Verena semakin menambah luka yang diiris-iris dan ditambahkan taburan garam di atasnya.

"Michelle marah besar, dia merasa dikhianati, Michael adalah orang yang sangat dia percaya, tega berbuat seperti itu, Michelle menangis, dan dia mengambil keputusan gegabah saat itu. Dia memutuskan hubungan mereka. Michelle menyalahkan Michael, memaki-maki mantan kekasihnya, dia mengatakan jika Michael adalah laki-laki pengecut, playboy tak guna, menyuruh Michael untuk mati saja!"

Tubuh Asher langsung menegang, dia sekarang langsung sensitif dengan kata-kata itu, Asher sebisa mungkin takkan pernah lagi mendengar kata itu selama hidupnya.

"Michael meminta maaf, bersujud, memohon pada Michelle untuk menjelaskan semuanya, tapi Michelle terlanjur sakit hati, dia kecewa, dia marah, dan dia bukan orang yang memegang prinsip kesempatan kedua."

Rara melihat anaknya, tidak tega untuk bercerita seperti ini, tapi semuanya sudah terlanjur, mau diapain lagi? Asher tak mungkin menggali kuburan Lizzy agar gadis itu kembali tersenyum di hadapannya.

"Mereka berpisah, dan Michelle memutuskan untuk pindah, sangat jauh. Dan Michael kembali sekolah walau rasanya tak lagi sama.

"Ketika suatu hari, Michelle mendengar kabar, jika Michael meninggal, pergiโ€”pergi untuk selamanya, meninggalkan Michelle yang tersisa penyesalan yang teramat dalam.

Saat sudah jauh dan Michael meninggal, Michelle baru mengetahui fakta, jika malam itu Michael tidak pernah tidur dengan teman sekolahnya. Semuanya hanya prank dari teman-temannya, malam itu, Michael hanya mabuk berat hingga tertidur di kamar, tidak ada perempuan bersamanya.

Michelle menyesal!"

Ruangan itu hening. Asher hanya menerawang kosong, mencoba menghubungkan kisah ini dengan cerita hidupnya dan Lizzy. Tapi dia dan Lizzy tidak pernah bertengkar, Asher juga tak pernah menyukai wanita lain, selain Lizzy.

"Satu hal yang membuat Michelle terus bertanya-tanya, apa yang terjadi andai dia memberi kesempatan pada Michael? Andai dia tidak emosi saat itu? Andai dia tidak ceroboh dan bodoh? Apa Michael akan pergi sia-sia seperti itu?"

Asher tak dapat membendung lagi air matanya, dia tahu semua penyebab kepergian Lizzy adalah dirinya, karena kebodohannya dan kenakalannya, andai dia tidak menerima tantangan dari Mark, andai Lizzy tidak ikut masuk dalam mobilnya.

Verena mengode pada ibunya, untuk berhenti menghukum Asher, dia belum bisa melupakan Lizzy dan akan terus merasa bersalah seumur hidupnya.

"Tapi Michelle tahu, mereka akan hidup bersama di kehidupan lain, dia tahu tidak ada laki-laki yang benar-benar mencintainya selain Michael, dia terus memegang erat janji dan cinta Michael yang terasa hingga kini.

Walau untuk sekarang mereka tidak bersama, setidaknya dia punya keyakinan, di kehidupan lain mereka akan hidup bersama, kembali merajut kisah mereka yang telah lama pupus.

Setiap saat Michelle melihat tulang rusuknya dan nama Michael di sana dia yakin mereka akan terus bersamanya, Michael akan bersemayam di dadanya, meringkuk nyaman di sana. Itu yang dia pegang hingga kini."

Verena menoleh pada ibunya. Rara menarik napas panjang, membasahi bibirnya, bangkit dari kursinya dan mendekati Asher.

"Baby, Lizzy menunggu kamu di sana. Di kehidupan lain, Lizzy telah membangun rumah yang indah di sana. Lizzy ingin kamu hanya terus melihat keindahan." Air mata Asher tak behenti mengalir.

Rara memeluk putranya, dan menepuk-nepuk belakang Asher. Dia juga merasa berat, putra kesayangannya bisa menderita seperti ini.

"Jika sudah seperti ini, apakah kamu akan kembali ke arena balapan?" Asher langsung menggeleng dengan cepat. Itu tidak mungkin! Dia trauma seumur hidupnya, apalagi kembali balapan liar seperti dulu, mungkin mulai sekarang dia akan jadi anak baik-baik.

"No, Mom. Semoga Lizzy masih mengingatku nanti."

Rara mengangguk, dan masih mengelus-elus belakang Asher.

"Lizzy terus mengingatmu, dan akan terus bersama kamu di sini." Suara tangisan Verena membuat Asher kembali bersedih, dia benar-benar belum ikhlas untuk melepaskan Lizzy begitu saja.

Berat, sudah pasti. Ikhlas? Belum tentu. Tapi setidaknya, Asher tahu Lizzy tumbuh di hatinya dan hal itu tidak akan pernah mati hingga nanti mereka bertemu di kehidupan lain.

Mereka akan kembali bersatu nanti!

๐Ÿ’ฐ๐Ÿ’ฐ๐Ÿ’ฐ๐Ÿ’ฐ๐Ÿ’ฐ๐Ÿ’ฐ๐Ÿ’ฐ๐Ÿ’ฐ๐Ÿ’ฐ

Rupanya masih bab sedih-sedih ๐Ÿ’”๐Ÿ’”๐Ÿ’”.

I'm so sorry, jika kalian sudah menangis di bab awal๐Ÿ˜๐Ÿ˜.

Fun fact: aku menulis bab ini dengan air mata yang tak pernah kering, aku menulis dengan menangis sepanjang menulis bab ini, sambil dengar lagu Katy Perry, The One That Got Away (siapa yang suka lagu ini?)

Bab ini terinspirasi dari lirik lagunya๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜. Coba dengarkan sambil baca bab ini, dijamin kalian akan menangis ๐Ÿ˜ฅ๐Ÿ˜ฅ๐Ÿ˜ฅ.

See you ๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status