Share

04 - Verena, Si Kelinci Binal!

"Aku pasti akan merindukan Mommy dan Daddy. Daddy jangan nangis malam-malam ya karena merindukan aku." Refleks Rara langsung mencubit perut putri bungsunya karena gemas. 

Hari ini mereka akan berpulang ke Jerman, karena sudah satu minggu berada di sini, dan pekerjaan yang menumpuk sudah menanti. Tentu saja Verena memilih tinggal gadis itu banyak beralasan dan ayahnya mengizinkan waktu satu minggu agar Verena menemani David karena laki-laki itu kesepian dan tak punya keluarga. 

Verena punya waktu satu minggu untuk membuat David jatuh cinta padanya. Ia yakin tak butuh waktu lama pada akhirnya laki-laki itu yang akan mengejar dirinya. 

"Mommy ... Aku sedih, Mommy pasti kesepian di rumah. Tapi Om David lebih sedih lagi, jadi temanin ya." Verena menangis dengan air mata buaya yang dibuat-buat, dan seolah bersimpati padahal ia ingin modus. Gadis itu memeluk ibunya dan tersenyum. 

"Daddy kesayangan aku. Daddy rindu aku, bisa lihat Asher. Ada diri aku di Asher. Daddy boleh kok nelpon setiap jam, doakan anakmu untuk bisa menjadi anak yang berguna dan bisa menghibur orang lain." Verena memeluk ayahnya bergantian dan mencium pipi laki-laki itu. Verena menyeka air mata buaya dan tersenyum ke arah orang tuanya. 

Gadis itu berbalik ke belakang David yang hanya berdiri lesu. Verena menyipitkan sebelah matanya ke arah David. Dan memajukan bibirnya ke udara seolah mencium laki-laki itu dan memberi kode. "Sebentar lagi, kita akan berciuman panas." 

David hanya mampu mengepalkan tangannya. Sialan! Bencana apa lagi ini, padahal dia sudah senang setan kecil ini akhirnya berhambus dari hadapannya, nyatanya dia malah tinggal. Membuat drama seolah dirinya kena penyakit mematikan yang tak bisa ditinggalkan, dan dirinya hadir sebagai pahlawan. 

Saat cetak anak ini, Gerald mabuk boraks hingga hasilnya bisa jadi seperti ini. David benar-benar dendam, ingin mematahkan tulang sahabat lamanya karena punya anak rese seperti ini. 

"Mommy boleh telpon aku setiap jam." 

Saat orang tuanya check in, Verena langsung meloncat kegirangan dan memeluk David. Dia seperti kelinci binal, begitu aktif meloncat dan sangat binal. 

Verena, kelinci binal. Sepertinya cocok disematkan untuk dirinya. 

"Sebagai pasangan baru, kita akan memasak hari ini, David?" David langsung melotot memandangi gadis ini. Apa-apaan ini? Bisa-bisanya dia tak sopan begitu? 

"Jika hanya berdua, aku hanya ingin memanggil namamu. Nama yang selalu kusebut dalam doaku. Aku bahkan mau jika melepaskan keperawananku hari ini. Kita akan bercinta seharian, sampai panas dan terasa ngilu." Verena terkikik, membayangkan hal-hal panas. David akan mengajari dirinya bagaimana memuaskan pasangannya. Laki-laki itu akan membimbing dirinya bagaiamana membuat pasangan tetap basah dan merasa puas. 

"Dan aku bisa memakai bikini milikku saat hanya kita berdua berada dalam ruangan. Bagaimana?" 

"Siapa yang menyuruhmu, untuk tinggal?" tanya David dengan nada tak senang sekali. Jika dia adalah seorang perasa, pasti akan merasa tersinggung. Sekali lagi, ini adalah Verena, produk Gerald yang gagal produksi hingga menjadi ajaib seperti ini. 

"Kamu seperti tidak mengerti saja, Pak Tua! Tentu saja untuk memadu kasih. Kau tidak tahu bahwa aku hanya punya waktu satu minggu untuk meyakinkan dirimu, jika aku adalah kandidat pasangan yang pas untuk menggantikan pasanganmu. Kita akan punya 3 anak yang lucu." Verena semakin erat memeluk David dan berjalan keluar menuju parkiran. 

"Aku sudah menyiapkan nama anak kita. Sydney, London, dan Paris. Bukankah itu keren? Nama-nama unik yang membuat orang bertanya siapa ayahnya yang perkasa? Dan kaulah orangnya." Verena memukul dada David, seolah meyakinkan betul. 

"Aku tak sabar untuk mencium bibirmu yang seksi itu, Pak Tua!" 

Verena berjinjit dan mengecup bibir David. 

๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ

Verena mengintip dari kamar, melihat David yang sedang duduk di sofa memainkan ponselnya. Gadis itu terkikik, merapikan rambutnya, dan langsung meloncat keluar. 

"Bagaimana? Apa kau sudah tertarik untuk bercinta denganku?" tanya Verena dengan percaya diri. 

"Oh shit!" umpat David, saat melihat Verena berdiri di hadapannya hanya memakai bikini berwarna merah, dengan motif polkadot. 

"Pakai bajumu!" Verena menggeleng, dia sudah sangat pasrah jika diperkosa sekarang. Sinting memang! 

"Pakai bajumu, Verena!" Gadis itu menggeleng lagi, dan mendekati David.  Ia sengaja memakai bikini untuk menggoda laki-laki itu dan mereka bisa berakhir telanjang bersama. Verena ingin memiliki David seutuhnya, dengan menyerahkan dirinya laki-laki itu pasti akan bertanggung jawab. 

"Ayo perkosa aku, Om." Verena menarik-narik pakaian David, bahkan jika ia nekat dia bisa mengoyak baju laki-laki itu. David menggeleng dan mendorong gadis gila ini. 

"Jangan gila, Verena! Pakai bajumu sekarang!" Verena menggeleng. 

"Pakai bajumu!" Suara David sedikit meninggi. Kesal, laki-laki itu masuk ke kamar dan mengambil pakaian gadis itu dam melemparkan ke arah Verena. Gadis itu hanya bersungut kesal dan memakai kembali terusan berwarna krem, sambil menghentakkan kakinya kesal. Kita lihat saja nanti, laki-laki ini akan bersujud dan memohon padanya, agar ia mau hidup bersamanya, walau sudah berjanji hanya David pasangan hidupnya.

"Aku mengantuk, boleh tidur di dada, Om?" Verena langsung meloncat di pangkuan David yang bokongnya bahkan belum menyentuh sofa. Gadis itu memeluk dengan kuat, dan menelungkupkan kepalanya di dada David. Ini yang biasanya ia lakukan saat masih kecil di dada ayahnya. Tapi saat dewasa, Verena tahu dia tidak bisa lagi seperti itu, karena ada batasan yang membuat dia tak bisa bermanja-manja dengan ayahnya seperti ini. Hingga Verena bertekad mencari laki-laki yang seperti ayahnya agar kebiasaan itu bisa dia teruskan. 

Verena menghirup aroma kayu yang menguar dari tubuh David. David menyusupkan tangannya ke dalam kaos David dan menggerayangi dada laki-laki itu. 

David menutup matanya sambil mengepalkan tangannya, benar-benar ingin membanting Verena sekarang. Gadis itu mendongak melihat laki-laki dewasa itu menutup matanya, Verena mengira David sudah ikut terbawa suasana, dan sebentar lagi mereka bisa bercinta dengan panas di atas sofa ini. 

Dengan nakal, Verena menunduk ingin membuka resleting celana David. Verena tersenyum, penasaran ingin melihat isi dalamnya. 

"Perlukah kita melanjutkan ini?" tanya Verena dengan mengelus-elus gundukan keras dari luar celana, dan menggigit cuping telinga David. 

"Aku sangat horny sekarang. Masuki aku, penuhi diriku dengan senjatamu yang perkasa itu." goda Verena dengan sensual. Gadis itu mulai bangun dan menanggalkan dressnya. Ia tersenyum nakal ke arah David yang menghela napas berat. Yes! Laki-laki ini masuk dalam perangkapnya. 

"Telanjangi aku!" Verena menutup matanya, dan menunggu David datang. Gadis itu mengintip sedikit, dan ya David berdiri dan menuju ke arahnya. Verena langsung meloncat walau dengan mata tertutup. Pertama-tama, laki-laki itu pasti mengelus-elus wajahnya, ke arah leher, naik ke atas bibirnya. Dia memainkan bibirnya, dan tangan itu digantikan dengan sesuatu yang hangat. David menciumnya dan lidah keduanya saling bergantian, menghisap dan saling menyesap. 

Dia akan meneruskan permainan tadi, dengan memasukan tangannya ke milik David yang besar dan panjang pastinya berurat dengan ujung merah. Dia membelainya, mengocoknya, setelah itu celana laki-laki itu langsung dilepaskan dan Verena bisa melihat kepala jamur yang begitu besar dan langsung ia masukan dalam mulutnya. Dia akan menghisap seperti mengemut permen, sampai keluar cairan putih. Verena akan menggosokkan cairan itu ke seluruh tubuhnya dan ia tergolek tak berdaya saat David membelai bibir bawah miliknya, laki-laki itu menjilat, membelai, keluar masuk dalam intinya menggunakan lidah yang membuat dirinya keluar dan merasa pusing karena terasa begitu nikmat. 

Dia akan melebarkan kakinya saat milik keduanya akan bertemu untuk pertama kalinya, keduanya bersalaman, berciuman, dan akhirnya saling memberi rasa nikmat. 

"Aanghhhh David, ini nikmat sekali. Lakukan lagi, lebih keras lagi. Masuki aku hingga dalam, aku ingin terbang bersamamu ke angkasa." 

"Ouhhhhhh David, aku sudah mau sampai.... Enggghhh..." 

"Aduh sakit!" Verena mengandu kesakitan saat membuka matanya karena wajahnya dipukul. Gadis itu langsung manyun. 

"Baru membayangkan saja aku bisa merasakan rahimku terasa hangat karena spermamu, Pak Tua! Ayolah kita bercinta." Verena memeluk lengan David. Ini adalah salah satu stimulasi cepat mati, karena gadis ini begitu liar. 

David langsung mendorong Verena. Gadis tetap bersikeras untuk menggoda laki-laki itu. 

"Sebelum aku mengusirmu, lebih baik kamu diam!" Verena mengerucutkan bibirnya, David benar-benar marah. 

๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ

"Makan!" Verena merajuk, dia benar-benar ingin bercinta, tapi David tak mau. Padahal menurut Verena seks adalah salah satu hal yang membuat laki-laki itu melupakan masalah berat yang sedang menimpanya. Dia dapat enak, David dapat enak. Mereka sama-sama pengertian. Huh, dasar laki-laki tua tidak pengertian! 

"Jangan-jangan kau sudah impoten!" tuduh Verena, sambil menyomot makanannya asal. David memasak ayam makanan khas Australia. Chicken parmigiana. Chicken parmigiana adalah hidangan klasik berupa daging ayam dibuat schnitzel, lalu disiram saus tomat dan lelehan keju. Biasanya disajikan dengan kentang dan salad. 

Hidangan begitu lezat, tapi selera makan Verena hilang. Dia bersungut-sungut sedari tadi. 

"Kau tidak pengertian!" tuduh Verena sambil makan salad dan menatap ke arah David yang makan seperti biasa. Laki-laki itu menganggap dirinya anak kecil yang tak bisa diajak bercinta. Padahal Verena bisa memuaskan laki-laki ini, hingga sampai 4 ronde. Dia sanggup melakukan hal itu. 

"Aku telpon ayahmu, suruh pulang sekarang!" ancam David. Verena langsung membanting sendoknya kesal. Dia merajuk padahal dia adalah orang yang anti merajuk. Baginya merajuk itu hanya buang-buang energi, tapi demi pertahanan diri dia harus merajuk di hadapan laki-laki ini agar mau membujuk dirinya. 

"Bagaimana aku mau suka, kalau kamu suka merajuk seperti anak kecil. Laki-laki suka wanita yang dewasa, bukan anak kecil." Verena langsung memperbaiki cara duduknya. Ia yang biasanya makan dengan cara yang tidak anggun sama sekali, langsung makan seperti para model hanya sedikit dan mengunyah pelan dan menghitung selama 33 kali, agar struktur kulitnya tidak cepat keriput. 

"Berarti ini ada indikasi, jika kau akan menyukaiku?" 

"Tidak!" tandas David cepat. Laki-laki itu menuangkan anggur sebagai pelengkap dan penghangat di penghujung siang hari ini. David masih diberi cuti karena masih kehilangan. Ngomong-ngomong, kehadiran anak kecil rese ini bisa mengalihkan dirinya dari rasa sedih yang berlebihan karena kehilangan orang tercinta. Kepala otak David pusing, memikirkan anak ajaib Gerald. 

Mungkin diam-diam David akan menelepon Gerald menanyakan pada sahabat lamanya, jika Verena adalah hasil kondom bocor? 

Laki-laki itu melihat gadis itu yang awalnya berusaha makan dengan anggun, tapi lihatlah kini cara makannya sudah seperti orang kesurupan. Verena bahkan tak segan untuk menaikkan kakinya ke atas kursi, tak ada table manner sama sekali. Wajahnya masih anak-anak sekali, tapi kenapa otaknya konslet seperti itu? 

"Biasanya kalau sudah kenyang, penyakitnya adalah mengantuk. Sebelum tidur, mungkin kita bisa main satu ronde." David menggeleng, lebih capek menghadapi anak binal ini daripada pertanyaan di alam kubur nanti. 

"Setelah kita bercinta, ajak aku jalan-jalan, Om. Oh iya, satu rahasia yang harus Om tahu, aku bersedia untuk tidak pulang. Aku akan menetap di sini, bersama Om. Kita akan menikah dan punya tiga anak yang lucu." David hanya menggeleng. Verena mengangkat gelasnya dan meminum anggur untuk menghangatkan tubuhnya, gadis itu merasa kenyang sekali, dan dia memang butuh tidur, walau ingin dihangatkan oleh David terlebih dahulu. 

"Setelah ini aku akan bekerja, dan kau akan merasa kesepian." 

"Tidak masalah! Aku akan seperti Mommy yang menyiapkan segala kebutuhan rumah saat Daddy kerja dan anak-anaknya pergi sekolah, saat pulang seluruh rumah sudah beres dan banyak makanan tersaji. Kau tidak akan pernah merasa kelaparan karena aku akan memasak banyak makanan untukmu. Aku akan belajar memasak mulai sekarang, atau kita bisa memasak bersama agar kedengarannya romantis." 

"Cepat habiskan makananmu." perintah David, walau makanan Verena sudah habis, tapi sebenarnya laki-laki itu menyuruh agar gadis kecil ini jangan sampai rese. 

David membawa makanan mereka ke sink dan mencucinya. Verena langsung memeluk punggung tegap laki-laki itu. Melihat David seperti bisa melihat masa depannya. 

"Kamu adalah masa depanku, kenapa kau harus menyangkal, Pak Tua?" 

"Verena, minggir aku mau mencuci piring." Verena menggelengkan kepalanya walau David tak bisa melihatnya. Andai ada vacum cleaner yang besar bisa menyedot orang, David akan melakukan hal itu dan membuang gadis ini jauh-jauh. David sudah bertekad untuk menelpon Gerald agar meminta putri mereka pulang, karena kepalanya mau meledak menghadapi tingkah anak kecil ini. 

Sebenarnya David ingin beristirahat karena tubuhnya benar-benar remuk, semua tulangnya terasa seperti patah. David butuh istirahat, setelah itu ia bisa jalan-jalan untuk menghibur dirinya dan menerima kenyataan jika ia akan menyendiri setelah ini. David akan kesepian di sini, tanpa istri, tanpa anak, tanpa keluarga. 

"Kau tahu, aku sudah membayangkan anak-anak kita berlarian ke sini. Sydney yang manja, London yang cuek dan Paris yang hobi dandan. Kau akan pusing jadi ayah, tapi kau menyanyangi semua anak-anakmu. And I'll become a proud mommy. Aku bangga, kamu bangga, kita bangga walau anak-anak kita tingkahnya aneh-aneh." 

"Dan sekarang aku pusing, karena tingkahmu yang aneh." 

"Jangan dulu, Pak Tua!" Verena menggeram saat David mendorongnya dan berhasil lepas dari cengkraman si kelinci binal kecil ini. Benar-benar butuh tenaga ekstra untuk menyadarkan dirinya, jika ia terganggu dengan kehadiran anak kecil ini. 

"Ayolah, David! Buahi aku. Aku ingin hamil bulan depan, aku ingin kau memanjakan aku. Kita bisa punya piyama seragam seperti Mommy dan Daddy. Saat mau bangun tidur, kita bisa bercinta sebentar sebelum mengurusi rumah untuk menambah energi. Aku sering memergoki orang tuaku bercinta, ayolah buahi aku!" 

"Ayo, tidur." ajak David menarik tangan Verena. Gadis itu langsung meloncat senang, wah kesempatan besar. 

"Mommy, anakmu sedang proses buat cucu untuk Mommy. Nama anaknya Sydney." Verena sudah meloncat dan berteriak seperti orang sakit ayan. 

David dan Verena masuk ke kamar. Laki-laki itu menutup pintu. 

"Gaya apa ya? Untuk awal mungkin kita masih mencoba gaya misionaris, setelah itu bisa gaya doggy atau 69." 

David hanya menggeleng dan menarik Verena menuju menuju tempat tidur. 

"Ayo tidur anak kecil! Suaramu seperti radio rusak, kepalaku makin sakit." Verena langsung merentangkan tangannya pasrah, siap dibelai sekarang. 

Alih-alih dibelai, David menarik selimut dan menutup tubuh Verena. Laki-laki itu malah keluar kamar. 

"Pak Tua sialan! Kupastikan aku akan memperkosamu!" teriak Verena tak terima. 

๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ

Verena kambek. Aku nulis ini ketawa terus masa๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ. Benar-benar ajaib si Verena nih. 

Semoga tingkah Verena bisa menghibur kalian yg penat di dunia nyata๐Ÿ˜š๐Ÿ˜š๐Ÿ˜š. 

Komen ya, biar Verena naik terus๐Ÿฅฐ๐Ÿฅฐ๐Ÿฅฐ. 

See you๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹. 

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Linda Candra
penasaran banget sama ceritanya
goodnovel comment avatar
Ike Rahma
Verena...andai aku seperti kamu tak punya urat malu.....
goodnovel comment avatar
min_che
apa ada orang seperti verena di dunia ini????????
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status