Wanita Berhati Baja

Wanita Berhati Baja

Oleh:  Nailin RA  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 Peringkat
122Bab
26.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dari perjodohan, Larasati jatuh cinta setengah mati pada Dabu, suaminya. Hingga mereka dikaruniai dua buah hati. Namun ternyata itu tak cukup, karena Danu Wicaksono ternyata masih konsisten berhubungan dengan mantan kekasih yang gagal ia nikahi karena terhalang restu. Bagaimana pernikahan Larasati dan Danu kemudian? Dapatkah dipertahankannya?

Lihat lebih banyak
Wanita Berhati Baja Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Dyah Astri Andriyani
sebenarnya ceritanya bikin emosional,tpi melihat bab-nya yg udah ratusan masih bersambung...eemmm....mudah2an gk bosen aja
2023-07-01 23:59:24
0
user avatar
Na_Vya
Aku mampir kakak.. Ceritanya menguras emosi sekaligus bikin haru.. Semangat (⁠ ⁠˘⁠ ⁠³⁠˘⁠)⁠...
2023-05-21 13:00:48
0
user avatar
Ayudea
deg degkan menunggu endingnya...
2023-03-20 17:17:18
0
user avatar
Shofie Widdianto
Ceritanya bagus. Sangat mengaduk-aduk emosi pembaca.
2023-02-06 00:05:08
0
user avatar
Adny Ummi
Cerita menarik!
2023-01-29 21:21:34
0
122 Bab
Cinta Buta
Cinta ini adalah cinta buta, yang tak memandang kurangnya, hanya fokus pada lebihnya. Cinta ini adalah cinta buta, cinta yang selalu memaafkan meski berulang kali terluka. Cinta ini adalah cinta buta, yang selalu menerima meski terus berurai air mata. Cinta ini adalah cintaku untuknya, suamiku, pusat gravitasi di hidupku. Dialah sumber kekuatanku untuk bisa tegar mencinta, meski belati ditusukkan ke dada.***“Aku pulang telat nanti, makan malam duluan saja. Kalau ngantuk langsung tidur. Enggak usah nunggu aku,” pamit Mas Danu, suamiku. Aku hanya mengangguk kelu. Mencium tangannya seperti biasa dan membukakan pintu pagar untuknya.Setelah ia pergi, air mata bergulir di pipi. Aku tahu kenapa Mas Danu sering pulang telat padahal jam kantornya hanya sampai sore. Bahkan aku tahu, ke mana ia menuju. Namun aku tak berani menegurnya, apalagi menanyakan hal itu. Karena aku terlalu takut mendengar pengakuannya. Di mana hatiku jika yang kutakutkan ternyata terbukti? Aku takut mendengarnya berka
Baca selengkapnya
Malam Pengantin
Setelah ibu tiada, rasa hampa merajah seperti anak panah. Di rumah yang besar, hanya ada aku, kedua anak kami, bapak mertua yang sibuk dan jarang di rumah seperti Mas Danu, serta dua orang pembantu. Ibu meninggal setahun lalu karena kanker darah. Hanya 4 tahun kebersamaan kami.Ibu sengaja merahasiakan penyakitnya karena tidak ingin mempengaruhi kesehatan bapak mertua yang mempunyai riwayat penyakit jantung. Sungguh, ia panutanku dalam ketegaran dan kesabaran.“Tahu kenapa aku memilihmu dibanding Sekar?” tanya beliau sebelum pergi untuk selamanya.Hanya gelengan kepala yang kuberikan. Merasa diri ini begitu bodoh karena tidak tahu apa-apa.“Karena kamu perempuan sejati. Yang tidak hanya mementingkan penampilan namun juga meresapi arti pengabdian. Wanita memang harus banyak mengalah setelah menikah. Membunuh ambisinya demi membangun surga dalam rumah. Berkorban siang dan malam untuk melayani kebutuhan keluarga. Wanita sejati adalah rumah ternyaman
Baca selengkapnya
Permintaan Maaf
“Maafkan aku Laras. Malam itu, entah ada apa dengan diriku. Namun aku begitu menginginkannya. Jika bukan padamu, pada siapa lagi kusalurkan?” ucap Mas Danu saat mengantarku kontrol kandungan.Aku terdiam. Pasti ia menyesal, karena melakukan sesuatu di bawah pengaruh obat. Rahasia itu terus kusimpan hingga ibu meninggal.“Laras, jika kamu menginginkan sesuatu, katakan saja. Kamu sudah berkorban untuk ibuku. Merawatnya sedemikian rupa. Bahkan aku, anak tunggalnya, tak bisa setelaten kamu untuk merawat ibu,” ujar Mas Danu setelah anak pertama kami lahir.Aku tengah sibuk mengurus bayi satu tahun, namun tak abai pada ibu mertuaku yang sakit keras akibat sel kanker menggerogotinya.“Apa lagi yang kuinginkan? Selama Mas di sini, itu sudah cukup.”Pria tampan itu menunduk.“Mungkin, kamu ingin memperoleh kebebasan?”Itukah yang bermain di benaknya?Aku menggeleng halus. “Tidak Mas, bahkan sampai mati, aku ingin mati se
Baca selengkapnya
Dicap Bodoh
“Aku selalu bisa memaafkanmu, Mas. Bukankah kamu sudah tahu itu? Berapapun banyaknya air mata yang kau pinta dariku, aku rela. Akan kuberi semua yang kupunya dengan sukacita.” Walau aku sadar, aku tak punya apa-apa.“Kenapa harus menyiksa diri? Kita berhak bahagia. Namun, kita tidak akan bisa bahagia jika terus bersama.”“Bahagiaku jika ada di sisimu. Mas tak perlu melakukan apa-apa. Cukup izinkan aku terus di sisimu. Itu sudah lebih dari cukup.”“Jangan memaksa, Laras! Mari kita akhiri saja.”Aku menggeleng kuat-kuat. Air mata terus terburai. “Apa salah ku, Mas? Kenapa kamu tak mengizinkanku? Jika Mas ingin menikahi dia, nikahilah, Mas. Tapi aku tak mau bercerai darimu!”“Kenapa kamu sebodoh itu, Laras? Wanita mana yang sanggup dimadu?”“Jika itu satu-satunya jalan agar aku bisa mempertahankan pernikahanku, maka aku sanggup, Mas. Akan kulewati setiap badai demi keutuhan rumah tangga kita.”Bagiku madu itu lebih baik dar
Baca selengkapnya
Tamu Cantik
Dia melihat padaku, bangkit berdiri, tersenyum dan memberi salam dengan menundukkan kepalanya singkat. Kenapa ia bisa santai menghadapiku, sementara aku langsung panas dingin gara-gara kedatangannya. Apakah ia sedang meninjau istana yang akan jadi singgasananya? Seketika aku takut dan berharap semua yang ia lihat hanyalah keburukan, sehingga ia tak berhasrat merenggut apa pun dari kami.Mengerahkan segenap kekuatan yang ada, kuingin tegar menghadapi apa pun sebagai konsekuensi tanggung jawabku sebagai istri, ibu, serta menantu yang membuat mertuaku bahagia di ujung menutup mata. Aku tak boleh lemah ataupun goyah, karena kebahagiaan anakku dipertaruhkan. Juga demi wasiat mertua agar aku bertahan menghadapi setiap cobaan.“Maaf mbak, aku datang pagi-pagi sekali. Bisakah kita bicara sebentar? Ini penting,” pintanya dengan suara yang merdu mendayu.Sekar Diandrasukma memiliki semua yang diinginkan seorang pria pada wanita. Bagaimana aku bisa mencegah Mas Danu berhenti mencintainya, jika w
Baca selengkapnya
Malam yang Menyakitkan
Sekar menggelengkan kepala. Kini raut wajahnya memucat. Barangkali ia tak menyangka aku akan berkata demikian.Kata-kata itu, adalah kata-kata yang sering bergema dalam pikiranku selama ini. Akhirnya kumuntahkan pula kepada biangnya. Seseorang yang mengancam keharmonisan rumah tanggaku. Seandainya harus kalah, aku ingin kalah setelah ikhtiar maksimal. Aku tak akan menyerah begitu saja, apalagi jika ada hak-hak anakku yang terbawa.Aku berjuang bukan hanya untuk hatiku yang selalu merindu, namun juga untuk hati putra putriku yang membutuhkan orangtuanya bersatu.Sekar pamit pulang dengan wajah tertekan. Tampak air mata menggantung di wajahnya yang mendung. Mungkin dia datang untuk menakuti, memancingku agar marah dan meminta cerai dari Mas Danu. Padahal perceraian adalah hal yang paling kubenci. Tak akan terjadi, meski untuk itu aku harus terbakar api.***Mas Danu pulang dengan raut kusut. Bajunya semrawut. Ada beban menggumpal di dadanya yang tidak bisa ia curahkan padaku, istrinya.
Baca selengkapnya
Perhatian Bapak
Mentari pagi ini, seolah enggan bersinar. Berganti pekatnya tetesan air mata yang terpaksa kusembunyikan di balik senyuman.Mas Danu masih terlelap. Di hari libur, ia banyak menghabiskan waktu di rumah bersama anak-anak. Mengukir kenangan bagi dua balita yang menjadi tumpuan harapan, pewaris masa depan.“Bu, dipanggil Tuan Besar.”Bapak mertuaku bukan tipikal orang yang banyak bicara. Selama menjadi menantunya, tak banyak kata yang ia lontarkan untuk menyapa atau menasihati dengan aneka hikmah kehidupan. Hubungan bapak dengan Mas Danu, juga tak semesra hubungan Mas Danu dengan kedua anak kami. Bapak adalah orang yang banyak merenung, banyak berpikir, serta banyak berkegiatan di luar rumah. Mungkinkah, bapak merasa kurang enak badan sehingga membutuhkanku untuk merawatnya? Mengapa beliau memanggilku?Perlahan, kupenuhi panggilan bapak mertua di teras samping rumah. Tempat di mana ia melihat ikan-ikan piaraannya di kolam. Berenang lincah menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Secangkir weda
Baca selengkapnya
Make Over
“Mbakyu... senang akhirnya bisa bertemu lagi denganmu. Aku penasaran banget, bagaimana seseorang bisa bertahan pada cinta yang menyakitkan. Coba ajari aku?” canda Caca, saat akhirnya aku menghubunginya. Ia datang bertandang kala Mas Danu pergi bekerja.Tersenyum masam mendengarnya. Bagaimanapun ... bagi orang lain, aku hanya wanita bodoh yang menempel pada pria yang sama sekali tak peduli bagaimana perasaanku ini.“Mbak, jangan khawatir. Kita make over mbak ya, jadi dalam sebulan ini, kita buat Mas Danu benar-benar melihat mbak dengan tatapan yang berbeda.” Imbuh wanita dengan lesung pipi manis ala Pretty Sinta.“Apakah cukup dengan mengubah penampilan saja?” Jika iya, rasanya sia-sia. Secantik apapun diriku berdandan, tak akan mampu menyaingi kecantikan Sekar Diandrakusuma.“No.. No.. No..” Caca menggeleng. “Enggak dong. Bapak sudah memberikan posisi buat mbak bekerja di perusahaan. Mbak akan terlihat jauh berbeda setelah bekerja. Wawasan mbak akan kian terbuka. Mbak juga akan terlih
Baca selengkapnya
Mentor Tampan
Tugas di kantor bapak mertuaku bener-benar pekerjaan yang ringan. Bisa dibilang aku tidak sungguh bekerja. Tugasku sebagai resepsionis di meja depan. Menyapa orang datang dan pulang. Di sela-sela kerja, aku diberi tugas untuk memperdalam kemampuan berbahasa Inggris dan komputer. Sebelumnya aku sudah minta ijin Mas Danu. Ia diam. Tak mengiyakan juga tak melarang. Namun, protesnya langsung dilayangkan ke mertua.“Kenapa bapak ikut campur urusanku dan Laras?”Aku yang hendak ke ruang kerja bapak mengantar wedang jahe, mendengar percakapan mereka dengan dada berdebar kencang. Rupanya Mas Danu keberatan. Kenapa tak langsung ia sampaikan padaku?“Bukankah sudah waktunya bapak ikut campur? Setelah kamu mencoba bermain gila dengan wanita itu di tempat kerja?”“Hubunganku dengan Sekar, tak akan jadi begini jika kalian tak ikut campur.”“Kalian? Lancang omonganmu Danu. Ibumu bisa menangis mendengar ucapanmu!”“Bukankah aku sudah mengorbankan cintaku untuk berbakti pada ibu? Setelah ibu tiada, m
Baca selengkapnya
Tak Mudah Goyah
Bak tawanan menanti hari eksekusi, setiap hari kecemasan memenuhi isi hati. Setiap Mas Danu terlambat pulang, aku dilanda insomnia. Padahal kamar kami berbeda. Namun jika tak kudengar langkah kaki, serasa sunyi tak terperi.Sudah dua hari ia tak pulang. Setiap mencoba meneleponnya, panggilanku dijawab operator ponsel. Apakah ia bersama Sekar? Sampai kapan ia baru bosan pada wanita itu? Konon katanya, pesona wanita simpanan lebih kuat dibanding istri sah. Tetapi, itu tidak akan lama. Prasangka itu terus kutanam agar bertumbuhan. Menghidupkan doktrin bahwa Sekar hanya gulma, dan aku adalah inangnya. Pada akhirnya, inanglah yang menang saat pemiliknya menyadari. Semoga Mas Danu bisa segera sadar dan kembali padaku. Kapan pun itu, ku ‘kan sabar menanti. Hal terberat adalah saat anak-anak bertanya ke mana ayahnya, tak urung jiwaku meronta. Kenapa mereka harus ikut menderita sepertinya ibunya? Kehilangan cinta dari pria yang seharusnya membuat kami utuh dan bahagia.***“Mister Mike, kala
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status