Share

Tekanan

Pemuda itu masih memasang tatapan dinginnya pada Alfi. Alfi merasa ada sesuatu yang aneh pada orang ini. Tatapannya benar-benar dingin seolah-olah ia adalah gambaran nyata dari apa yang kita kenal dengan kematian. Alfi merasa dirinya terintimidasi oleh tatapan dingin itu. Ia tidak dapat mengucapkan sepatah kata apapun, padahal dia memiliki mulut yang bawelnya minta ampun. Aku merasa puas aku dapat menutup mulut sialannya itu. Baiklah, kita kembali lagi, Alfi juga merasa benar-benar tertekan oleh kehadiran pemuda itu. Apakah ini yang disebut cinta?

"Woi!" Seru Alfi padaku.

"Ada apa?" Tanyaku. "Apa kau tidak bisa lihat aku sedang sibuk menulis narasi setelah sekian lama hiatus?" Lanjutku.

"Kau b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status