Satu kisah yang harus kau tahu sebelum malam menjemput dan terbuai mimpi indah nan semu. Sebuah kisah pengantar tidur yang takkan pernah menjadi nyata, takkan pernah bertahan lama ketika kau menginjak usia dewasa, tapi tetap akan bisa membawa kenangan kembali pada masa kecilmu.
Kisah ini bercerita tentang seorang wanita, perkasa dengan kesempurnaan, namun ketahuilah sesungguhnya ia lemah, jauh tak berdaya dari fisik sempurnanya. Ia terjebak dengan kekuatannya, kebanggaan yang ia agung-agungkan, namun kekuatan itu pula yang menyeretnya pada kematian. Hanya karena satu benda dalam tubuhnya, yaitu Hati.
Ketika dia merasakan hangatnya detak jantung, lembutnya sentuhan emosi jiwa yang tertanam dalam sebentuk organ bernama hati, barulah dia menyadari. Hidupnya selama ini tak lebih berharga dari onggokan kerikil di jalanan berbatu, tersembunyi namun dapat mengganggu.
Ini penggalan kisah tak sempurna dari manusia sempurna yang dalam legenda bernama Pearl Girl. Dan, ada kebohongan, sesuatu yang ditutupi pada kisahnya. Meski ribuan tahun telah berlalu, namanya masih tetap utuh di masyarakat, kelahirannya sangat ditunggu, tetapi akankah kau mau menunggu jika ternyata dialah monster, musuh dunia, sumber kekacauan yang bersembunyi di balik cerita pengantar tidurmu?
Seribu tahun yang lalu dia ada. Hadir di tengah manusia, menjadi ratu di singgasana, hidup di balik topeng kesucian, hingga akhirnya dia mati di tangan kekasihnya. Pria yang paling dicintainya, musuh abadinya.
Inilah rahasia, Laluna adalah musuh abadi Black Sword.
Laluna, Pearl Girl yang mati di tangan ksatria berkuda hitam. Bulan yang redup, hilang dalam cahaya Matahari. Penggalan kisah keduanya musnah dalam sejarah, takkan kau temukan dalam cerita pengantar tidurmu. Karena, tak ada yang ingin mengingat moment paling menyakitkan di antara kedua insan nyaris sempurna. Penyeimbang kedamaian dunia.
Satu pertanyaan
Akankah sejarah kembali terulang pada kisah Pearl Girl seribu tahun setelahnya?
Kisah yang menceritakan Bulan dan Bumi yang tak seimbang dalam naungan Matahari.
Kisah yang menceritakan Tuan dan Senjata serta Sarung Pedangnya.
Kisah Pearl Girl dan Black Sword di Moon Kingdom.
Kurangkaikan dongeng untukmu dari kisah Pearl Girl si gadis pembawa kedamaian dan nikmatilah setiap aliran kata yang membawamu pada dunia ciptaanku. Dan kubisikkan padamu
“Selamat Datang di Duniaku”
—A Pearl girl—
Suara jeritan terdengar di seluruh Kerajaan Starais. Semua prajurit terbaik turun bertempur bersama sang raja, Zaen Yang Agung. Mereka diserang oleh kaum terbengis yang menjadi momok bagi setiap kerajaan di seluruh penjuru dunia yaitu Kaum Gouwok. Misi mereka hanya satu, menciptakan satu dunia dengan satu penguasa. Selama ini mereka selalu berhasil, tapi usaha mereka seolah sia-sia karena Kaum Terkutuk selalu menjadi penghalang. Cara terakhir yang belum pernah dicoba adalah memusnahkan seluruh keturunan Kaum Terkutuk. Kaum yang dikenal sebagai penjaga kedamaian dunia. Dan inilah yang sedang mereka lakukan. Menghancurkan keturunan kerajaan Starais yang merupakan kerajaan dari Kaum Terkutuk untuk dimusnahkan."Yang M
Mendung menutupi permukaan bumi, seolah menggambarkan kekacauan saat itu. Pemukiman penduduk yang tadinya tenang kini berubah menjadi arena perang. Tampak sekelompok manusia bertubuh besar dengan baju kumuh menerjang setiap yang menghalangi langkah mereka. Penduduk di desa kecil itu berlari ketakutan. Jeritan wanita dan anak-anak menggema di setiap rumah. Seorang gadis berusia tujuh belas tahun berlari bersama wanita usia empat puluhan menghindari penyerbuan tiba-tiba tersebut. Mereka tidak sendiri, ada seorang pria yang membantu pelarian mereka."Doroti cepat!" kata pria itu."Aku tidak kuat Jemy. Bawa saja Vivian bersamamu," katanya dengan napas ters
Jemy menggenggam tangan Vivian dengan erat. Saat ini mereka orang asing di tempat yang asing. Dirinya sadar bahwa dulunya, Kaum Terkutuk selalu dihormati orang-orang dari kerajaan tetangga, karena keperkasaan mereka, juga terkenal akan kekuatan yang selalu menjaga dunia. Tapi itu adalah dulu. Kini, Kaum Terkutuk tinggal sejarah. Jemy tahu diri untuk tidak mencari masalah dalam kota yang baru saja ia masuki, terlebih ia tak sendiri. Vivian dengan setia mengekorinya, meski lelah tergurat dari wajah tuan puteri itu."Apa kau lelah?" tanya Jemy yang menghentikan langkahnya dan menuntun Vivian ke bawah sebuah pohon
Kesibukan terlihat di sekitar istana. Semua orang mempersiapkan kedatangan Sang Raja yang baru saja pulang berperang melawan pengikut Kaum Gouwok yang sebagian di antara mereka adalah rakyat Moon Kingdom. Dunia semakin mencemaskan, perang saudara kerap terjadi. Semua ksatria mau tak mau bersatu mengumpulkan kekuatan."Yang Mulia." Semua yang hadir dalam ruangan itu berdiri menyambut Sang Raja dengan postur tinggi dan badan tegap serta memakai baju kerajaan memasuki ruangan. Para menteri dan abdi setia juga utusan dari empat kerajaan lainnya telah hadir di sana.
Jemy mendengar suara gagak di sekitarnya. Ia tersadar berada di suatu tempat. Ingatannya kembali pada kejadian tadi malam."Vivian?!" Ia berteriak histeris. Menyadari gadis itu telah diculik oleh para pembunuh bayaran."Oh tidak! Apa yang harus aku lakukan?"
Jemy menghirup udara, mencium jejak puterinya. Mereka sudah lama meninggalkan Moon Kingdom. Ada enam puluh ksatria dalam pencarian ini."Apakah kau yakin ini jalan yang benar?" Teo menatap ragu kepada Jemy yang kini memimpin pasukan khusus itu."Pergilah jika kau tidak yakin pada pemimpinmu."
Suara derap sepatu kuda dan dentingan pedang yang beradu memecah udara. Teriakan kematian dan nada pembawa semangat menjadi satu dalam arena peperangan itu. Beberapa Kaum Gouwok berjatuhan dari kudanya dan mati terinjak rekannya yang terlalu semangat mengayunkan pedang mereka tanpa peduli nasib temannya yang lain. Para ksatria tampak begitu terlatih, berbeda dengan Kaum Gouwok yang terlihat menyerang tanpa peduli teknik bertarung. Mereka menebaskan pedangnya ke segala arah, terlihat seperti orang mabuk dan berpura-pura berani menyerang."Jemy, cepat bawa Vivian pergi!" Aaron
"Vivian? Kau mendengarku?"Vivian merasa ada yang memanggilnya. Ia terbangun di sebuah dunia yang dipenuhi bunga nan indah, bulan penuh menggantung di atasnya. Tampak sebuah danau dengan pantulan bintang terbentang luas di hadapannya dengan dikelilingi bunga yang baginya asing. Tempat itu pertengahan malam dan siang. Cahaya kunang-kunang keemasan memutari tubuh Vivian, membuat perhatiannya tidak lepas menatap makhluk kecil bag