Share

Part 3

      Cha Soo berjalan dari Asrama Bela Diri menuju SMA Seongnam, sekolahnya. Ia sangat senang suasana di pagi hari ini. Sesekali ia melakukan pemanasan dengan melatih pernapasannya. Baginya, ini baik untuk ritme pernapasan dan peredaran darah. Hal ini membuatnya ingin berangkat terlambat ke sekolah karena ingin menghabiskan udara segar yang menemani perjalanannya ini sampai dirinya melihat Doyoung dengan sepedanya. Doyoung menyeberang dari jalan raya yang belum padat kendaraan itu untuk menghampirinya.

"Kau sudah memompa semuanya?" tanya Cha Soo sembari melirik ke ban sepeda Doyoung.

"Tentu saja," jawab Doyoung lalu turun dari sepeda dan menuntunnya.

"Aku bahkan mencucinya setelah itu," lanjutnya.

"Apa yang kau lakukan? Naiki saja sepedamu, jika sampai duluan aku tidak masalah," kata Cha Soo dan Doyoung hanya tersenyum.

"Tidak apa. Lagian sudah dekat kok," balasnya. Mereka mengobrol selama perjalanan sampai mereka berada di depan gerbang sekolah. Banyak mobil sedan hitam dan anak-anak yang berlalu lalang memasuki sekolah ini. Seohyun yang baru saja turun dari mobil langsung berlari menghampiri Cha Soo begitu melihatnya.

"Soo-ah, kau tidur nyenyak semalam?" tanya Seohyun sambil menggandeng lengan Cha Soo.

"Tentu saja. Apa les mu berjalan lancar kemarin?" tanya Cha Soo.

"Sungguh gila. Tentorku dari Islandia, kau tau tubuhnya sangat bagus aku sampai-sampai tidak berkedip melihatnya terus," cerita Seohyun dengan saksama sembari memperlihatkan ekspresi terkesimanya.

"Kurasa aku harus duluan, sampai nanti," pamit Doyoung tiba-tiba saat mereka melewati parkiran sepeda.

"Baiklah. sampai nanti," balas Cha Soo dan tiba-tiba Doyoung mengusap rambutnya yang membuat Doyeon yang baru menyusul mereka langsung heboh menggoda Cha Soo.

"Wahh Cha Soo-ah kau benar-benar, apa kalian beneran teman?" ujar Doyeon sambil meniru adegan Doyoung mengusap rambut Cha Soo tadi.

"Aku sudah menganggapnya lebih," ucap Cha Soo dengan percaya diri yang membuat Doyeon dan Seohyun terpatung.

"Sebagai saudaraku," kata Cha Soo sembari tertawa.

"Ahhh!! Hei! Choi Cha Soo!" balas mereka kesal yang membuatnya tertawa sekarang. Setelah itu mereka berjalan menuju kelas.

Jam pertama di kelas Cha Soo adalah matematika dan ia sangat menyukainya setidaknya ini bukan pelajaran yang memaksanya untuk selalu membaca. Ia tidak begitu suka membaca kecuali bacaan yang memang dia sukai.

      Tidak terasa ini hampir istirahat siang, di jam pelajaran ini ia hanya mencoret-coret bukunya, pelajaran bahasa inggris sangat membosankan baginya. Menurutnya, hanya dengan melihat film atau membaca novel bahasa inggris itu sudah cukup membantu dirinya untuk menjawab soal-soal ujian. Saat Mrs. Kang sedang menjelaskan tiba-tiba Guru Park memasukki ruang kelas dan berbicara pelan pada Mrs. Kang, semua yang ada di kelas terdiam melihat Guru Park. Selang beberapa menit, Mrs. Kang dan Guru Park pergi ke luar kelas lalu selang beberapa detik Mrs. Kang kembali masuk dan Guru Park berada di samping pintu masuk.

"Kita kedatangan murid baru," ucap Mrs.Kang yang membuat seluruh isi kelas ribut dan berbicara berbagai macam hal.

"Murid Baru? Wahh ini gila!" kata Jeno, anak yang paling ribut di kelas itu.

"Pindahan di tengah semester? Berapa biaya yang dia keluarkan?"

"Dia pasti sangat kaya, Dia tidak mungkin mendapatkan beasiswa di tengah semester,"

"Bukankah anak baru itu terlambat. Bagaimana dia bias datang di jam segini,"

"Anak baru terakhir yang pindah di tengah semester kemarin adalah keponakan presiden, mungkinkah ini anak presiden?"

Sekolahnya terkenal sangat mahal jika bukan anak dari orang kaya atau bukan anak pintar yang penuh prestasi maka tidak akan bisa masuk sekolah ini, bahkan biaya untuk anak pindahan biasanya lebih mahal daripada yang sudah masuk dari awal, untuk program beasiswa sudah ditutup untuk pertengahan semester. Mereka semua sedang membicarakan hal itu dan tentu saja membuat Guru Park geram dan akhirnya mengeluarkan tongkatnya.

Plakk!!!

      Guru Park memukul tongkatnya sebanyak 3 kali di podium depan kelas yang membuat semuanya kembali diam. Tatapan matanya membuat kelas kembali hening. Guru Park lalu menengok ke Mrs. Kang dan disusul anggukan olehnya.

"Masuklah," kata Mrs.Kang ke arah pintu masuk. Kemudian datanglah anak laki-laki bertubuh tinggi dan proporsional. Cha Soo terdiam dan terpatung setelah melihat seseorang yang masuk itu. Laki-laki itu tersenyum pada Mrs.Kang dan Guru Park.

"Dia adalah anak baru di kelas ini, Perkenalkan dirimu!" perintah Guru Park dan anak laki-laki itu berdiri di podium.

"Namaku Zhong Chenle, aku dari Cina," laki-laki itu belum selesai berbicara namun seisi kelas sudah ribut kembali mendengar perkenalannya.

"Diam!!" Guru Park berteriak dengan kencang dan tegas sehingga membuat kelas kembali tenang.

"Semoga kita bisa bekerja sama setelah ini," lanjut laki-laki itu sambil membungkukkan badannya.

"Baiklah. Dia akan menjadi teman baru kalian sekarang," jelas Mrs.Kang

"Saem, Bukankah dia sangat terlambat datang di waktu sekarang ini?" celetuk Jeno lalu disusul tawa oleh teman-temannya itu.

"Lee Jeno!!" panggil Guru Park sehingga membuat Jeno dan teman-temannya terbungkam.

"Kau bisa duduk dibelakang sana," ujar Mrs.Kang pada laki-laki itu sambil menunjuk kursi kosong yang sederet dengan bangku Cha Soo itu. Cha Soo masih tidak percaya bahwa laki-laki itu akan 1 kelas dengan dirinya, dia bahkan melirik Cha Soo saat berjalan menuju bangkunya itu.

“Ah sialan...kurasa ini akan menjadi hal yang melelahkan, aku benar-benar tidak suka sikapnya saat bertemu kemarin, setidaknya aku tidak berlatih hari ini. Sungguh sialan,” keluh Cha Soo sambil menggigit bibir bawahnya itu. Tak beberapa lama kemudian, bel istirahat pun berbunyi. Semua siswa mulai keluar kelas dengan ramainya, seperti biasa Cha Soo ke kantin bersama teman-temannya dengan wajah sedikit kesal meratapi kejadian yang menimpanya ini.

"Aku akan mencari meja," sahut Doyeon.

"Seperti biasa jangan tambahkan daun bawang dikuahku," lanjutnya lalu bergegas pergi.

"Aku akan memberimu tambahan daging!" sahut Nayeon.

Mereka berempat mengantri untuk mengambil nasi dan lauk yang disediakan tanpa sadar anak baru tadi mengantri setelah Cha Soo. Mereka saling bergeser untuk mengambil lauk.

"Kurasa kita bertemu lagi," ujarnya pada Cha Soo sambil mengambil lauk.

"Kau sangat jeli dalam memilih sekolah," balas Cha Soo sambil menuang kuah.

"Benar. Aku pintar dalam memilih ‘kan?" kata laki-laki itu membanggakan diri sambil tesenyum.

"Tentu saja. Kau pasti juga menghabiskan banyak uang," balas Cha Soo.

"Apa?" katanya sambil melihat Cha Soo yang masih sibuk mengambil ikan.

"Ah...aku masuk dengan beasiswa," lanjutnya dengan berbisik ke arah telinga Cha Soo dan membuatnya terbelalak mendengar ucapan laki-laki itu.

"Apa?" tanya Cha Soo sembari menengok ke arahnya.

"Aku memang tidak pintar tapi aku memiliki banyak prestasi menakjubkan di wushu, sekolah ini menyukai prestasiku itu," jawabnya sambil tersenyum bangga lalu mendahului Cha Soo untuk pergi mencari kursi. Cha Soo benar-benar terdiam mendengarnya. Dia merasa laki-laki itu sombong sekali. Cha Soo pun bergegas pergi menyusul teman-temannya yang sudah berkumpul di meja itu.

"Aku merasa ada yang berbeda di sini," ujar Seohyun sambil menengok ke sekeliling kantin.

"Tidak ada keributan dari Taeyong dan Jinwoo," sahut Doyeon.

"Oh benar," kata Seohyun.

"Ke mana mereka? Jinwoo bahkan sedang makan dengan tenangnya sekarang, apa mereka akan membulinya saat bel masuk?" tanya Heejung sambil mengunyah nasinnya.

"Mereka tidak masuk," jawab Doyeon. Jawaban Doyeon membuat Cha Soo teringat kejadian kemarin, ia melihat mereka ditangkap polisi tapi ia berencana tidak akan membeberkannya. Ia bukan anak yang suka mengurusi masalah orang lain, ia berpikir jika kejadian itu benar maka guru sekolah akan menindaklanjuti.

"Kenapa?" tanya Naeyon setelah menengok Jinwoo yang sedang makan sendiri di meja pojok itu.

"Mereka pergi ke California untuk sekolah sementara," jawab Doyeon dan membuat Cha Soo tersedak karena terkejut mendengarnya.

"Soo-ah, minumlah," Cha Soo meminum gelas yang diberikan Nayeon itu.

"California? Mereka bertiga?" tanya Cha Soo di sela-sela batuknya dan punggungnya masih ditepuk-tepuk oleh Nayeon.

"Kenapa kau terkejut sekali? Orangtua mereka adalah rekan bisnis karena itulah mereka selalu sibuk bertiga, mereka bahkan sering berlibur bersama. Mereka memiliki bisnis di Kanada," jelas Doyeon sambil memasang wajah heran melihat Cha Soo itu.

"Bagaimana kau tahu?" tanya Cha Soo kembali, kali ini batuknya sudah mereda.

"Jae Min, ketua kelas mereka baru saja memberi tahuku," jawab Doyeon.

"Lalu kapan mereka berangkat?" tanya Cha Soo lagi dan membuat Doyeon kesal.

"Kenapa kau menanyakan hal itu padaku. Aku bukan sekretaris mereka yang selalu memberi tahu jadwal," jawab Doyeon sambil mengunyah nasi. Sedangkan Cha Soo masih terkejut mendengarnya, sudah sangat jelas dirinya melihat mereka bertiga masuk mobil polisi. Ia mulai merasa aneh, kenapa polisi itu menangkap mereka di luar sekolah? Bukannya jika ada masalah maka polisi sendiri yang datang ke sekolah untuk menangkapnya.

            Sebelum bel berbunyi, ia menyempatkan diri untuk naik ke lantai 3 atap sekolah. Ia mengingat-ingat kejadian kemarin saat Taeyong dan teman-temannya ditangkap polisi. Melihat alasan mereka tidak masuk hari ini entah kenapa membuatnya penasaran. Ia berpikir apakah sekolahnya menyembunyikan sesuatu? Atau sekolahnya mungkin tidak tahu sama sekali. Sungguh aneh jika dilihat, Taeyong selalu membuat keributan tapi namanya jarang ada di buku pelanggaran. Ia mengetahui hal itu karena dirinya berulang-ulang menulis nama di daftar buku pelanggaran tapi ia hanya melihat nama Jinwoo yang paling dominan. Tiba-tiba terdengar langkah kaki dari pintu atap itu. Ia pun menegok ke arah pintu itu dan ternyata Jinwoo, dia naik ke atas. Dia terkejut melihat Cha Soo dan buru-buru membalikkan badan bergegas untuk turun kembali namun Cha Soo menahannya.

"Jinwoo-ah!" panggil Cha Soo. Dia pun berbalik memenuhi panggilan Cha Soo.

"Aku hanya sebentar di sini, kau bisa di sini jangan turun, aku akan pergi sebentar lagi," ujar Cha Soo lalu dibalas anggukan mengerti oleh Jinwoo, ia pun melemparkan senyum ke arah Jinwoo.

"Kemarilah, pemandangan lapangan hijau sekolah terlihat indah jika dilihat dari sini," ajak Cha Soo dan Jinwoo pun menghampirinya.

"Kelihatannya kau sering ke sini. Menurutku ini tempat yang bagus, aku dapat merilekskan pikiranku sesaat," ujar Cha Soo dengan ramah. Namun, Jinwoo hanya terdiam. Beberapa saat kemudian dia mengatakan sesuatu.

"Apa kau dihukum?" tanyanya agak terbata dan dibalas gumaman tanya oleh Cha Soo.

"Apa kau dihukum kemarin?" tanyanya lagi.

"Ah...pelajaran sosiologi?" sahut Cha Soo disusul anggukkan oleh Jinwoo.

"Aku tidak dihukum. Kebetulan jamnya kosong dan kami hanya diberi tugas," jawab Cha Soo dengan senyum lebar ke arah Jinwoo tak lama kemudian dia membalas senyuman Cha Soo dengan senyuman tipis. Entah kenapa Cha Soo merasa lega melihat Jinwoo tersenyum seperti ini, ia merasa berhasil membuatnya lebih baik. Jika dilihat, senyuman Jinwoo sangat cerah akan lebih baik lagi jika dia dapat tersenyum dengan lebarnya. Tapi pasti sulit, mungkin karena dia menderita akibat pembulian yang dia alami.

"Kau beruntung lagi kali ini," kata Cha Soo. Jinwoo pun menghadap kepadanya.

"Kau tidak bertemu Taeyong," lanjutnya.

"Ya benar," sahut Jinwoo dengan wajah datar.

"Kenapa wajahmu ini? Kau tidak suka?"

Jinwoo hanya menghela napas mendengarnya.

"Aigoo, setidaknya manfaatkan hari ini, kau bisa melakukan apapun tanpa ada yang mengganggu," ujar Cha Soo pada Jinwoo. Mendengar perkataan Cha Soo, dia mulai tersenyum lagi tapi kali ini dia tersenyum dengan memperlihatkan giginya. Cha Soo kagum melihatnya seperti ini ternyata senyuman Jinwoo sangat manis, Jinwoo memiliki gigi taring yang manis saat tersenyum. Ia belum pernah melihat Jinwoo tersenyum seperti ini. Sayang sekali, dia sangat terluka. Cha Soo berpikir andaikata Jinwoo tidak menjadi korban pembulian seperti ini sudah berapa kali dia melontarkan senyuman manisnya.

**************************************************************************

Saem : Panggilan kepada guru atau dokter

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status