Share

Bab. 66. Tania dilamar.

Arnold menyodorkan cincin di hadapan Tania. Netra Tania menatap lurus cincin berlian di hadapanya. 

"Menikahlah denganku Tania, aku tak bisa berjanji bahwa aku akan selalu membahagiakan mu tapi aku ingin bersama sampai menutup mata." 

Tania mengejap matanya berulang kali, ia tak menyangkaa akan di cintai seperti ini. 

'Apa ucapan kakak harus aku turuti?' Batin Tania. Arnold masih menatap penuh harap agar menerima dirinya. 

"Tania ...." panggil Arnold parau. 

"I-ya," jawab Tania sambil terbata- bata. 

"Apa kau menolakku?" tanya Arnold sedih. 

Ia berpikir sejenak. Lalu dengan memejamkan matanya ia menjawab lamaran Arnold. 

"Iya Arnold, aku mau menikah denganmu" walau hati ragu. Tapi ia ingin menghilangkan bayangan tentang Ryan di kepalanya. 

Hati Arnold sangat bahagia mendengar ucapan Tania. Arnold membuka kotak berisi cincin berlian. Menyematkan di jemari Tania. Cincin berlian elegan dengan mata satu. Sangat pas di jari Tania. 

Arnold sangat bahagia bisa mendapatkan hati Tania. Wanita yang di cintainya sejak dulu. 

"Sayang, kita makan siang dulu yuk. Aku laper," 

"Iya, aku ambil tas dulu sebentar," ucap Tania. Kemudian setengah berlari mengambil tasnya di kamar. 

Tania keluar kamar menghampiri Arnold yang masih setia menunggunya. Arnold mengandenga Tania dan membuka pintu mobil untuk Tania. Ia juga duduk di samping Tania. 

"Jack tolong, antarkan ke Restorant Thailand," 

"Baik, bos." 

Jack melajukan mobilnya menuju Restorant thailand. Arnold membukakan pintu untuk Tania. Ia mengandeng Jemari Tania masuk ke dalam. Suasana rame, banyak turis yang menyukai masakan gajah putih ini. 

Arnold memesan tomyam seafood dan Ayam goreng. Tania juga pesen makanan yang sama. Ia tak terlalu ribet dalam hal. Tania hari ini merasa hidup baru. Merasa di cintai, ternyata terlalu menyimpan dendam dalam hati tak baik untuk dirinya sendiri. Selesai makan ke taman. Bercengkerama sambil membicarakan masa depan. 

Selesai dari Restorant, mereka langsung pulang. Tak sabar memberitahu kakak Tania. Mereka masuk, Arnold menunggu di sofa di temani coffe hitam kesukaanya. 

Tak lama kemudian, kakak Tania datang. Ia baru saja pulang kerja. 

"Hei Arnold, apa kabar?" 

"Baik kak, Alhamdulilah," 

"Ehmm, kakak mandi dulu. Tania mana? Ada tamu ko nggak di temani!" 

"Tania mandi kak," ucap Arnold. 

"Ooh," 

"Ya dah, aku juga mau mandi." 

"Ya kak," ucap Arnold. 

Arnold kembali melihat acara tivi. Tapi pikiranya tidak fokus. Ia ingin bicara dengan kakaknya Tania. Ingin melamar Tania secara resmi. Dan segera menikahinya. 

Selesai mandi, kakak Tania ke ruang depan menemani Arnold. Tania membuatkan kopi satu lagi untuk kakaknya. 

"Udah makan belum, Arnold? Kalau belum kita makan bareng." 

"Udah kak, tadi sama Tania," ucap Arnold sambil melirik Tania yang duduk di depanya. 

"Kak, ada yang ingin aku bicarakan," Arnold tampak tegang. Tapi niat untuk menikahi Tania semakin besar. 

"Apa itu? Katakan saja," 

"Aku ingin melamar Tania dan menikahi secara resmi," 

Tania tersenyum, dalam hatinya berbunga bahagia. Ia segera berpindah duduk dekat Arnold. 

Arnold meraih jemari Tania dan mengengamnya erat. Kakak Tania tersenyum melihatnya. Akhirnya adik kesayangan ini bisa move on dari Ryan. 

"Kakak seneng  mendengarnya. Sebagai kakak hanya bisa merestui. Semoga rencana kalian lancar sampai ke pelaminan. Tania sudah menghubungi Papa sama Mama?" 

"Belum kak, rencana beritahu kakak dulu. Baru kasih tau Papa sama Mama," 

"Ya, silakan kalian lanjutkan ngobrolnya, kakak mau menghubungi Papa dan Mama. Atas berita bahagia ini. 

Bersambung

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status