Share

Bab. 68. Pernikahan Tania.

Tania dan Arnold pulang dari kantor. Perasaan lega menyelimuti hati. Sejatinya tak ada manusia yang sempurna yang ada hanya saling memaafkan. Minggu depan Tania dan Arnold menikah. Kebetulan Ayah Arnold adalah temen bisnis Ryan di Singapore. Ini sekaligus sebagai silaturahmi bisnis. 

Ryan pulang ke rumah, di depan pintu bau masakan menguar menusuk hidung. Ryan Membuka pintu, karena pintu juga tidak di kunci. Terlihat Amelia sedang sibuk di dapur. Bau masakan semakin mengaduk perut yang keroncongan. 

"Masak apa sayang," tanya Ryan memeluk pinggang istrinya. Amelia kaget, suaminya sudah memeluk erat pingangnya. 

"Masak yang gampang aja, Cumi saos tiram sama capcay bakso kesukaan Mas Ryan," 

"Sayang, ada kabar baik." ucap Ryan mengecup pipi istrinya. 

"Apa tuh?" tanya Amelia semangat. "Tania dan Arnold mau menikah." Amelia kaget sekaligus senang. Sikap tegas Ryan mengubah Tania menjadi wanita yang baik. 

"Alhamdulilah," ucap Amelia senang. 

"Ada lagi kabar baik sayang." Ryan mengecup kepala istrinya. 

"Ini hari apa ya, bertubi- tubi datang kabar baik," 

"Hari kebahagiaan kita sayang," ucap Ryan kembali memeluk istrinya hangat. Ia berterima kasih karena orang- orang yang dulu sempat bersih tegang denganya, akhirnya menyadari kesalahanya. Ibu Ryan juga mulai melunak. Saat ini ia ingin menginap di rumah kami. Ingin dekat dengan  menantunya. Ia berharap suasana hati Amelia yang adem bisa segera berbuah kehamilan untuk istrinya. Ryan sangat menginginkan kehadiran anak di tengah-tengah keluarga kecilnya. 

"Kabar baik apa sih Mas, jangan bikin penasaran Amel deh!" tanya Amelia memonyongkan bibirnya. Ryan membalikkan badan Amelia, Ryan menatap istrinya lekat. Mengalirkan cinta hanya untuk wanita di depannya seorang. 

Ryan mencium pipi Amelia yang sedikit Chuby. Ia gemas melihatnya. 

"Dah lah, aku di kerjain mas Ryan deh! Amelia merajuk manja. 

"Nggak sayang, ini beneran berita baik," 

Amelia kemudian melepas pelukan suaminya. Ia kemudian menata lauk di piring dan menaruhnya di meja makan. 

"Ibuku, saat ini dalam perjalanan kesini, ia akan menginap di sini. Sayang," ucap Ryan tersenyum lebar sampai giginya kelihatan. Beda dengan Amelia yang tidak senang dengan berita ini. Tapi ia berusaha biasa saja. Toh bagaimanapun juga Ibu Ryan adalah mertuaku, aku harus menghormatinya." Batin Amelia. 

"Ooh, aku rapikan kamar dulu  ya. Sayang," ucap Amelia berbalik badan. Ia tak mau Ryan mengetahui perubahan raut mukanya. 

"Iya sayang." balas Ryan senang. Ia mengambil ponsel di tasnya. Menghubungi Ibunya, kalau udah di Bandara. Ia akan menjemputnya. 

Ting... Ada chat dari Ibu Ryan. Ia mengambil kunci mobil di tas kerjanya. 

"Sayang, aku jemput Ibu dulu," ucap Ryan tersenyum manis. Ia sangat bahagia Ibunya datang. Beda dengan Amelia, ia deg-deg an kalau Mertuanya menuntut dirinya agar segera hamil. Belum ocehan lainya yang membuatnya naik darah.

Amelia mengigit bibir bawahnya mengusir galau yang melintas. Ia persiapkan mental untuk menghadapi nyinyiran Ibu mertuanya. 

Amelia cepat- cepat membersihkan rumah ini. Menyapu dan mengepel, tak ingin ada debu yang tersisa di perabot. Setelah semua selesai, Amelia mandi. Tak lupa pake make up tipis. Suara mobil berhenti di depan teras. Amelia berlari kecil ke depan. Ibu Mertuanya turun dari mobil. 

Ia tersenyum lebar melihat Amelia, lalu memeluk Amelia. 

"Selamat sore menantuku, gimana kabarnya?" tanya Ibu Mertuaku. 

Amelia terkejut dengan sikap Ibu Mertuanya. Datang- datang langsung memeluk erat. 

"Aku tidak sedang bermimpi kan?" Batin Amelia. Bingung dengan perubahan sikap Ibunya Ryan. 

"Ko malah bengong Amel, ayo masuk. Ibu bawa rendang. Kamu suka rendang kan? kita makan bareng ya," 

"Eeh iya Bu," ucapku masih tak percaya ini. Sikap Ibu berubah 180 derajat, tapi aku menyukainya. Ryan tersenyum melihat kami berdua akur. Wajahnya berbinar menyiratkan kebahagiaan. 

******

  Kami memasuki gedung Hotel. Hari ini adalah hari bahagia Tania dan Arnold. Mereka mengadakan di dua tempat di Singapore dan Indonesia. 

Hotel di desain indah khas pernikahan. Bunga- bunga terpasang di pojokan. Makanan Catering berderet mengugah selera. Pilihan Arnold makanan kelas atas. Di tengah- tengah ruangan ada kue setinggi 3 meter. Arnold dan Tania tampak bahagia bersanding dengan wanita idaman saat kuliah dulu. Kami berdua naik ke pelaminan menyalami pengantin. 

"Selamat ya Tania, semoga langgeng. Di kasih momongan secepatnya," ucapku menyalami Tania. Ia memelukku erat. 

"Makasih Amelia, maafkan aku pernah punya salah sama kamu," ucap Tania dengan mata berkaca-kaca. Aku bahagia melihat perubahan sikapnya, karena dunia ini akan sangat indah apabila saling memaafkan. 

Tamat. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status