Share

Bab.6. Ryan Penasaran.

   Ryan mengamati gadis di depanya, kenapa begitu mirip dengan mendiang adiknya. Adiknya Ryan meninggal karena sakit komplikasi. Ryan menghela nafas pelan. Apakah di depannya kembaran adiknya? 

"Pak, ada apa aku di panggil kemari?" Tanya Amelia penasaran. 

Ryan tak bergeming, tapi ia masih menatap wajah Amelia. Tapi Akhirnya ia buka suara. 

"Asalmu dari mana?" 

"Saya dari kota P, jawa tengah pak..." Ucap Amelia sopan. 

"Siapa nama orang tuamu?" 

"Ayah saya bernama Papa  Heri dan ibu saya Mama Ning." 

"Huuuh... nama orang tuamu kampungan sekali !" 

"Saya emang dari kampung pak..." ucap Amelia spontan. 

"Ya... maaf..." 

Akhirnya Ryan meminta maaf, sudah menghina Amelia. 

" Kamu  tak penasaran dipanggil kemari?" 

"Iya pak, saya penasaran." 

Amelia menganguk. Ia ingin tau dirinya di panggil. 

"Wajahmu mirip sekali dengan mendiang adiku. Ucap Ryan sedih.  

"Sekarang kamu boleh pergi..." Amelia kemudian beranjak dari duduknya ia mengangukan kepalanya pada Dosen di hadapanya. 

'Huuh, udah Gr aku ! Aku kira dosen tampan  menyukaiku' batin Amelia. 

Karena Amelia berjalan sambil melamun, ia tak sengaja menabrak di depanya sambil memegang es, dan es itu membasahi bajunya. 

"Kamu nggak punya mata ya? Liat bajuku kotor?! 

"Maaf mbak, aku buru- buru."

Clarisa adalah kakak kelas Amelia di kampus ini tapi beda jurusan. Ia sudah lama naksir dengan Ryan.

Amelia seakan ingin berlari dari hadapan mereka,  tapi kaosnya di pegangi oleh Rina. Temen Clarisa.  

Clarisa dan Rina tau Amelia dari ruangan Dosen Ryan, ia memepetkan Amelia ke tembok dan mencengkeram kerah lehernya. 

"Ada urusan apa kamu dari ruangan dosen Ryan?!" Kata Clarisa keras cemburu menguasai hatinya. 

"Nggak ada urusan apa- apa Mbak." Kata Amelia yang terbata- bata karena takut. 

"Lepaskan Clarisa!!" Teriak Ryan dari tangga Atas. 

Ryan kemudian turun dan menghampiri Amelia. 

Clarisa langsung melepaskan cengkeramya. Wajah Clarisa mendadak pucat. Ia tak bisa lagi mencuri perhatian Ryan lagi. Karena perbuatanya Ryan pasti akan membencinya. 

"Tak kusangka kamu yang kuanggap baik, tega aniaya adik kelasmu! " kata Ryan. 

"Dia udah menabrakku dan es yang ku bawa mengenai tubuhku..." 

"Maaf mbak, aku tak sengaja..." Amelia memohon maaf pada Clarisa rasanya Amelia ingin segera pergi dari situ. Tak ingin melihat keributan antara dosen dan mahasiswanya.

"Ya sudah, pergilah..." ucap Ryan. Kemudian Amelia berlalu dari hadapan mereka. Ryan memperhatikan punggung wanita itu. Melihat Ryan memperhatikan wanita itu membuat Clarisa semakin geram. Ia mengepalkan tanganya menahan amarah.

'Awas kau wanita kampung, aku akan membalasmu!' Batin Clarisa geram.

"Sekarang kau pulanglah ! Ganti bajumu! Kata Ryan berlalu pergi dari hadapan Clarisa. 

Kata- kata ganti baju terasa indah di teliga Clarisa.

"Rin, apa aku tadi tak salah dengar. Ryan memperhatikanku!"

"Eehhm, dia cuma kasihan !" Rina menyeret lengan sahabatnya yang mulai halu.

Amelia sampai di tempat parkir, dimana Maryam sudah menunggunya.

"Lama banget Mel?" Tanya Maryam penasaran.

"Iya, tadi ada insiden dengan kakak kelas!" Kata Amelia ngos-ngosan mengatur nafasnya.

"Siapa?

"Aku nggak tau namanya..."

"Hati- hati aja lah ama kakak kelas." Kata Maryam menasehati.

"Iya siap. Aku juga tak ingin bermasalah dengan siapapun..."

"Baguslah..."

"Yuk pulang..."

Amelia kemudian mengikuti langkah temennya meninggalkan tempat parkir. Mereka menuju kos masing- masing. Amelia dan Maryam kosan  letaknya berdekatan.  

****

Malam tak berbintang, mendung mengelayuti langit seakan ingin memuntahkan airnya. Ia menutup jendela kamarnya. Amelia merebahkan di bed sambil memeluk guling. Wajah dosen Ryan bermain di pelupuk matanya. Ia bangkit dan segera mencuci mukanya di wastafel, dirinya takut jatuh cinta dengan dosen Ryan. Merasa tak pantas walau sekedar mencintainya. 

Amelia melafalkan doa sebelum tidur, tak lama kemudian terlelap. Baru beberapa menit tertidur ia bermimpi di kecup Bibirnya oleh Ryan. Amelia tergelak kaget. Menepuk pipinya perlahan. 

"Astaghfirullah ini cuma mimpi..." gumam Amelia. Mengatur nafasnya yang naik turun. Dadanya bergemuruh membayangkan mimpinya. Ia turun dari Bednya menuju dispenser, meneguk air membasahi tengorokanya yang kering. 

   Amelia melanjutkan tidur kembali, tapi berharap mimpi tadi tak kembali hadir. Ia takut tak bisa tidur karena terbayang mimpi tadi. 

Azan subuh mengumandang memanggil untuk menyembah Sang Ilahi. Amelia mengeliat dan memandang jam di dinding. Pukul setengah lima. Hawa dingin air kran menghilangkan kantuk di mata Amelia. Sholat subuh pun di tunaikan. Tak lupa menyelipkan doa keluarga juga kelancaran studinya. 

Selesai sholat Amelia menelpon Maryam mengajak lari pagi. Kebetulan Maryam juga habis sholat subuh. Ia pun tak bisa menolak ajakan Amelia. Amelia menunggu di gang. Tak lama kemudian yang di tunggu tiba. Mereka kemudian lari sambil menghirup udara segar. 

Dosen Ryan lewat bersama sepupunya. Tersenyum kearah Amelia dan mengajaknya berlari. Hati Amelia berdenyut 'Dasar cowok tak puas dengan satu wanita.' Batin Amelia. Menurut Amelia Clarisa itu pacarnya Ryan, padahal Ryan hanya mengangap mahasiswanya seperti yang lain. 

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status