Share

Bab. 62

    "Kenapa diam Tania?" 

"Kamu masih memikirkan Ryan? Laki- laki pengecut seperti itu masih kau pikirin! Kurang kerjaan aja !" Arga selalu marah apabila Tania memikirkan Ryan. 

"Aku nggak mikirin Ryan kak, tapi memikirkan bagaimana membalas sakit hatiku!" ucap Tania sambil mengepalkan tangan menahan marah di dada. 

"Hemm ... sampai kapan kau memelihara dendam di hati? Bikin sakit aja!" 

"Udahlah ... tak ingin dengar alasanmu, kak Arga pingin kamu melupakan Ryan dan menerima Arnold. Itu demi kebaikanmu!" 

Arga berlalu dari hadapan Tania. Memberi ultimatum telak. Menbuat Tania tak berkutik. Apakah aku harus menerima Arnold? 

Tania melangkah gontai ke kamar. Ia menjatuhkan dirinya di Bed. Menarik selimut sampai ke leher. Memejamkan mata berharap pelangi datang lewat mimpinya. 

Tania mengejap matanya tatkala sinar mentari menerobos lewat celah kecil dari jendelanya. Dan menerpa wajahnya. Rumah terasa sepi. Kemana kak Arga?' 

Ia bangkit ke kamar mandi dalam. Sikat gigi, Mencuci muka. Melangkah keluar. Sepi, Tak ada siapapun tapi udah ada susu Coklat dan pancake coklat  di meja. Ia memandang jam ternyata jam delapan. Pantesan Kak Arga udah berangkat? 

Bosen? 

Tania bosen udah hampir dua minggu di Apartemen tapi tak melakukan apa- apa. Hanya makan tidur, beres- beres Apartemen. Kemudian jalan- jalan. 

Ting tong. 

Tania mengintip dari lubang kecil pintu masuk. Alangkah kagetnya ternyata Arnold? 

'Ya Tuhan, Arnold? Mau apa datang kesini. Aku belum mandi?' Batin Tania. 

Tania merapikan rambutnya dan membuka pintu. 

Kreek ..." 

Senyum mengembang dari wajah Arnold. Membawa buket mawar merah di tanganya. 

"Met pagi   Tania?" 

"Pagi juga Arnold ...." 

Tania canggung dan Malu. Arnold sudah ganteng sedangkan dirinya belum mandi. 

"Silakan masuk Arnold ...." 

"Duduk lah, aku buatkan minum ...." 

"Nggak usah, aku ingin mengajak kamu keluar  jalan- jalan, juga makan pagi," 

Tania diam sesaat. Malu bilang Arnold kalau bilang dirinya belum mandi. 

"Kenapa diam? Nggak mau ya?" ucap Arnold lembut. 

"Eem ... mau ko, tapi aku ke kamar dulu ya," 

"Baiklah ... aku tunggu," 

'Dia pasti akan mandi hem, batin Arnold.' 

Tania mengunci pintunya dari dalam. Gegas mandi. Ritual mandi ia lakukan dalam waktu sepuluh menit. Menganti baju dengan Dress  cantik selutut. Rambut di biarkan tergerai. Juga memaki Riasan make up yang tak terlalu tebal. Meraih tasnya di lemari dan di slempangkan ke bahunya. Tak lupa flat shoes melengkapi penampilanya. Sejak kehilangan Ryan Tania menganti gaya pakaian menjadi sederhana.

Tania keluar dari kamar menghampiri Arnold yang lagi asyik main game sambil menunggu Tania.

"Aku udah siap Arnold,"

Arnold mendongak melihat Tania dari ujung rambut sampai kaki. Cantik. Arnold terpesona penampilan Tania kali ini. Biasanya dia yang selalu tampil riasan tebal  kali  ini sederhana. Tapi itu yang membuat Tania sangat cantik. 

Arnold berdiri masih dengan tatapan terpesonanya membuat Tania tersipu. Saat ini Tania merasa di cintai. 

"Ayoo ... jalan," 

"Iya ...." 

 Arnold dan Tania duduk di belakang. Mereka di antar Asisten pribadi Arnold. "Jod langsung ke Restorant xx,"

"Baik Tuan," 

Mereka menuju ke Restorant.  Saat sampai tujuan Arnold membukakan belakang. Tangan Arnold menyambut Tania keluar dari mobil. 

'Ces' 

Hati Tania serasa di siram es. Arnold ingin mengandeng Tania tapi urung di lakukan takut ia marah. 

Mereka duduk di dekat jendela. Pelayan menghampiri mereka dan menberikan buku menu. Arnold dan Tania pesen makanan juga memesan jus. Kesukaan Tania  jus   jus Alpukat. Sedang Arnold Jus Jeruk. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status