Share

Bab. 64.

  Amelia melanjutkan makannya. Ucapan mertuanya yang menohok membuat selera makanya terhenti. 

'Kapan Mama akan menerimaku?' Batin Amelia sambil menunduk. Ryan mengerti istrinya sedih. 

"Mas, ayo kita periksa ke dokter," rajuk Amelia dengan tatapan memohon. 

"Iya ... sayang, besok kita periksa. Kebetulan tak ada jadwal penting di kantor," 

Mata Amelia menyiratkan bahagia. Keinginan memiliki zuriat begitu besar baginya.  Bukan sekedar menghindari ocehan mertuanya. Tapi ada kebahagiaan tersendiri di saat bayi mungil tumbuh besar di rahimnya. Melahirkan dan membesarkan dengan penuh cinta kasih. Untungnya suaminya sangat pengertian. Tak menuntutnya memiliki keturunan segera. Tapi anak adalah rejeki dan harus berusaha meraihnya. Juga doa yang tak pernah putus. 

Amelia mengeliat dalam pelukan suaminya. Hangat mengaliri darah Amelia. Ia mengejap dan mengedarkan pandanganya. Masih gelap jam berapa  ini? 

Amelia meraih beker di atas nakas. Jam lima pagi. Ia menyingkirkan tangan Ryan yang melingkari pinggangnya. Gegas berwudhu takut Subuhnya ketinggalan. Sebelum sholat Amelia meneteskan air dari wajah bekas berwudhu. 

Ryan terkesiap merasai air di wajahnya  kaget akhirnya terbangun. Amelia tersenyum lebar berhasil membuatnya suaminya terbangun. 

"Bangun sayang, imam sholat subuh," 

Ryan tak marah, malah gemes liatnya. Candaan kecil yang membuat  Ryan sulit berpaling pada istrinya. Ia hanya tersenyum kecil menanggapinya.  Amelia menyiapkan pakaian sholat juga menghamparkan sajadah. Mereka sholat subuh berjamaah. Selesai  sholat  Tak lupa Ryan mengecup kening istrinya sebagai tanda sayang. 

Di ruangan Dokter. 

Amelia memegang tangan suaminya. Dokter muda berkaca mata, punya kumis tipis. Mata sipit dan kulit putih tersenyum kearah mereka berdua. 

"Selamat pagi tuan dan Nyonya?" 

"Selamat pagi Dokter ...." 

"Dokter Matius." 

"Ada yang bisa kami bantu Tuan dan Nyonya?

"Kami sudah tahun dua  menikah tapi belum di karuniani keturunan," ucap Ryan seraya mengengam tangan istrinya. 

"Mari silakan Nyonya, aku periksa dulu," 

Amelia berbaring telentang. Dokter mengoleskan gel di perutnya. Beberapa menit kemudian tampilan kantong rahim ada dilayar. 

"Rahim Ibu bersih, tidak ada penyakit yang serius," 

"Kini giliran Tuan Ryan yang di periksa ya," ucap Dokter seraya tersenyum ramah. Ia menyilahkan Ryan masuk ke ruangan agar bisa di ambil punya Ryan. 

Setelah hampir lima belas menit menunggu. Ryan membawa hasilnya di gelas kecil di tanganya. 

"Sebentar ya Tuan, aku akan memeriksanya di miskroskop," Dokter Matius beranjak menuju ruang pribadinya. 

"Baik Dokter," 

"Sayang, apapun hasilnya jangan pernah menyerah untuk mendapatkan momongan," ucap Amelia sambil menangkup pipi Suaminya. 

'Kenapa di saat seperti ini ada gairah mendadak muncul?' 

'Astaghfirullah' batin Amelia mengusap dadanya sendiri. 

"Kenapa sayang? Lamunin apa sih?" Ryan meledek istrinya. 

"Nggak apa, aku sudah tak sabar punya baby kecil yang lucu!" 

"Hmmm,"

Tak lama kemudian Dokter Matius datang dengan lembaran kertas di tanganya. Hasilnya langsung keluar saat ini juga. 

"Tidak ada masalah dengan kesuburan kalian. Dari pihak suami atau istri semua sehat, perlu bersabar lagi. Jangan stress. Semoga kalian cepet hamil," 

Ryan dan Amelia lega mendengarnya. Penjelasan Dokter membuatnya bersemangat menjadi orang tua. 

"Terima kasih Dokter kami permisi dulu," 

"Iya silakan," 

***

Amelia memeluk suaminya erat. Bahagia membuncah dalam dada. Dirinya sehat dan juga siap mengandung. Baru sempet periksa setelah dua tahun pernikahanya, di karenakan Amelia sibuk sebagai Dokter. Kini Ia rela melepas profesinya demi menjadi gelar Ibu. 

"Sayang besok kita ke rumah Mama ya?kan ada acara empat bulanan kak Putri?" ucap Ryan sembari merapikan rambut ke belakang kuping istrinya. 

"Tak ada yang perlu kita takutkan kita semua sehat. Tinggal menunggu waktu saja kita menjadi orang tua," 

"Iya Mas," ucap Amelia memeluk suaminya hangat. Saat ini kebersamaan dengan suami adalah hal yang paling menenangkan. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status