Di depan sana, terdapat warrior yang menjaga pintu gerbang, mereka adalah ayah dan ibu Aponi. Aponi yang melihat itu tersenyum, tersenyum bukan berarti senang untuk bertemu dengan mereka, tetapi ... ketidakpedulian orang tuanya, sangatlah menguntungkan sekarang ini.
Aponi belum tahu, apa yang akan dicari oleh Fluffy, karena, Fluffy sedang mencari moment yang tepat untuk mengambil sebuah tanaman yang dapat dijadikan sebuah eksperimen.
"Fluffy, apa yang kamu cari?"
"Tanaman, lebih tepatnya pohon kecil yang dapat berbicara," jawab Fluffy.
Aponi mengernyitkan keningnya, memangnya ada pohon yang berbicara? Dia bertanya akan hal itu, dan Fluffy menjawab -ada- , baiklah, ia percaya sekarang.
Melihat orang tuanya berjaga, dia menarik Fluffy tanpa khawatir jika di lihat oleh dua orang yang menjaga.
"Aponi, kau gila, Nak!"
Aponi tertawa kecil mendengar jeritan Fluffy yang spontanitas. Tepat dugaannya, bahwa dua orang yang menjaga hanya menatap dirinya bersama Fluffy.
"Tenang, dua orang itu adalah ayah dan ibuku. Mereka tidak pernah peduli padaku, jika aku meninggal, mereka sangat senang, ha ha ha. Sudahlah, kita harus mencari pohon yang berbicara itu," ujar Poni, menetralisir kesedihannya.
Di sekitar Black Moon Pack, terdapat rimba, di sana banyak sekali makhluk-makhluk aneh, semacam vampire dan juga witch. Mereka berkoloni, juga memiliki wilayah perbatasan yang tidak boleh dijelajahi tanpa adanya izin.
"Mereka menakutkan. Lihat, matanya merah menyala," bisik Poni.
"Diam saja, jangan banyak bicara. Siapa tahu kau menyinggung makhluk penghisap darah itu, memangnya kau ingin menjadi santapan mereka?"
Aponi menutup mulutnya dan menggeleng kuat. "Maka dari itu, diam dan ikut saja aku, gadis kecil. Kita harus cepat menemukannya."
Berjam-jam lamanya, mereka belum menemui pohon tersebut. Yang Fluffy ketahui, pohon itu kecil dan pandai bersembunyi, mereka juga dapat bergerak, bahkan, dapat meniru auman serigala untuk menakuti musuh yang masuk dalam wilayahnya.
"Fluffy, aku lelah. Bisa beristirahat sebentar?"
Fluffy menghela napas kemudian mengangguk. Saat Aponi duduk, dia mendengar sesuatu yang patah atau retak.
Krek.
"Kau mendudukiku!" pekik sesuatu.
Aponi langsung berdiri dan melihat sebuah pohon yang berbicara dan menatapnya marah. "Lihat, rantingku patah, kau harus bertanggung jawab, kalau tidak ... aku menangis!" teriaknya.
Bukannya merasa bersalah, Aponi melompat kegirangan dan memanggil Fluffy berulang kali. "Fluffy, aku menemukannya, dia menangis!"
Fluffy beranjak dan menghampiri Aponi, saat melihat pohon tersebut terus menangis dan bermencak-mencak, dia meraihnya dan mengobati tangan pohon itu dan mengembalikannya.
"Maaf, dia tidak sengaja. Dan rantingmu (tangan) telah kembali," ucap Fluffy, dengan lembut.
Pohon itu dinamakan sebagai Wiry, yang memiliki hubungan sihir antara wizard dan fairy.
Mengapa Wiry bisa ada? Pada saat peperangan antara kaum wizard dan witch, bangsa fairy datang menolong penyihir kelas mantra tersebut untuk mengalahkan penyihir kelas ramuan.
Di tengah pertempuran, terdapat dua orang antar wizard dan fairy, menggabungkan sihir mereka, bulir sihir yang terjatuh di tanah membentuk sebuah kehidupan, yang di mana pohon tersebut tercipta di atas tanah.
Mereka cenderung penakut, pemalu, dan selalu bersembunyi, kenapa? Karena sebuah peperangan mengakibatkan rasa takut untuk mereka yang baru tercipta di situasi yang menegangkan.
ლ(́◉◞౪◟◉‵ლ)
Bagaimana? Maaf kalau pembuatan sejarah pohon berbicara terdengar ngawur, wkwkwk. Maklum, imajinasi tingkat rendah. 🤣
Di rumah Fluffy, Bardolf hanya duduk di depan perapian, sembari menunggu kedatangan mereka yang pergi entah ke mana. Berjam-jam lamanya, Aponi dan peri kecil itu belum juga datang, hatinya sedikit khawatir dan berniat untuk mencari mereka.Bardolf pun beranjak dari kursi dan menuju pintu luar, ingin meraih gagang pintu, pintu terbuka begitu saja dan menabrak wajahnya.Di luar, Aponi mendengar sesuatu yang terjatuh, dia menengok, ternyata Bardolf terduduk di lantai dengan mengusap hidungnya yang berdarah."Oh, tidak. Bardolf!" khawatir Aponi, gadis tersebut merobek pakaiannya, tepat di lengan, kemudian mengusap darah di hidung pria tersebut."Ish, darahnya semakin merembes. Bagaimana ini?""Jangan banyak bertanya, lakukan sesuatu!" bentak Bardolf.Di belakang Aponi, Fluffy menggelengkan kepalanya, dia tahu isi pikrian Bardolf yang sengaja membentak Aponi dengan tujuan un
Alaric mengambil alih tubuh Jeavy, bisa-bisa pria itu membunuh Wolfe dan Bardolf. Alaric menegur Bardolf agar tidak terlalu keras dengan Aponi, dia bertanya kepada anaknya sekali lagi, dengan nada yang damai. "Jangan membawanya pulang, dia tidak mau, Ayah. Aponi akan tetap bersamaku."Alaric mengangkat tangannya, menyerah dengan jalan pikiran Bardolf yang selalu keras kepala."Terserah padamu, cukup mengetahui kabarnya, membuatku tenang begitupula dengan ibumu yang ada di pack. Kalau begitu, ayah kembali dan tetap menunggumu di sana," ujar Alaric dan melesat dengan cepat.Kembalinya Alaric di pack, dia menghampiri mate-nya secepat mungkin dan menjelaskan semuanya bahwa dia telah menemukan Bardolf, tapi tidak dengan Aponi. Erinka khawatir, dia bertanya, bagaimana jika Bardolf melukai Aponi? Alaric tersenyum dan memeluk istrinya dengan lembut. "Tenanglah sayang, dia tidak akan melukai Aponi, entah
"Poni, kalau kau lapar, makanan ada di lemari bagian atas.""Baik, berhati-hatilah, Fluffy."Fluffy pergi ke suatu tempat, meninggalkan Aponi sendiri di rumah dan memercayakan gadis tersebut untuk menjaga barang berharganya. Selang beberapa menit Fluffy pergi, Bardolf telah tiba dengan wajah yang tidak bersahabat.Aponi ingin menyapa, tapi tidak jadi, karena aura dari pria itu begitu gelap mencekam."Dia selalu marah akhir-akhir ini, mungkin ... dia lapar?" gumam Poni, "ish, apa hubungannya? Tetapi, bisa jadi juga. Lebih baik memberanikan diri," lanjutnya."Eum, Tuan, Anda lapar?"Bardolf menatapnya, kemudian memejamkan mata dan menghirup napas yang banyak, lalu mengembuskannya."Hm."Poni tersenyum, dengan cekatan dia mengambil makanan di lemari Fluffy dan membawanya ke Bardolf. Pria itu menatap makanan di depannya, dia tidak selera ja
Di rumah Fluffy, keadaan semakin memburuk saja antara Aponi dan Bardolf, dengan ketidak pedulian pria itu membuat Aponi semakin mendiamkannya, bahkan melirik pun enggan.Coba kau minta maaf lagi, Bardolf. Sebagai pria, kau harus ber-. Wolfe.Tidak, biarkan saja dia marah seperti itu. Lagi pula, aku sangat tertarik melihat wajahnya ketika marah, ha ha ha. Bardolf.Wolfe memutuskan mind-link-nya, malas berdebat dengan pria yang tidak peka dan tidak bertanggung jawab itu. Untunglah, Fluffy datang di waktu yang tepat, sehingga keheningan di rumah ini berakhir juga. Fluffy membaca keadaan di sekitar, diamnya dua orang dan saling berbalik satu sama lain, membuatnya tersenyum senang, kenapa? Fluffy menyimpulkan bahwa ini adalah babak baru untuk Bardolf, karena dia yang akan merasakan bagaimana bosannya ketika seseorang yang sangat perhatian padanya, lantas diam
Mungkin, ada yang bertanya, apakah Bardolf bertelanjang dalam rumah Fluffy? Tidak, pria itu memakai celana saja, namun, tetap memerlihatkan dada bidang dan perut kotak-kotaknya."Hei, keadaan semakin memanas. Jangan berkembang biak di hadapanku, bagaimana jika aku menawarkan sebuah ruangan yang indah? Agar kalian dapat melakukan i-itu, di sana," tawar Fluffy."Tidak, terima kasih," balas Aponi."Maaf, tapi kau memaksaku, hi hi hi."Dengan jahilnya, Fluffy memindahkan mereka di suatu tempat, lebih tepatnya ruangan yang begitu luas (kamar). Sesuai perkataan Fluffy, hanya mereka berdua yang ada di tempat itu."Fluffy? Di mana kau membawaku?!" Portal muncul di langit kamar dan menampakkan wajah Fluffy yang tersenyum menggoda, "Nikmati harimu, gadis kecil. Kurasa, kalian akan menyatu. Sampai jumpa, aku datang dua jam lagi." Setelah itu, menghilanglah porta bersama wajah Flu
Mengapa Bardolf tidak menghentikan kegilaan Aponi? Kenapa? Ada yang bisa menjelaskannya? Tidak perlu bertanya, karena alasan selain naluri dari dua jiwa yang menyatu itu, adalah: mereka terpaku pada panggilan Aponi (Alphaku).Bardolf, kau merasakannya, bukan? ( Wolfe )Yah, aku merasakannya. Kenapa gelanyar aneh yang tidak diketauhi asalnya, datang tiba-tiba? Padahal ... aku membenci gadis yang tertidur dalam dekapanku. ( Bardolf )Ha ha ha, gelanyar aneh? Mungkinkah kau mencintainya? ( Wolfe )Tidak mungkin bodoh! Ha ha ha, konyol sekali. Seorang omega/maid menjadi mate-ku? Haish, para alpha dari berbagai pack, akan meremehkan kita. ( Bardolf )Hm, terserah kau saja, bodoh. ( Wolfe )Wolfe memutuskan link-nya secara sepihak,
Sang beta menunda pencariannya terlebih dahulu, dia melaporkan kejadian yang menghalanginya kepada Alpha Jeavy, mereka pun tidak tahu jika seseorang tengah menguping pembicaraan dua orang tersebut."Nanti malam, lanjutkan pencarianmu. Kerahkan 30 warrior kelas S untuk menemanimu.""Baik, Alpha. Saya undur diri."Wanita yang menguping, tersenyum miring, dia akan mengikuti beta dan para warrior untuk mencari Bardolf. Dengan senyum miringnya, dia berkata, "Aku akan menemukanmu, sayang."Malamnya, pencarian dimulai. 31 orang berkoloni mencari sang penerus pack, ada satu orang pula sebagai tambahan, namun mereka tidak menyadari kehadirannya, dia mengikuti di balik bayangan dan terus memerhatikan keadaan sekitar dan memudarkan bau tubuhnya agar tidak mudah dilacak.Pencarian sangat aman, para makhluk immortal yang berjaga-jaga, mengundurkan diri untuk menyerang para werewolf yang jumlahnya ba
Perpisahan antara Fluffy dan Aponi sangat mengharukan, dua orang itu saling memeluk dan menabur kerinduan yang akan menjadi penenang pada saat Aponi telah kembali pada asalnya."Baik-baik di sana," ucap Fluffy, menepuk punggung Aponi dengan lembut, tak sampai di situ, "ini, ada ramuan untukmu, suatu saat kau membutuhkannya untuk situasi yang sangat penting," lanjutnya, memberikan botol kecil yang berisi ramuan kuning kepada Aponi."Ramuan apa ini?" tanya Aponi.Fluffy memberitahu, tetapi dia berbisik dan tidak ingin Bardolf mendengarkannya."Lama sekali, dan sangat berlebihan membuatku muak melihatnya!"Fluffy menatap sinis pria yang menyahut barusan. "Dasar tak punya etika, untung aku berbaik hati untuk memberimu tumpangan tidur, jika tidak ... merana lah kau dalam lebatnya hutan, ha ha ha.""Berisik!"Fluffy tidak peduli, dia lebih mementingkan Aponi sekaran