"Aku tidak bisa, ketika aku mengubah masa lalu hal yang terjadi hari ini tentu berbeda dengan perubahannya nanti, bahkan kita tidak tahu apakah kita akan bertemu ketika aku mengubah masa itu? Tidak sama sekali, takdir yang berjalan akan berbeda."
Bardolf frustasi, bagaimana caranya dia menarik hati Aponi kembali? Dan bagaimana ketika dia berhasil tetapi mate gadis tersebut datang? Dan juga, kemungkinan besar pula dirinya memiliki mate.
"Dia tidak punya mate, aku pun sama. Jika kita melakukan penyatuan, itu tidak masalah bukan?"
"Masalah! Kau tidak berhak melakukannya, penyatuan dilakukan ketika kalian ada hubungan takdir dan saling menyukai, tetapi, aku akan menyelusuri ini karena yang sebenarnya, aku pun tidak tahu, itu bermasalah atau tidak, ha ha ha."
"Sial sekali, kau memper-"
"Apa?! Kau ingin kubunuh serigala nakal?" Fluffy menunjukkan kekuatan alamnya dengan kelima elemen yang melayang di sekitar tubuhnya.
"Menyeramkan sekali, peri macam apa dia? Sebuah iblis yang menyamar menjadi sosok peri kecil yang terlihat rapuh?" gumamnya dengan nada curiga.
"Untung kau anakku, jika bukan ... habislah bulumu karena kucabut semuanya."
"Kejam sekali, tubuhku akan infeksi semuanya. Jangan sampai kau menyabut bulu perkasaku yang tampak seksi ini, nanti Aponi tidak bergairah."
"Percaya diri sekali!"
Fluffy menatapnya dengan jengah, sudah berapa banyak dia mengucapkan 'sekali'?
"Eh, bagaimana dengan kamarku? Semuanya berantakan."
"Kerjakan sendiri, siapa suruh membuat Aponi marah?"
"Hah? Bukannya kau yang membuatnya marah, Ayah Tua?"
"Terserah!"
"Argh."
Malam hari, semuanya terlelap. Ketika semuanya bermimpi indah, Fluffy tengah melakukan sesuatu untuk cerahnya masa depan Bardolf dan Aponi. Peri itu keluar melalui jendela, melayang di udara dan menuju ke langit yang tinggi, ketika berada pada titik tertentu, dia merentangkan tangan kemudian mengucapkan mantra yang dapat memanggilnya.
Gemuruh petir mengiringi suasana malam itu, dan orang yang ia tunggu akhirnya telah tiba dengan cahaya yang menyilaukan.
"Hai, Fluffy. Sudah lama tidak bertemu, aku selalu berharap bahwa kau memanggilku, tetapi kau tak acuh. Dan kali ini, ada hal penting bukan?"
"Yah, aku hanya ingin bertanya MoonGodNess."
"Apa itu?"
"Kedua orang merupakan bekas dari takdir yang telah terputus, ketika mereka saling mencintai kembali tanpa adanya ikatan, apakah sah melakukan penyatuan?"
"Tidak semuanya, hanya orang tertentu saja yang mampu mendapatkan anugerah itu dengan kembalinya ikatan takdir mereka, tetapi harus ada syarat."
Fluffy mengerutkan keningnya, "Syarat? Apa syaratnya?"
"Penyatuan adalah proses bercintanya kedua pasangan yang saling mengasihi, menyayangi, dan mencintai tentunya, itu adalah syarat utama, jika tidak ... maka ikatan takdir tetap terputus dan selamanya akan seperti itu."
Setelah mendapat jawaban, mereka sempat berbincang mengenai hal yang penting dan sangat rahasia.
"Baiklah, terima kasih atas jawabanmu. Aku akan memanggilmu di lain waktu."
"Sama-sama, sampai jumpa, Fluffy."
Fluffy turun ke kamar Bardolf dan menyusul pria tersebut ke alam mimpi, karena akhirnya ... dia telah menemukan jawaban yang dicari oleh mereka berdua.
"Aku sudah berperan penting dalam kehidupan kalian."
Ke esokan harinya, Bardolf terbangun, dia tak menemukan Fluffy. Hanya secarik kertas yang ada di atas meja, ketika dia membacanya, peri tersebut memberinya sebuah jawaban yang mengesankan.
Lakukan penyatuan. Cinta dan kasih sayang, adalah kunci yang utama.
Bardolf tersenyum, dia akan melakukan penyatuan pada hari ini dan akan membopong gadis itu secara paksa, jika dia memberontak.
"Tunggu sayang, talinya akan terhubung kembali."
ლ(́◉◞౪◟◉‵ლ)
Bardolf menelepati Wolfe, tetapi belum ada tanda-tanda kehadiran serigalanya, ia menghela napas, Wolfe tidak bermain-main dengan rasa sakitnya ketika kehilangan mate.Kesalahan besar yang hanya berpatok pada logika saja, tapi tidak dalam hati mereka secara langsung. Bardolf membatin, kemungkinan Wolfe hadir ketika dirinya telah melakukan penyatuan terhadap Aponi. "Yah, serigalaku akan kembali ketika aku dan Aponi memadu kasih, tinggal menunggu kedatangan gadis itu dan membawanya ke atas ranjang dan saling menikmati rasa."Bardolf pun menunggu, dia pikir sebentar lagi Aponi akan tiba, tetapi tidak ... karena gadis itu belum datang juga. Menunggu beberapa jam kemudian, dia merasa dongkol di kamarnya sendiri, ketika pintu terbuka, senyumnya merekah ketika gadis yang ditunggunya telah tiba sembari membawa makanan dan minuman."Maaf Alpha, saya datang tanpa mengetuk pintu. Pekerjaan
Bardolf, senang sekali menghirup wangi sweet pea milik Aponi, begitupun sebaliknya yang sangat menyukai aroma hujan yang menenangkan dari mate-nya."Kenapa wangimu memabukkan sekali? Berbeda dengan biasa yang tidak terlalu menyeruak dan terkesan samar-samar, sayang." Bardolf menghirupnya semakin rakus, karena gemas dia menggigit leher Aponi dan membuat wanita (bukan gadis lagi) tersebut mengerang kesakitan."Ish, aku pun tidak tahu. Berhenti menggigitku, sakit Bardolf.""Maaf."Mereka masih bertelanjang, hanya bermodalkan selimut sebagai pembalut tubuh mereka, tak ada yang ingin beranjak hingga pintu diketuk dari luar."Dobrak saja, aku tidak tahu di mana kuncinya!" perintah Bardolf.Pintu pun dirobohkan oleh sang beta, beta tersebut menunduk hormat kepada sang alpha dan memberitahu bahwa waktunya makan sore.Sore? Itulah yang ada dalam benak Apo
Aponi kesal dalam batin, kenapa Bardolf semesum itu? Masalahnya, tempat dan waktunya tidak tepat sama sekali. Mungkin, dia biasa saja, tetapi berbeda dengan dirinya yang merasa malu, malu sekali!"Ish, sakit," cicit Aponi, meredam malunya dan sebagai pengalihan suasana."Sudah kubilang, milikmu butuh penetrasi dariku sayang.""Hentikan, Bardolf. Kamu membuatku malu di sini," bisik Aponi, memejamkan matanya karena tak tahu harus membuang muka di mana lagi."Ha ha ha, tidak perlu malu, Nak. Pasangan baru memang seperti itu, terutama pada seorang laki-laki yang kemesumannya bertingkat, itu adalah hal yang wajar," beritahu Erinka. Dia tahu karena berdasarkan pengalaman bersama Jeavy waktu dia danmate-nyamasih muda.Aponi tersenyum kecil, dia duduk dan menunggu alphanya selesai makan. Ketika Bardolf telah selesai, pria itu menggendongmate-nyakembali ke kamar.
Carlotte tersenyum simpul, walau dalam hatinya dia menggeram iri kepada wanita sok polos itu. "Terima kasih atas pemberitahuannya.""Sekarang pergilah! Tak ada yang menerimamu di sini."Tanpa berucap sepatah kata, Carlotte pergi dengan amarah yang besar. Dia marah kepada Erinka, juga pada Aponi (100% marah). Kenapa wanita itu yang menjadi mate-nya lagi? Apa yang terjadi sebenarnya? Dan mengapa hal itu bisa-- erghh, Carlotte mencak-mencak di tengah jalan. Dia baru tahu hal ini, bahwa tali yang putus ternyata dapat disambungkan lagi."Jika bersatu, akan kulerai kembali!" tekad Carlotte, akan menghancurkan Aponi semampunya dan mengerahkan seluruh kekuatannya. Karena, keberadaan wanita itu sangat menyakitkan hatinya ketika tahu dia bersama Bardolf, jika Bardolf bersama wanita lain, dia rela, sangat rela! Karena apa? Tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa alasan utamanya terpacu pada posisi di sebuah kerajaan
Aponi belum menyadari kehadiran Fluffy sedari malam, begitupun dengan Bardolf sebelumnya. Memang mereka tidak menyadari, karena Fluffy ada dalam lemari menyembunyikan diri, peri tua itu hanya menunggu waktu yang tepat untuk keluar."Semoga pasukan Black Moon Pack menang."Peperangan pun terjadi, ribuan pasukan musuh juga sama ribuannya para warrior yang ada di Black Moon Pack, tetapi, itu seperdua pasukan saja, belum setengahnya. Bardolf berada pada barisan terdepan, dia berdiri dan merentangkan tangan untuk menyambut kehadiran mereka dengan kepala yang terlepas nantinya."Sekarang, habisi para penyihir itu tanpa belas kasih!""Siap, pasukan ... serang!" perintah sang beta, dan semuanya berteriak menyambut kedatangan musuh.Bardolf me-mind-link Wolfe, tak disangka, serigalanya membalas dengan cepat.Aku siap membantumu, sialan. ( Wolfe )
"Gotcha! Aku mendapatkanmu, honey!" Nyaris, Bardolf hampir terkena serangan Carlotte.Untunglah dia cekatan dan menghindar secara otomatis melalui naluri kewaspadaannya."Jangan meremehkanku, penyihir bodoh, ha ha ha."Carlotte mendesis, dia menatap tangannya yang hampir menyentuh tubuh Bardolf dan melepuhkan tubuhnya detik itu pula."Sedikit lagi."Carlotte langsung menyerang, tangannya yang memerah memiliki sebuah artian bahwa jika kau menyentuhnya, tubuhmu akan terbakar dan menjadi abu seiring berjalannya waktu.Bardolf menyeringai, dia maju secara ceroboh dan Carlotte berhasil meraih tangan pria tersebut."Kau meremehkanku?" tanya Carlotte, tersenyum menang."Tentu."Bardolf menarik tangan Carlotte kemudian memutarnya sampai terlepas dari bahu wanita tersebut. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, tangan ki