Setelah proses lamaran yang dilakukan Tama di depan ibuku, akhirnya ibu pun setuju dengan rencana pernikahan kami setelah puas bertanya dan menginterogasi Tama. Tadinya aku sudah pasrah jika pria itu menyerah di tengah jalan karena ibu tak hentinya bertanya namun pria itu berhasil menjawab semua pertanyaan ibu dan membuat ibu lebih tenang melepas anak gadisnya di pernikahan hari ini.
Pria di depannya yang sedang memasang cincin pernikahan di jari manisnya ini sepertinya ingin sekali dicekik olehku karena sudah mengundang seribu tamu padahal kami sudah janji ini hanya pernikahan sederhana untuk menutup skandal. Namun dia tetap sama dengan Tama yang dulu, bodoh dan tak punya otak.
Hampir saja aku meringis kesakitan saat Tama tiba-tiba saja menekan jari manisku dengan kukunya yang cukup panjang, aku menoleh padanya deng
Entah apa yang terjadi antara Nandini dengan ayahnya hingga sampai membuat sikap istrinya menjadi dingin dan kejam pada ayah kandungnya sendiri. Apalagi saat aku menyusulnya masuk ke dalam kamar hotel, aku melihat kamar hotel yang tadinya indah dirancang seperti kamar pengantin yang romantis, berubah menjadi kapal pecah.Selimut tergeletak di lantai, pecahan kaca vas bunga berceceran di lantai, barang-barang lainnya tidak pada tempatnya dan berakhir mengenaskan di lantai. Pasti ini perbuatan Nandini, wanita itu sangat berubah menjadi pemarah padahal dulu dia adalah gadis pendiam."Mana wanita itu?""Akan aku marahi dia karena sudah menghabiskan uangku dengan merusak barang-barang hotel, pasti aku nanti yang disuruh bayar kerugian oleh pihak hotel."Kakiku mulai melangkah mencari keberadaan istriku itu sambil menggerutu kesal karena perbuatan Nandini yang membuat aku harus mengalami kerugian. Aku menikahi w
Pagi hari yang cerah disusul dengan cahaya matahari yang menembus gorden kamar hotel membuat aku terbangun karena tidurku sudah terganggu, aku juga bukan tipe orang yang biasa bangun siang, aku lebih suka bangun pagi agar karena udara pagi hari sangat sejuk dan belum terkontaminasi polusi sehingga terasa sejuk dan segar.Namun saat aku sudah bangun dan duduk di kasur, aku melihat suamiku sudah bangun terlebih dahulu dan sudah rapi dengan pakaian kasual berupa kaos hitam, jaket dengan motif tentara, lalu celana selutut hitam, sepatu converse dan jangan lupakan kacamata hitam beserta topi hitamnya. Pria ini tak pernah berubah tentang kesukaannya pada warna hitam, namun kebiasaan buruknya yang suka bangun siang sepertinya sudah berubah semenjak jadi artis."Apa ada acara undangan sampai kau sudah bangun sepagi ini?""Tutup mulutmu, aku lagi malas berdebat, sebentar lagi akan ada yang meliputku karena kita baru menikah, aku
Akhirnya acara sarapannya sudah selesai, aku dan Nandini pun kembali ke kamar hotel untuk mengemas pakaian kami agar kembali ke rumah hari ini juga, banyak pekerjaan yang menunggu setelah ini dan walaupun berat hati namun aku harus mengakuinya bahwa pernikahan ini membawa dampak baik bagi karirku, sejak pengumuman pernikahanku dengan Nandini, banyak sekali job datang dari berbagai agensi film, iklan, model, dan lain-lain sehingga karirku akan semakin menanjak naik.Kami masuk ke dalam kamar hotel, lalu kami segera mengemas pakaian kami dan keluar lagi dari kamar hotel, belum ada yang buka suara, namun saat berada di lift, Nandini akhirnya buka suara."Aku kira kisah perselingkuhan ibu dan anak hanya ada di film atau novel, tapi itu terjadi di pernikahanku."Aku langsung menoleh ke arahnya dengan tatapan terkejut, dari sekian banyak hal yang bisa ia ucapkan, kenapa harus ucapan yang akan berujung drama baru? Wanita ini s
Hari ini adalah hari pertama aku ditinggalkan oleh Tama, aku tak masalah ditinggal pria itu karena aku juga tak butuh keberadaan pria itu, malah aku senang pria itu tak ada di dekatku jadi aku tak perlu berakting layaknya istri yang mencintai suaminya dan melayani suaminya dengan sepenuh hati.Aku baru saja pulang dari kantor, rumah mewah nan megah serta besar ini terlihat begitu sepi, kalau saja tak ada pekerja seperti pembantu yang lewat maka aku akan merasa ada di rumah tua lama dan kosong, layaknya rumah berhantu yang menyeramkan. Kebetulan juga ayah mertua tidak ada di rumah karena ada pekerjaan di Singapura sehingga di rumah ini hanya ada aku dan ibu tiriku.Tubuhku terasa begitu lelah karena sibuk bolak balik dari satu usaha ke usaha lain untuk pengecekan kondisi, keuangan, keuntungan, transaksi, memberi gaji karyawan, dan lain-lain. Kebiasaan di awal bulan maka aku akan sangat sibuk, niat hati ingin menenangkan diri dengan tidur
Pagi hari yang cerah membuat suasana hatiku ikut senang, setelah selesai mandi dan berpakaian, aku mulai mengecat kuku jariku yang panjang dengan kutek berwarna biru, sama seperti warna langit saat ini. Biasanya hari libur seperti ini akan aku habiskan dengan berdandan, merias diri, merawat diri dengan ke salon dan melakukan berbagai perawatan kecantikan, kalau tidak aku akan ke Mall untuk belanja.Namun sebelum keluar rumah, aku harus mengecat kuku jariku, senyumku terukir indah saat melihat ibu jariku yang terlihat indah dengan warna biru setelah aku selesai mengecat ibu jariku."Kuku yang indah milik wanita yang cantik."Setelah puas memuji hasil pekerjaanku mengecat kuku jariku menjadi warna biru, aku pun lanjut mengecat kuku jariku yang lain dengan perlahan-lahan, teliti, dan hati-hati agar cat kukunya tidak melewati batas kuku. Entah sejak kapan aku mulai suka dengan kesempurnaan, aku malah benci dengan apapun yang terl
Sudah berulang kali aku berusaha menelepon istriku yang sungguh sangat durhaka ini namun tak satu pun panggilan teleponku diangkat olehnya, dia selalu menolak setiap panggilanku lalu mematikan ponselnya hingga operator selalu bilang 'nomor yang anda hubungi sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi.'Mengirim pesan pada Nandini pun sudah, namun dia hanya membaca pesannya saja lalu tidak aktif lagi. Setelah membuat masalah sebesar ini karena membuat kebohongan di depan media, istriku ini bisa-bisanya kabur. Aku sudah dibuat pusing akan sikapnya yang kelewat batas, bukankah aku sudah mengatakan tentang kejadian di hotel sebelum media meliput, lalu kenapa dia harus melakukan drama bagaikan istri yang diselingkuhi?Berita klarifikasi tentang respon Nandini lansung menjadi berita utama untuk hari ini dan mungkin seterusnya, bahkan para kru film mulai panik jika hal ini bisa merusak film nantinya karena banyaknya komentar buruk yang menyumpahi aku
Saat ini aku sedang duduk di sebuah sofa di ruang pribadi suamiku, sedari tadi suamiku ini terus marah-marah tak jelas, berteriak penuh emosi dan menatap tajam diriku, padahal kan aku datang ke sini dengan niat baik untuk merayakan pernikahan kami ke satu bulan, bahkan aku sudah bawa kue ulang tahun dan kado untuknya, tapi lihatlah balasannya untuk tindakan baikku."Kali ini kamu sudah keterlaluan, Nandini!""Kamu mempermainkan pekerjaan yang sudah menjadi mimpiku!""Apa kau tidak bisa berpikir sedikit saja jika kau melakukan sandiwara bodoh ini maka bukan aku saja yang menjadi korban melainkan banyak orang?!""Lagi pula aku sudah memberitahumu soal sandiwara itu! Tapi kau sengaja menjadikannya sebagai bahan perminanmu!"Entah sudah berapa kali dia bicara hal yang menurutku sama saja tentang tindakanku beberapa jam lalu, aku sendiri sampai bosan dan memilih diam sambil mengecek jari kuku cantik
Sepasang suami istri keluar dari mobil secara bersamaan dengan raut wajah kesal dan tatapan marah yang kentara jelas, para pelayan yang mereka lewati bahkan bisa merasakan hawa mencekam dari pasangan tersebut, sehingga mereka sebisa mungkin tutup mulut dengan rapat agar tidak membuat mereka menjadi pelampiasan amarah dari kedua majikan mereka ini.Langkah kaki Tama yang panjang membuat pria itu berada di depan istrinya, terlebih lagi Nandini yang pakai high heels sehingga sulit berjalan cepat dan berada di belakang Tama. Nandini yang melihat punggung suaminya tak kuasa menahan kekesalannya dan melempar tasnya ke punggung pria itu hingga Tama meringis karena lemparan tas itu cukup menyakitkan sedangkan Nandini terlihat tak bersalah dengan wajah datarnya."Apa-apaan kau ini melemparku dengan tas murahanmu itu?""Tasku ini tas mahal, harusnya kau bersyukur punggungmu bisa menyentuh tas berharga ratusan juta ini."