Share

12 | Janji

AKU kemudian mengangguk mengerti. Aku minta diri, berbalik, dan mulai berjalan pergi, meninggalkan Aisyah dan Farhan. Sebenarnya, aku merasa tidak ingin Aisyah sendirian dengan Farhan. Apalagi setelah perseteruan kecil dengan putra Bupati Bangkalan itu.

Belum jauh aku melangkah, Aisyah memangilku.

"Lang," panggil Aisyah.

Aku berbalik ke arahnya.

"Maaf," katanya, "dan terima kasih."

"Untuk apa?" Aku bertanya.

"Aku gak tahu," jawab Aisyah sambil mengangkat bahunya.

"Gak usah dipikirin," aku menasihatinya.

Sementara Aisyah kembali ke Farhan, aku melanjutkan langkah menuju halaman musala. Ketika aku sampai di tengah pintu masuk musala, ada Mat Bagi. Aku melihat Mat tersenyum-senyum sendiri di depan kotak amal, seperti orang yang kehilangan akal.

"Ngapain ente?" tanyaku heran dengan tindakan anehnya.

"Guru ngajiku di Gresik pernah berpesan, senyum adalah sedekah juga," jawabnya.

"Bener iku," aku tersenyum kecut

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status