Share

New mission

    Di atas ranjang Scarlet membuka pelan matanya dengan tubuh yang tertidur menyamping. Di pergelangan tangannya terpasang selang infus yang mentransferkan sekantong darah yang masuk melalui nadi besar di tangannya.

    Scarlet berdiri dari ranjang, menggerakkan seluruh badannya. Luka di bagian belakang seakan tidak di rasakannya, dia melepaskan selang infus yang menancap di pergelangan tangannya dan berjalan mendekati pintu. Namun sebelum dia mendekati pintu, seorang wanita masuk dan melihatnya dengan cemas. Wanita yang bertugas sebagai dokter untuk semua agen, memastikan kesehatan dan mengobati agen yang terluka, berjalan menghampirinya.

    “Sudahku duga, kau bisa pulih secepat ini. Bagaimana perasaanmu? Apa kau merasakan kesakitan?” tanya wanita itu memperhatikan seluruh bagian tubuh Scarlet.

    “Apa yang kau lakukan padaku?” tanya Scarlet datar.

    “Aku merawatmu, aku yang mengobatimu. Kemari, aku akan memeriksa lukamu lagi,” ucap wanita itu tersenyum dan segera mengangkat pakaian Scarlet, melihat bagian belakang Scarlet.

    “Bagus! Obatku berhasil, lukamu sudah mengering secepat ini.”

    Dengan cepat Scarlet membalikkan badannya dan mencengkeram leher wanita itu. “Apa yang kau berikan padaku?”

    Tatapan mata Scarlet begitu tajam, jemari tangannya dengan kuat mencengkeram batang leher wanita itu.

    “Scar ... te-tenang, apa ini caramu berterima kasih kepada penolongmu,” ucap wanita itu dengan suara yang tercekik.

    “Sudahku bilang jangan mencampuri urusanku! Obat apa yang kau berikan padaku?” 

    “A-aku ke-kesulitan, berbicara ....”

    Scarlet perlahan melepaskan cengkeraman tangannya agar wanita itu bisa berbicara dengan jelas.

    “Uhuk ... uhuk ....”

    Merasa lega dengan cengkeraman jemari Scarlet, wanita itu mengatur pernafasannya sambil memegang lehernya sendiri.

    Sementara Scarlet masih menatapnya dengan wajah datar, menunggu jawaban dari wanita yang ada di depannya.

    “Aku, hanya menyuntikkan beberapa obat ke dalam darahmu.”

    “Katakan dengan jelas, obat apa yang kau maksudkan?” tanya Scarlet dengan nada yang tinggi.

    “Seperti biasa, obat yang di berikan untuk menghilangkan rasa sakit dan memulihkan penyembuhan lukamu,” jawab wanita itu dengan keringat yang pelan.

    “Kalau sampai aku tahu kau menjadikanku sebagai kelinci percobaanmu, percaya atau tidak aku akan membunuhmu!” ucap Scarlet lalu segera meninggalkan wanita itu sendirian di dalam ruangan. 

    Scarlet berjalan dengan tubuh yang sehat dan bugar. Sesekali dia mengerakkan tubuh dan kepalanya, dia sedikit merasa aneh setiap kali mendapatkan hukuman dari bosnya tubuhnya segera pulih dengan cepat sehingga membuat dirinya sendiri tidak bisa merasakan bagaimana menahan sakit dengan pemulihan yang lama.

    Di dalam ruangan Scarlet menemui bosnya yang sedang berdiri menatap ke sebuah layar besar, dia mendekati bosnya dari belakang.

    “Bagaimana lukamu?” tanya bosnya masih menatap ke sebuah layar yang menunjukkan foto seorang lelaki lengkap dengan data dirinya.

    “Hanya luka kecil, tidak akan membuatku mati,” jawab Scarlet datar.

    “Bagus! Tidak sia-sia bos besar memilihmu untuk menjalankan misi baru ini,” ucap bosnya sambil membalikkan badannya, menatap Scarlet dengan senyuman kecil.

    “Heh! Bukankah setiap misi yang diberikan bos besar selalu di serahkan padaku?”

    “Tentu saja, bos besar sangat mengagumi. Oleh sebab itu, misi kali ini di percayakan padamu.”

    “Aku harap misi kali ini sedikit lebih menantang. Aku bosan dengan misi yang tidak berbobot.”

    “Tenang saja, kali ini misi yang akan kamu terima sedikit menantang. Kau hanya perlu mencuri semua data penting mengenai lelaki yang ada di layar ini.”

    “Mencuri? Tapi aku hanya terbiasa membunuh bukan mencuri?” ucap Scarlet tersenyum remeh lalu duduk di kursi sambil memperhatikan foto seorang lelaki yang ada di layar besar.

    “Tenang saja, tempat yang akan kau kunjungi ini di penuhi dengan pengawasan yang ketat. Kau bisa membunuh siapa saja yang menghalangi pekerjaanmu, tapi aku sarankan jangan bermain-main dengan misi kali ini.”

    “Baik, aku tahu bos. Berikan lokasinya padaku.” 

    “Ini semua adalah peta dan gambaran semua titik pengawasan. Tugasmu hanya mencuri data, jangan membuat rencanaku gagal,” ucap lelaki itu menyodorkan beberapa lembar kertas ke hadapan Scarlet.

    “Aku mengerti bos,” ucap Scarlet mengambil lembaran kertas itu dan melihatnya.

    Hanya beberapa menit Scarlet memperhatikan lembaran kertas itu, dia segera berdiri dari kursinya dan meninggalkan kertas itu di atas meja. 

    “Aku pergi bos,” ucap Scarlet berjalan santai melewati bosnya yang masih berdiri di ruangan itu.

    “Scar, kau melupakan petanya,” panggil bosnya melihat lembaran kertas yang terletak di atas meja.

    “Petanya sudah ada dalam pikiranku. Bos tenang saja,” ucap Scarlet menghentikan sejenak langkahnya lalau meneruskan langkah kakinya.

    Scarlet berjalan memasuki ruangan yang lain. Di dalam ruangan yang besar terdapat beratus-ratus perlengkapan tempurnya, mulai dari senjata bermacam-macam model dan alat-alat canggih lainnya yang tidak dapat disebut satu persatu.

    Scarlet berjalan memperhatikan ke arah alat-alat canggih yang berderet rapi, dia memilah semua perlengkapan yang akan dibawanya untuk melaksanakan misinya.

    Setelah selesai dengan pemilihan alat tempur pribadinya Scarlet mengambil pakaiannya ke dalam lemari dengan memberikan akses wajahnya ke sebuah alat pemindai yang berada di sisi lemari yang terbuat dari besi itu.

    Setiap peralatan yang akan di pakai telah tersedia khusus untuk setiap agen yang akan menjalankan misinya. Dia mengenakan pakaiannya, memakai semua peralatannya dengan lengkap lalu segera keluar dari ruangan bawah tanah.

    Jalan keluar setiap agen untuk menjalankan misinya tidak melalui pintu gerbang masuk, melainkan melewati jalan keluar yang lain yang telah di rancang.

    Scarlet memilih kendaraannya sendiri untuk pergi ke tempat yang akan dia tuju. Sebuah mobil berwarna hitam metalik di bawanya keluar dari markas mereka. Begitu keluar, Scarlet telah berada di gang bangunan tinggi yang berada di tengah-tengah perkotaan.

    Dalam perjalanan sesekali dia memejamkan matanya untuk mengingat kembali bayangan peta yang sempat dia lihat tadi. Daya ingat Scarlet jauh di atas rata-rata agen yang lain, dia bisa dengan mudahnya mengingat setiap belokan dan jalan yang akan dia lalui untuk sampai ke tempat yang menjadi misinya.

    Begitu sampai di tempat yang akan dia tuju, Scarlet memarkirkan mobilnya dan masuk ke dalam sebuah gedung. Dia berjalan menaiki puncak gedung itu dengan tas hitam yang di jinjingnya. Malam hari yang gelap membuatnya lebih mudah dan leluasa untuk menjalankan aksinya.

    Scarlet memantau ke arah gedung yang lain menggunakan teleskop kecil. Dia memperhatikan setiap sudut gedung yang ada di depannya. Gedung yang tinggi itu ternyata memang benar di jaga dengan sangat ketat.

    Agar tidak menimbulkan keributan, Scarlet menunggu sampai larut. Beberapa lampu di dalam gedung itu telah padam, hanya tersisa dua orang penjaga yang bertugas di depan pintu masuk dan pintu keluar di bagian belakang bangunan.

    Merasa semuanya telah aman, Scarlet mengeluarkan sebuah alat dari dalam tas hitam yang dibawanya tadi dan mengarahkannya ke arah gedung yang akan dia masuki. 

    Tali panjang yang terbuat dari besi keluar dari alat itu menuju ke gedung di depannya. Tak lama kemudian tali besi yang dia tembakkan tertancap dengan kuat di dinding gedung itu. Scarlet menarik dengan kuat tali itu untuk memastikan kalau tali itu telah kokoh. Diikatnya ujung tali yang lain dengan alat pengait yang berada di ujungnya lalu Scarlet memegang sebuah ban kecil yang menggantung di tali itu dengan roda yang mengait di seutas tali besi itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status