Share

The whir of bullets

        Dengan cepat Scarlet meluncur di seutas tali besi itu. Dia melayang di udara dengan berpegangan pada tali yang membawanya ke gedung yang ada di depannya. Saat Scarlet berada di depan gedung itu, dia melepaskan pegangannya dan mendaratkan kakinya di atas gedung. 

    Bagaikan seorang yang ahli dalam segala hal, dia membuka pintu dan mematikan alarm pengaman dengan sebuah alat kecil yang di hubungkan ke mesin alarm. Pintu terbuka tanpa mengaktifkan alarm pengaman.

    Scarlet memakai kacamata inframerah agar bisa melihat di dalam kegelapan. Cahaya merah yang berad,a di sudut atas dinding itu membuat langkahnya terhenti. Dia mengatur langkahnya agar CCTV tidak dapat menjangkau dirinya. 

    Setelah berhasil lolos, dengan cepatnya Scarlet menuju ke ruangan tempat penyimpanan file sesuai dengan denah lokasi yang diingatnya. 

    Tak ada sesuatu yang terjadi dengan misinya kali ini, dengan mudahnya Scarlet mendapatkan dokumen yang di tugaskan untuknya. Setiap melewati pintu dan kamera CCTV dia dengan mudahnya masuk dan keluar tanpa membuat alarm pengaman berbunyi.

    Scarlet kembali melalui jalan yang dia lewati tadi dan segera membawa dokumen yang di curinya ke markas. 

    “Hebat! Aku tahu kau bisa menyelesaikan setengah misimu ini,” ucap bosnya saat memegang dokumen yang baru saja diambil dari tangan Scarlet.

    “Setengah? Sejak kapan misi yang diberikan padaku hanya setengah? Apa maksud, bos?” tanya Scarlet bingung.

    “Sejak sekarang. Sudahku bilang misimu kali ini bukan seperti misi-misi sebelumnya. Ini adalah misi berantai yang ditugaskan secara khusus oleh bos besar. Setelah ini ada misi yang lain lagi yang harus kamu lakukan, dan kali ini kamu akan menyukainya.”

    “Kali ini, tugasmu adalah membunuh seorang jenderal dan buronan yang akan mereka pindahkan ke penjara pusat,” lanjut bosnya menekan tombol yang ada di keyboard komputer, menunjukkan foto seorang lelaki dengan seragam yang memukau.

    “Inikah jenderalnya? Baiklah aku mengerti.”

    “Dengarkan dulu penjelasanku, Scar. Namanya adalah Alexander Johanson, dia adalah Jenderal yang sangat tangguh dan licik. Strateginya untuk mengalahkan musuh tidak boleh kau remehkan.”

    “Kalau dia memang seorang jenderal yang seperti itu. Kenapa tugas seperti ini masih memerlukannya?”

    “Yang di kawalnya itu bukanlah penjahat biasa. Dia adalah seorang penjahat dengan segudang kejahatan. Lelaki ini adalah orang yang sangat penting bagi bos mafia besar di negara ini.”

    “Tidakku sangka misi kali ini sangat menarik. Baik, aku mengerti sekarang,”  

    “Dengarkan dulu perkataanku. Aku tau kemampuanmu sangat hebat, tapi dalam hal ini kamu harus berhati-hati. Kedua orang yang akan kau bunuh memegang peran yang sangat penting di dunia militer dan mafia, jadi jangan remehkan hal ini.”

    “Baik bos, aku mengerti.”

    “Semua perlengkapanmu sudah di siapkan. Kau akan berangkat besok.”

    “Baik bos.”

    ***

    Sesuai dengan misinya, Keesokan harinya Scarlet segera berangkat ke negara tujuannya untuk menjalankan misinya. Lengkap dengan peralatannya Scarlet berdiri di atas bukit tempat yang akan di lewati kedua lelaki yang harus di bunuhnya.

    “Sangat panas, membuat darahku semakin mendidih ingin membunuh kalian berdua,” ucap Scarlet sambil melihat dengan teropong kecil yang di tempelkan di depan matanya.

    Dari jauh terlihat beberapa mobil yang berderet berjalan cepat, menyapu jalanan yang berdebu. Angin yang berhembus membawa hangatnya suhu saat itu ke permukaan kulit wajahnya.

    “Yang di tunggu-tunggu akhirnya muncul juga,” ucap Scarlet tersenyum kecil lalu menurunkan teropong kecil yang di pegangnya.

    Scarlet mengeluarkan sebuah alat kecil seperti remote kontrol sambil melihat sekali lagi dengan teropong kecil di tangan yang satunya lagi.

    “Oke, ini hadiah penyambutanku untuk kalian. Semoga kalian menikmatinya,” ucap Scarlet dengan wajah penuh bangga.

    Perlahan jempol jarinya menekan ke alat pemicu yang ada di tangannya, dan seketika itu juga sebuah ledakan yang sangat besar menghancurkan beberapa mobil yang melewati jalanan yang sudah di pasangkan dengan bom pengendali sejak awal.

    Beberapa mobil yang terkena ledakan hancur dan terbalik, terlihat asap pekat hitam dan api yang menyala di sepanjang jalan itu. Dengan cepat Scarlet memikul tas ranselnya dan memakai helm yang berada di atas motor besarnya. Dia dengan cepat menjalankan motornya menuju ke beberapa mobil yang sudah hampir terbakar.

    Suara mesin motor yang terdengar menyeruak di telinga membuat Scarlet semakin mantap mempercepat kendaraan yang di bawanya.

    Saat hampir mendekati tempat kejadian, dua orang lelaki keluar dengan keadaan yang terluka dari mobil yang terbalik di depannya.

    “Aku akan lihat bagaimana kalian bisa lolos dari peluruku,” ucap Scarlet datar.

    Scarlet melepaskan kedua tangannya yang memegang kemudi motor lalu mengambil kedua pistol yang di selipkan di samping pahanya. Dengan cepat dia mengarahkan kedua pistol yang di pegangnya ke arah ke dua lelaki itu dan menembakkan beberapa kali peluru ke tubuh dua orang yang di pikirnya adalah sang jenderal dan tahanan yang adalah orang terpenting bagi bos mafia.

    Kedua orang itu terjatuh tak sadarkan diri. Scarlet menyimpan kembali kedua pistol yang di pegangnya dan mengambil kembali ahli kemudinya, dia membelokkan motor yang di bawanya menjauh dari tempat kejadian itu.

    Sebuah ledakan besar terjadi seiring dengan menjauhnya Scarlet dari tempat itu. Asap tebal berwarna gelap membaur di udara, kepingan-kepingan mobil yang terlempar melayang di udara dan berjatuhan di sekitarnya sehingga membuat Scarlet berkali-kali harus menghindari kepingan-kepingan mobil itu.

    Saat merasa dirinya sudah jauh dari tempat itu, dia menghentikan motornya dan melihat ke belakang, ke arah tempat ledakan terjadi.

    “Hanya seperti itu saja? Ini sangat mudah, tidak menarik sama sekali,” ucap Scarlet memandang pemandangan yang membuatnya sedikit kecewa dengan misinya kali ini.

    Merasa semua misinya berhasil dengan mudah, Scarlet bahkan tidak menyangka kalau sebuah helikopter mendekatinya. 

    “Sayang sekali, kalian datang terlambat.”

    Belum sempat Scarlet menjalankan motornya, beberapa tembakan yang meleset di samping tubuhnya membuat dia terkejut. Dengan cepat dia menjalankan motornya menghindari peluru yang di tembakan ke arahnya dari helikopter yang mengejarnya di udara.

    Desingan peluru yang memburunya membuat Scarlet sedikit kesulitan harus mengendalikan motornya di medan yang sedikit berbatu dan berpasir itu. Sedikit saja salah mengendalikan motornya, tubuhnya bisa terlempar bersamaan dengan motornya.

    Sementara itu helikopter yang memburunya tidak pernah berhenti untuk membuatnya tertembak. Aksi kejar-kejaran itu tidak ada habisnya sehingga membuat Scarlet semakin kesal.

    Tiba-tiba satu peluru meluncur ke helm yang di pakainya, untung saja semua peralatan dan perlengkapan yang di pakainya adalah perlengkapan yang berkualitas. Peluru yang meluncur ke helm yang di pakainya terpantul, tapi suara bising yang menusuk di telinganya membuat pendengarannya terganggu. 

    “Cukup! Kalian memburuku seperti seekor hewan, baik ... akan kubuat kalian menyesal!” 

    Dengan kekesalannya Scarlet memutar balik motor yang di kendarainya mendekati helikopter yang mengejarnya dengan kecepatan penuh. Sambil menghindari peluru yang menembaknya, Scarlet mengambil satu kesempatan memindah posisinya di arah yang tidak terpantau peluru dari helikopter.

    Seorang lelaki yang duduk di ambang pintu helikopter dengan senjata mesin yang di pegangnya merasa kesulitan dengan posisi Scarlet yang sudah berada di belakang mereka. 

    Saat merasa berada pada posisi yang aman, dia menghentikan motornya dan mengambil pistol andalannya lalu mengarahkannya ke arah baling-baling helikopter. Scarlet fokus membidik dan menunggu saat yang tepat agar tembakannya tepat sasaran. Begitu mendapatkan bidikkan yang bagus dia menembakkan satu peluru ke arah baling-baling helikopter. Hanya dengan satu tembakkan yang tepat sasaran menghilangkan keseimbangan helikopter itu.

    Belum puas dengan kekesalannya, Scarlet menembak bagian mesin helikopternya berkali-kali dan mengakibatkan helikopter itu meledak di atas udara.

    Puing-puing yang hancur, melayang dan berjatuhan dari atas udara. Scarlet tersenyum penuh dengan kemenangan melihat hancurnya helikopter yang menyebabkan pendengarannya terganggu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status