Share

4

Bab 4: Hampir berciuman! 

"Apa? Penjahat kelamin? Maksudmu apa, Encik Ganteng? Aku tidak pernah mendengar perkataan itu." tanya Safiyya ingin tahu. Dia sudah berhenti ketawa. 

"Loh, kamu tidak tau penjahat kelamin itu seperti apa? Kalau kamu mau tau, akan aku tunjukkan padamu," kata Rizky dengan senyuman penuh makna. 

Tanpa sempat Rizky menahan hasratnya untuk menguji perasaan gadis yang dia sendiri tidak tahu identitasnya, jemari Rizky segera  menyentuh lalu menggenggam telapak tangan kanan gadis itu secara tiba-tiba. Safiyya kaget dengan kontak fisik secara mendadak itu lalu mencoba untuk menarik semula tangannya namun gagal karena tenaga lelaki itu lebih kuat berbanding dirinya. Dengan pantas, tangan kiri Safiyya segera memukul tubuh Rizky dengan tas miliknya. 

'Lepaskan tanganku. Aku bilang, LEPASKAN TANGANKU!" teriak Safiyya dengan keras. 

" Tidak akan pernah, Nona manis. Aku tidak mau melepaskanmu." balas Rizky dengan nada berbisik di telinga Safiyya sebelum memasang wajah sinis. 

"Kamu…  Dasar lelaki psikopat dan bajingan!" umpat Safiyya dengan berang. 

Safiyya terus mencoba menarik telapak tangannya dari genggaman lelaki itu. Sesekali, dia memukul lelaki itu dengan tas. Namun, Rizky dengan rasa perjuangan yang tinggi tetap tidak mahu melepaskan tangan gadis itu. Dia masih menggenggam erat tangan Safiyya biarpun tubuhnya terasa sakit dengan pukulan Safiyya. Akibat terlalu marah dengan sikap Rizky yang tidak mengendahkan permintaannya, Safiyya segera melepaskan tasnya ke lantai lift sebelum menjambak rambut lelaki itu dengan kasar beberapa kali. Rizky menggigit bawah bibirnya dan coba menahan kesakitan saat perempuan itu menjambak rambutnya dengan kasar. 

"Lepaskan rambutku! Dasar cewek aneh! Kenapa sih kamu selalu bertindak ganas dan galak seperti ini?!" bentak Rizky. 

"Asal kamu tau aja Encik Ganteng, ini semua salahmu! Kamu yang memulakan peperangan ini. Apa kamu tidak tau batas pergaulanmu? Hei, Encik Ganteng! Kalau kamu mau aku melepaskan rambutmu, kamu harus melepaskan tanganku dahulu! Jika tidak, aku akan memastikan rambutmu rontok dan botak seperti Om gendut saat kamu keluar dari lif ini,"  ugut Safiyya dengan geram. 

Perbuatan Safiyya yang menjambak rambut Rizky membuatkan rambut lelaki itu semakin kusut dan beracak tak terurus. Dalam masa yang sama Safiyya berusaha sedaya upaya untuk menarik tangan kanannya dari genggaman lelaki itu. Namun, Rizky sengaja mempereratkan lagi genggaman tangannya menyebabkan Safiyya mengaduh sakit dan melepaskan rambut Rizky. 

" Auhh. Sakit! Kamu benar-benar lelaki brengsek! Berani beraninya kamu menyentuhku! Tadi kamu bilang kamu tidak punya niat buruk terhadapku. Tapi kenapa kamu sengaja menyentuhku? Lepaskan tanganku! Apa kau ingin mendengar aku menjerit hingga lif ini meletup?" teriak Safiyya dengan perasaan sebal. Hatinya sangat sakit dengan perilaku lelaki yang tidak dia kenal itu. Matanya menikam tajam ke dalam anak mata jejaka aneh itu. Pandangan mereka bertemu. Dengan jelas, Safiyya dapat menebak ada perasaan sinis dan tanpa ada rasa simpati mahu pun empati di balik kilasan mata lelaki itu. 

Rizky tertawa histaris secara tiba-tiba lalu dengan sengaja dia melepaskan genggaman tangannya membuatkan tangan kanan Safiyya turut terlepas. Rizky menumbuk dinding lif dengan keras untuk mengekspresikan rasa kesalnya terhadap Safiyya. Safiyya pula masih berdiri sambil memegang tangan kanannya. Jujur saja, tangan Safiyya benar-benar mati rasa buat seketika akibat digenggam terlalu kuat oleh Rizky. Safiyya menampung tangan kanannya menggunakan tangan kirinya. Sempat mata Safiyya melihat buku lima tangan kanan lelaki itu terluka dan mengeluarkan darah tetapi dia hanya mengabaikan keadaan lelaki itu. Apatah lagi, tangannya masih kebas dan tidak mampu bergerak buat seketika. 

"Kamu benar-benar sudah gila! Apa yang merasuk pikiranmu, hah?" marah Safiyya dalam masa sama dia menahan kesakitan yang menjalar di tangan kanannya. 

"Iya, Nona. Aku memang sudah gila sejak kamu menampar wajahku di depan semua orang dan memanggilku dengan panggilan pria brengsek! Untuk pengetahuanmu, kau sudah merusak harga diriku di depan khalayak!" kata Rizky dengan berang. Wajahnya yang berkulit cerah jelas memerah akibat menahan amarah. Malah, cuping telinganya turut bertukar warna kemerahan. Darah yang keluar dari luka di tangan kanan Rizky menetes ke lantai lif. 

Bicara lelaki itu sukses memicu rasa takut serta rasa khawatir yang mulai menerpa dalam diri Safiyya. Belum sempat akal Safiyya berpikir dan mencari solusi untuk melepaskan diri, Rizky menolak tubuh langsing milik gadis itu hingga ke ujung sudut lif. Punggung tubuh Safiyya dapat merasakan betapa dinginnya dinding lif itu membuatkan tubuhnya bergidik ngeri. Mata Safiyya terpaku melihat ke dalam anak mata coklat gelap milik Rizky. 

'Perempuan aneh ini kelihatan cantik juga, ya. Aku bisa menguji dirinya untuk mengetahui seberapa berani dia mau menantangku.' Rizky berbisik di dalam hati. 

Mata Safiyya bergetar rasa takut saat dia menangkap pandangan dingin dari mata lelaki itu. Iris milik Rizky yang berwarna coklat gelap tidak  bisa menarik Safiyya untuk terbuai dengan keindahan mata lelaki itu melainkan perasaan khawatir yang semakin berakar dan bercambah dalam jiwanya. Semakin lama, tubuh Rizky semakin mendekati tubuh Safiyya. Dengan jarak tubuh mereka hanya 15 sentimeter, tangan Rizky dengan biadap menyentuh dan melingkari pinggang kecil milik Safiyya. Gadis itu memejamkan matanya buat beberapa saat. Jujur sahaja bahawa Safiyya benar-benar ketakutan ketika itu. Apatah lagi, sepanjang Safiyya hidup dia belum pernah menghadapi situasi seperti sekarang. Safiyya dapat merasakan detak jantungnya semakin kencang dan deru nafas Rizky yang semakin memburu. Tangan Rizky semakin biadap meremas pinggul Safiyya dengan gerakan perlahan. Kali ini Safiyya terpaksa mengungkapkan kata-kata protes terhadap kelakuan cabul Rizky biarpun dia masih ketakutan. Namun, dia coba menyingkirkan rasa takut itu dengan menggunakan nada suara yang tenang. 

"Cukup! Kamu menang. Aku tau aku salah. Tolong hentikan. Jangan sentuh aku." Safiyya berbisik perlahan. Dia membuka kembali kelopak matanya dan memandang ke arah Rizky dengan pandangan merayu. 

Rizky menghentikan perbuatan tangannya tetapi dia masih berdiri rapat dengan Safiyya. Dia masih tidak melepaskan lingkaran tangannya di pinggang kecil milik gadis itu. Dia menatap wajah Safiyya dan dia tidak terlalu bodoh untuk tidak mengesan rasa takut di balik wajah tenang milik gadis itu. 

"Jika aku tidak mau mengabulkan permintaanmu, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Rizky membuatkan Safiyya terdiam. Jelas sekali Safiyya tidak mampu menjawab soalan itu. 

'Ya Allah, lambat sekali lif ini tiba di lantai kamarku. Tolong selamatkan kehormatan diriku, Ya Allah.' Doa Safiyya di dalam jiwanya. 

Apabila Safiyya tidak membalas pertanyaan Rizky, lelaki itu  semakin merapatkan tubuhnya dengan tubuh Safiyya sehingga tubuh mereka benar-benar berpelukan dan tiada lagi jarak yang memisahkan tubuh mereka. Hanya pakaian yang melindungi kulit mereka dari bersentuhan. Safiyya terkejut. Wajahnya semakin memucat. Biarpun tubuh Rizky membagi rasa hangat ke tubuhnya tetapi jemari Safiyya sudah sejuk seperti es batu. 

"Aku mohon, tolong lepaskan aku. Lepaskan pelukanmu." Safiyya memohon. 

Rizky hanya tersenyum sinis. Dia dapat merasakan degup jantung Safiyya. Jujur saja, Rizky juga dapat meneka ukuran beha yang dipakai gadis itu. Rizky merenung wajah Safiyya dengan tatapan menggoda. Dia melihat bibir Safiyya yang tercalit sedikit lip balm dan bau parfum di tubuh Safiyya semakin menaikkan nafsu syahwatnya. Safiyya hanya mampu berdiri dan  terkaku di situ dengan wajah semakin pucat karena dirinya sudah buntu dan rasa takut sudah menguasai dirinya. 

'Gadis ini benar-benar menguji nafsuku.' Batin Rizky memuji gadis itu. 

Jika tadi Rizky hanya ingin mengusik Safiyya untuk menikmati rasa ketakutan gadis itu tetapi kini dia sendiri yang terkena jeratnya sendiri. Rizky mendekatkan wajahnya untuk mengecup bibir Safiyya. Dia nekad. Anggap saja dia hanya ingin menguji keimanan gadis itu. Ya, kelakuan bejatnya terhadap gadis itu bukanlah karena cinta. Sangat jelas tidak wujud bunga-bunga cinta di hatinya buat g adis itu. Hanya nafsu dan bisikan iblis semata-mata.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status