Share

3. Daddy Little Girl

Pagi ini Rihana sedang melakukan joging di tepi pantai. Sebenarnya bentuk tubuhnya bisa di bilang kurus karena mirip dengan para model papan atas yang melakukan diet ekstrim.

Rihana bersyukur karena gen Momynya menurun, sehingga sebanyak apa pun porsi makanan yang di makannya tidak akan membuatnya gemuk. Rihana melakukan olahraga rutin karena ingin menjaga staminya yang sudah terbiasa melakukan traveling dari negara satu ke negara lainya.

"Kita memang berjodoh." Ashton sudah muncul tiba-tiba, dan berhasil menghancurkan mood Rihana pagi ini.

"Kau lagi." Rihana memutar bola matanya ke atas.

"Hei tunggu." Ashton berlari mengejar Rihana yang menghindarinya. Sedangkan banyak mata lapar para wanita pengunjung pantai menatap Ashton yang topless menampakan otot-otot di perutnya yang terlihat lebih seksi oleh tetesan aliran keringat.

"Kalau hanya mau pamer otot di perutmu, tidak usah dekat- dekat denganku."

"Pamer?" Ashton bingung.

"Tidak usah sok polos, lihatlah mata cewek-cewek di pantai, dari tadi menatapmu dengan lapar." Rihana menunjuk dengan dagunya.

"Mereka? Ahahaha, hei ini pantai. Santai saja kalau ada pria topless. Lagian tujuanku ke sini untuk renang. Salahkan saja mata mereka yang terlalu sensitif melihat ketampanan dan keperkasaanku." ucap Ashton bangga.

"Cih, PD."

"Blang saja kalau cemburu." Ashton memancing emosi Rihana.

"Aku" Rihana menunjuk dirinya. "Ngaco."

"Kalau kau mau topless, dengan senang hati aku bisa membantumu." Ashton berbisik nakal.

"Dasar orang m …." belum sempat Rihana mengomel, Ashton langsung menarik tangan Rihana ke bibir pantai.

"Byur." Ashton sengaja menarik tangan Rihana dengan kuat. Melihat Rihana yang ngomel-ngomel, membuat Ashton berkeinginan mengajaknya renang agar otaknya Rihana tidak semakin panas.

"Apa-apaan kau ini. Jadi basah, kan?" Rihana semakin kesal karena Ashton menariknya hingga jatuh ke dalam bibir pantai yang digenangi oleh air laut.

"Ayo kita lomba renang. Ashton menyemburkan air ke muka Rihana.

"Ih jorok." Rihana memukul-mukul dada Ashton.

Ashton tertawa, sangat menikmati air muka Rihana yang memerah karena menahan emosi.

"Aduh." Ashton mengaduh kesakitan karena Rihana menyikut dadanya atas aksi tidak sopannya yang memeluk Rihana dari belakang ketika mereka berenang di kedalaman pantai yang lumayan dalam.

"Jaga tanganmu otak mesum!" Rihana bergegas kembali ke pantai.

***

Sepulang dari pantai, Rihana segera mandi dan langsung menemani Daddynya sarapan pagi.

"Sini duduk, sudah lama kita tidak pernah sarapan bareng." Robert mulai menuangkan sup jagung favorit Rihana ke dalam mangkok.

"Thank's, Dad." Bibir Rihana belepotan karena terlalu cepat saat menyuapkan sendok demi sendok sup jagung favoritnya.

"Pelan-pelan, Ri." Robert mengelap bibir Rihana dengan tisu.

"Dad, aku sudah besar." Cebik Rihana karena malu.

"Di hati Daddy selamanya kau adalah gadis kecil Daddy."

"Dad."

"Baiklah kau sudah mengakui dirimu sudah dewasa. Kini saatnya kau serius dan harus siap menerima tanggung jawab atas resort ini."

"Bert," Rihana menyemburkan jus yang baru diteguknya setelah Daddynya meminta untuk mengurus resor milik keluarganya.

"Dad, ada kak Ryan yang lebih pantas mengurus resor daripada aku."

"Kau lupa, basic kakakmu adalah science dan teknologi. Sedangkan kau master dalam bisnis dan marketing."

"Tapi, Dad?"

"Dulu kakakmu pernah kupaksa mencoba menerima tanggung jawab itu. Daddy ingat, kakakmu bekerja keras untuk memenuhi tanggung jawab itu. Namun seberapa keras kakakmu berusaha, tetaplah gagal. Bahkan resor ini nyaris bangkrut karena kakakmu yang tidak bisa membaca pasar."

"Tinggal kau satu-satunya harapan Daddy. Daddy harap kau mau mengambil tanggung jawab itu. Kau sudah dewasa, Sayang. Sedangkan kesehatan Daddy semakin menurun. Berhentilah bermain-main. Tentu saja kau masih bisa melanjutkan hobimu keliling dunia di waktu liburmu."

"Dad, maafkan aku yang selama ini telah mengabaikanmu, Daddy harus tetap sehat menemaniku." Rihana memeluk Daddynya.

"It's okay, honey. Daddy senang akhirnya kau mau mengerti, Sayang."

"Iya Dad, aku akan berusaha."

"Nanti siang mampirlah ke kantor, temui George untuk mengambil beberapa file yang harus kau pelajari dulu agar sedikit membantumu."

"Baik, Dad."

"Terima kasih, Sayang."

"Excusme." Ashton datang dengan penampilan yang lebih segar.

"Oh, silakan duduk, Tuan Garner. Saya sudah menunggu Anda dari tadi."

Rihana melirik tajam ke arah Ashton karena masih kesal dengan insiden pelukan tadi pagi.

"Panggil saja Ashton, Tuan. Tampang saya belum terlalu tua, bukan?" Ashton tersenyum.

'Menyebalkan, orang tua juga tidak luput dari kejahilanya. Dasar.' batin Rihana.

"Begini, Tu … ah ya, Ashton. To the point saja. Saya berencana untuk segera pensiun. Dan putri saya, Rihana, yang akan menggantikannya. Karena kita sudah sepakat untuk merekrut Anda sebagai chef tamu untuk satu tahun ke depan demi upaya membangun image resort agar lebih baik. Jadi ada baiknya kalian saling mengenal supaya ke depannya kerjasama ini bisa berjalan dengan lancar."

"Dengan dia, Dad?" Rihana seperti tidak terima.

"Iya, Sayang. Dia adalah chef yang sangat terkenal mampu memperbaiki citra resort atau hotel dengan menu-menu andalanya. Belajarlah sungguh-sungguh dari dia dalam menguasai pasar pelanggan dari segi kuliner. Ssst, satu rahasia lagi, gajinya sangat mahal. Kau harus hati-hati denganya, jangan sampai belum habis kontrak, dia pergi dari sini. Paham?"

"Hem, baiklah, Dad." Rihana menggumam lemah.

"Ashton, sarapanlah dulu dengan putri saya. Mungkin dengan lebih akrab, akan memudahkan kalian kedepannya. Nanti siang kita bertemu di kantor untuk penanda tanganan kontrak kerja."

"Baik, Tuan."

"Oh ya, Sayang, jangan lupa janjimu yang akan mempertemukanku dengan calon menantu." Robert mengatakanya dengan setengah berbisik.

Ashton menahan senyum karena masih bisa mendengar bisikan Robert.

"Baiklah, nikmati sarapan kalian. Aku pergi dulu."

"Hei, kau mau ke mana? Temani aku untuk sarapan pagi, Manis" Ashton berteriak mengejar Rihana yang beranjak meninggalkannya.

"Aku belum setuju untuk menjadi partner kerjamu, Tuan. Jadi jangan coba-coba mengaturku." Rihana menyentak tangannya dari cekalannya Ashton.

"Tapi aku lebih setuju untuk menjadi partner ranjangmu." Ashton berteriak keras tidak peduli dengan para pegawai yang lalu lalang di sampingnya.

"Kau …."

TBC

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status