Share

5. Insiden Kencan.

   "Ana kau terlihat lebih cantik  di bandingkan dengan photo di medsosmu."

   "Hah kau merayuku, Ben."  

    "Sungguh aku, tidak sedang menggombal. Eh tunggu dulu, sepertinyaaa aku pernah melihatmu.Dimana yaaa."Benedict mengerutkan keningnya.

   "Mungkin wajahku pasaran." Rihana menggidikan bahunya.

   "Ahaaa, kau adalah seorang youtuber yang terkenal itu'kan."

   "Jeli juga pengamatanmu Ben." Rihana mengangkat satu ibu jarinya.

    "Wah sungguh beruntungnya aku bisa berkencan dengan seseorang yang terkenal."

   "Jangan lebay Ben, Sepertinya kau juga bukan orang biasa." Rihana mengangkat ponselnya yang menampilkan photo dan bio Benedict Garner di sebuah laman situs internet.

    "A ha ha ha selain cantik dan terkenal, ternyata kau juga sangat cerdas Ana. Aku semakin tertarik." Ben meraih tangan Ana dan mencium punggung tangannya.

   "Eehhhh." Rihana mengerjapkan matanya, sedikit terkejut tapi juga merasa berdebar ketika bibir lembab Benedict menyentuh kulit tangannya.

   "Kau semakin cantik kalau pipimu bersemu merah seperti itu Ana." Rihana semakin salah tingkah mendengar kata-kata rayuan manis dari lelaki setampan Benedict. Rihana segera menarik tangannya dari genggaman tangan Benedict.

   "Ternyata julukan casanova memang benar adanya, dan aku membuktikannya sendiri malam ini."

   "Julukan itu tidak berguna jika tidak bisa menaklukan hatimu, sweety."

   Dari kejauhan tampak Ashton yang menyamar sebagai pelayan restoran sedang berjalan ke arah meja dimana Rihana dan Benedict berada.

   "Pesananya tuan, nyonya." Ashton meletakkan dua mangkok sup jamur dan dua piring steak daging sapi ke atas meja. Ashton menatap sengit ke arah Benedict yang masih berusaha merayu Rihana dengan bualan-bualan manisnya. "Terimakasih." Ucap Rihana dan Benedict hampir bersamaan.

    "Enjoy your meal." Ashton membalikkan tubuhnya ketika tugasnya menghidangkan makanan sudah selesai.

   "Tunggu dulu bung, tambah dua gelas martini. Kau mau'kan Ana, atau kau minum yang lain?" Benedict menatap ke arah Rihana.

   "Samakan saja Ben."

   "Baik, akan segera saya antar pesanan anda tuan." Ashton sangat kesal ketika melihat interaksi Rihana dan Benedict yang sudah sangat akrab dalam waktu tidak kurang dari satu jam.

   'Dasar lady killer.' Umpat Ashton dalam hati.

   Rihana dan Benedict terlihat sangat santai dan sangat menikmati makan malam kencan buta mereka.

   'Menyenangkan,tidak seburuk yang kubayangkan ternyata kencan malam ini.'Batin Rihana.

   'Cantik, akan menyenangkan apabila bisa menaklukkannya.' Benedict berandai-andai dengan senyum misteriusnya.

   Disisi lain Ashton sangat marah, ketika ia melihat dari kejauhan Benedict sedang meraba bibir Rihana secara sensual." Kurang ajar, dasar penjahat kelamin. Akan ku kacaukan kencanmu malam ini Ben." Umpat Ashton yang sedang berjalan sambil membawa nampan berisikan dua gelas martini.

   Tring tring tring bagaikan pijar lampu bolam yang menyala. Sebuah ide terlintas di benak Ashton.

   Pandangan mata Rihana dan Benedict beradu ketika Benedict menyeka saus steak yang menempel di sudut bibir bawah Rihana. Sungguh hatinya kian berdebar dengan perlakuan manis Benedict padanya.

   'Tahan Ri, jangan sampai kau terjatuh secepat ini walaupun sudah lima tahun kau menjomblo.' Rihana berusaha memantrai hatinya.

   "Pesananya tu------ ups maaf tuan, maaf sungguh saya tidak sengaja." Ashton sengaja menumpahkan nampan yang berisikan dua gelas martini ke arah jas mahal Benedict.

   "Aish." Benedict sangat jengkel dengan pelayan yang menumpahkan minuman ke jas mahal miliknya yang menjadikan kencannya bersama Rihana menjadi sedikit terganggu. Namun untuk menjaga image seorang gentle man ia pura -pura tersenyum. "It's okay man."

   "Ben kau tidak apa-apa?" Rihana kelihatan khawatir.

   "I'm all right Ana. No big deal at all." Benedict melepas jasnya.

   "Tuan biar saya bawa ke laundry sebentar, tidak akan memakan waktu lama. Percayalah." Ashton masih saja berakting.

    Rihana memicingkan matanya ketika ia mengenali suara lelaki yang berseragamkan pelayan restoran tersebut, ia mencoba mengenali wajahnya. Walau sang pelayan selalu menundukkan wajahnya tapi Rihana mengenali tahi lalat yang berada di bawah sebelah mata berwarna biru itu. 'Ashton, mungkinkah ia?'

   Karena terlalu fokus memperhatikan Ashton, tubuh Rihana oleng ketika ada seorang pengunjung restoran yang sedang mabuk, menyenggolnya dari  samping.

   "Bruggh." Tubuh Rihana jatuh menelungkup di atas tubuh Benedict. Karena terburu-buru ingin menolong Rihana, kaki Ashton tersangkut kaki kursi yang berada di sampingnya. 

   Insiden keduapun terjadi, tubuh Ashton menindih tubuh Rihana.

   "Awwww." Mata Rihana membulat ketika merasakan tusukan benda tumpul yang keras dari bawah dan atas dengan waktu yang bersamaan. Pipinya memerah, bulu kuduknya merinding. Walaupun mereka bertiga masih mengenakan celana lengkap tapi berada di tengah dua lelaki tampan dan turn on pada waktu yang bersamaan, membuat hati Rihana melayang. Tiba-tiba badannya terasa panas dan kulit tubuhnya meremang ketika ia merasakan kewanitaannya terasa basah.

   'Oh my God, kenapa berasa kayak adegan three some.' Jerit Rihana dalam hati.

   "Three some." Ashton dan Benedict bergumam dengan waktu yang hampir bersamaan.

    

                TBC.

         wwkwkwk aduh bener sakit perut nulis part gaje ini. Selamat malam rabu readers dah gitu aja mo lanjutin ngakak dulu..... 

  HANI ^^

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status