Share

8. Serumah Tak Sedarah

Daffa mulai menelisik setiap bagian ruangan yang kini melindunginya dari sengatan sinar senja yang agung datang untuk menutup hari. Sesekali menoleh pada Malik yang baru saja mengambil satu kursi kecil untuk duduk dan menemaninya sembari menunggu Xena keluar dengan membawa nampan berisi jajaran gelas serta beberapa makanan ringan untuk menyambut kedatangan Daffa Kailin Lim. 

Remaja kerempeng yang baru saja melepas jas almamater kebanggaannya itu kini kembali menatap aneh penampilan Malik sore ini. Celana pendek selutut yang dibuat dari kain bermotif kotak-kotak, satu kaos tipis berkerah O tanpa motif atau corak yang menghiasi. Sepasang sandal jepit menghias di bawah kakinya. Tak ada seragam atau jaket serta tas punggung yang menghiasi penampilan ala kadarnya saat ini. Seakan fakta sudah memberi tahu Daffa, bahwa Malik adalah tuan rumah bersama gadis cantik Xena Ayudi Bridella.

"Lo beneran tinggal di sini?" tanya Daffa akhirnya menyela. Menarik fokus milik Malik dan sukses membuat remaja itu tegas mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Gak mungkin 'kan kalau lo adalah suaminya—"

"Kita nikah muda." Malik menyahut. Memotong kalimat remaja sebaya di depannya itu.

Daffa menyeringai. Kalimat Malik membuatnya muak! Untuk kesekian kalinya ia bertanya dan memastikan alasan Abian Malik Guinandra berada di dalam rumah Xena dengan pakaian seperti itu, akan tetapi yang dilontarkan pertanyaan hanya terkekeh ringan sembari menjawab dengan nada enteng sedikit meremehkan. 

"Kita adalah saudara tiri." Xena menyela. Keluar dari dapur dan berjalan ringan mendekat pada dua remaja bodoh yang terus saja saling melempar tatapan miliknya. 

Daffa menoleh cepat ke arah Xena. Sejenak memincingkan matanya sebab ia benar-benar tak menyangka bahwa gadis cantik yang selalu tampil anggun nan mempesona baginya itu adalah saudara si gila, Abian Malik Guinandra. Bahkan, seorang saudara tiri sekalipun.

"Jadi, bisa gue minta tolong sama lo?" tukas Xena dengan nada lembut sembari meletakkan satu persatu gelas yang ada di atas nampan beralih ke atas meja yang menjadi pembatas antara duduk Daffa dengan posisinya sekarang ini.

"Bisa lo rahasiakan ini dari anak-anak?" sambung sang gadis memohon dengan harapan penuh bahwa Daffa akan benar-benar mengabulkan permintaannya kali ini.

Xena tak pernah memohon dan meminta pada orang seperti ini, kecuali dengan sahabat dekatnya. Akan tetapi untuk kelangsungan hidup nyamannya, Xena memohon pada Daffa untuk sedikit melonggarkan hati dan melebarkan baiknya dengan menjaga rahasia miliknya juga si saudara tiri, Abian Malik Guinandra.

"Kenapa lo pengen anak-anak gak tau soal— Bahkan, Nea pun?"  Daffa mengubah arah pembicaraannya kala tersadar bahwa Xena adalah si teman baik dari sang kekasih, Nea Oktaviana.

Xena menanggukkan kepalanya ragu. "Kalau waktunya udah pas, gue pasti ngasih tau Nea dan Rhea."

"Soal Malik yang nyatain perasaannya sama lo—"

"Itu cuma bercandan dari Malik buat balas dendam ke gue karena gue aduin Malik ke papa dan mama."

Daffa kini terdiam. Sejenak menatap Xena yang hanya menundukkan wajahnya untuk menghindari kontak mata dengannya, kemudian tegas menoleh dan menatap paras tampan milik Abian Malik Guinandra.

Daffa sungguh tak mengerti sekarang ini, bagaimana bisa Malik menjadi saudara gadis yang disukainya sekarang ini? Jikalau Daffa benar-benar memutuskan hubunganya hanya untuk mengejar Xena sesuai banyangan dan rencananya, itu artinya Daffa akan menjadi saudara ipar dari musuh bebuyutannya Abian Malik Guinandra?

Tentang hubungan Abian Malik Guinandra dengan Daffa Kailin Lim yang tak banyak orang yang mengetahuinya. Fakta bahwa Malik dan Daffa pernah menjadi pasangan sahabat yang akur juga saling dekat satu sama lain adalah sebuah rahasia yang akan membuat siapapun terkejut kalau-kalau mendengarnya.

Malik adalah teman masa lampau untuk Daffa. Satu tim dalam sebuah permianan dan pertandingan hingga membuat pemusuhan timbul selepas kemenangan datang menjemput piala besar yang mengatasnamakan Daffa Kailin Lim.

Daffa mengkhianati persahabatannya dengan Malik. Membiarkan satu lagi teman akrab mereka malu sebab tingkah Daffa yang menjadi sok jagoan untuk membongkar ketidak adilan dalam sebuah pertandingan. Daffa mengatakan kemenangan yang diraih tim lawan adalah hasil dari sebuah kecurangan yang tak masuk akal. Membeberkan segala hal yang mampu menjatuhkan satu teman akrab mereka di depan muka umum.

Malik murka! Mengatakan dengan tegas bahwa apa yang dilakukan oleh Daffa sudah membuat sang teman dekat mengakhiri hidup sebab rasa malu menggerogoti dalam dirinya kala itu. Juga, remaja jangkung itu dengan tegas bahwa ia akan mengakhiri pertemanannya dengan Daffa mulai saat itu. Memilih pergi dan meninggalkan segala kenangan indah persahabatan yang mereka jalani semenjak duduk di tahun pertama sekolah menengah pertama.

Semesta memang sedikit usil dengan memberikan takdir gila yang mempertemukan mereka kembali dalam satu sekolah. Menjadikan dua remaja itu sebagai dua idola sekolah bagi kaum hawa yang menatap paras, fisik, dan cara keduanya bersua sembari menebar pesona mereka masing-masing. 

Rumor beredar yang mengatakan bahwa Abian Malik Guinandra dan Daffa Kailin Lim tak pernah mau berbicara dan terlihat akrab bersama di lingkungan sekolah sebab mereka sama-sama saling menaruh kebencian untuk memenangkan kompetisi 'siapa yang paling tampan dan pantas menjadi nomor satu di sekolah?'

"Ikutin gue. Gue mau ngomong," tukas Malik bangkit dari tempat duduknya. Berjalan menjauh dari posisi Xena yang kini tegas menengadahkan kepalanya sembari terus meletakkan fokusnya menatap segala aktivitas dan langkah kaki Malik yang mulai mengarah ke ambang pintu keluar.

"Gue pergi dulu." Daffa pamit. Seakan paham bahwa dirinya tak diterima baik di sini oleh sang tuan rumah. Malik mengajaknya keluar bukan sebab ia ingin membicarakan hal tabu bersifat pribadi yang tak boleh diketahui oleh Xena. Akan tetapi, Malik ingin mengusirnya.

Remaja itu melangkah. Menyusul keberadaan Malik yang sudah berada di depan rumah. Kembali menutup pintu kala sukses melangkah keluar dan tak lagi menatap gadis yang jelas menaruh banyak tanda tanya perihal sikap Malik pada Daffa sore ini.

"Pergi." Benar! Tebakan Daffa keluar mengikuti Malik dengan kembali memakai jas almamater dengan mengendong tas punggungnya tepat sasaran. Malik mengusirnya!

"Gue gak nyangka lo adalah saudara tiri—"

"Pergi gue bilang." Malik menyahut. Menatap Daffa yang kini tegas menyeringai padanya. 

"Gue akan jaga rahasia ini. Tenang aja," papar remaja kerempeng yang kini mengulurkan tangannya kemudian menepuk kasar pundak Malik. Berpaling dan memutar tubuhnya untuk mengambil langkah menjauh dari posisi berdiri Malik saat ini.

"Kenapa lo jadi begini? Bukankah berbohong adalah sebuah kecurangan dan kejahatan?" tanyanya menyela langkah milik Daffa.

"Karena Xena yang memintanya." Daffa kembali mengakhiri kalimat dengan senyum tipis. Membuat Malik yang tadinya memberi tatapan tajam kini mulai melunak. Kalimat itu ... apa maksudnya?

... To be Continued ...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status