Share

2 :: Persiapan ::

Salju yang turun di London masih sangat lebat, Meera benar-benar harus menghidupkan perapian flat-nya setelah dia sampai di istana miliknya yang sebentar lagi akan dia tinggalkan.

Ya, Meera hari ini sudah mendapatkan surat persetujuan mutasi dari London ke cabang perusahaan yang ada di Indonesia plus dengan kenaikan jabatan yang dia raih.

Hidup Meera berjalan sesuai dengan yang dia inginkan, dan pasti sahabat-sahabatnya itu tidak menyangka jika dia sudah berhasil meraih posisi yang dia inginkan.

Menjadi lulusan sarjana MBA atau Master of Bussiness Administration dari Oxford University dan mendapat gelar camlaude adalah hal yang paling membanggakan bagi Meera, dan dia mempersembahkan itu semua untuk Mamanya yang sudah berada di surga. Dan tentunya juga untuk ke empat sahabatnya yang selalu mendukung dia.

Hanya satu perkara yang dia tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa, yaitu tentang kehamilannya saat ini. Tidak ! Meera tidak akan melakukan aborsi, dia tahu dia sudah membuat satu dosa dan dia tidak akan mengulanginya lagi. Lagi pula dia hamil itu adalah anugrah baginya, mungkin Tuhan sengaja mengirimkan malaikat untuk Meera karena Tuhan tahu Meera tidak cocok dengan hubungan yang serius. Setidaknya anaknya kelak bisa menemani masa tuanya nanti.

****

Dengan menggunakan bathrobe Meera masih kesal karena Arka meneriakinya hamil. Apa mungkin Reya memberitahukannya kepada Arka ? Meera kesal setengah mati lalu memutuskan untuk mengirim pesan pada Raya.

Kesal bukan main Meera membanting ponselnya ke sofa. Darimana Arka tahu coba ? Meera mengurut pelipisnya dan memutuskan segera memakai bajunya. Dia akan ke cafe tempat dimana dia bertemu dengan pria kencan butanya.

****

Sudah dua jam Meera duduk di tempat yang sama dia bertemu pria itu, namun dia belum menemukan wajah yang dia cari. Meera menyadari ini adalah hal yang tidak logika. Tapi dia berharap bisa menemukan pria yang sudah menghamilinya itu di tempat ini.

Dia akan mengatakan pada pria itu jika dia hamil, dan setelahnya terserah. Dia mau mengakui atau tidak, yang penting Meera sudah mengatakan kepada ayah dari bayinya jika dia mengandung anaknya. Jika dia mau bertanggung jawab itu lebih baik namun jika tidak, juga tidak masalah karena Meera mampu menghidupi anaknya kelak. Dia sudah melihat bagaimana Mama-nya membesarkan dia tanpa sosok suami, dan lihat Meera menjadi wanita yang mandiri saat ini.

Tanpa terasa dia sudah lima jam berada di cafe itu, lalu memutuskan untuk kembali ke flat-nya.

Dengan bodohnya aku mengikuti Valentine dan berakhir seperti ini.

Meera bergumam pada dirinya sendiri, dia lalu menaiki black cab atau yang biasa disebut taksi di Indonesia itu menuju flat-nya.

Saat dia dalam perjalanan dia melihat sepasang kekasih yang bercumbu mesra di pinggir jalan membuat Meera otomatis memegang bibirnya. Lalu dia bisa melihat sekelebat malam yang dia lewati bersama pria kencan buta itu, membuat Meera mengumpat dalam hati.

Baru dia mencapai gagang pintu, ponselnya sudah bergetar. Meera memilih membuka dulu mantel hangatnya, mencuci wajah dan tangan serta mengganti piyama tidur.

Tak lupa Meera membenarkan posisi kacamatanya agar bisa sempurna melekat di hidung mancungnya.

Meera tersenyum sendiri melihat isi chat grub mereka.

Benar apa yang dikatakan Celine, dia tidak akan betah jika harus tinggal dengan Candy.

Sahabatnya satu itu terbilang cukup ajaib menjadi seorang wanita, dia dan Candy berbeda jauh sekali. Dari selera musik Candy yang dangdut dan Meera menyukai Rock. Candy malas mandi dan terkesan suka semrawut sementara dia adalah pembersih.

Namun Meera tetap menyayangi Candy, mengingat keempat sahabatnya itu Meera jadi ingat untuk membelikan mereka semua oleh-oleh.

Dan besok setelah mengurus semua surat-surat yang dia perlukan, Meera berencana akan membeli oleh-oleh. Setidaknya dia akan sedikit menguras uang tabungannya selama ini.

Tbc 💋💋💋

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status