Share

6 :: Launch dan Sosok Itu.

Meera hari ini ada janji makan siang dengan para geng PSK. Arka dan motornya sudah berada di depan gedung perusahaan menunggu Meera. Mereka makan di salah satu mall yang dekat dengan kantor Meera.

Saat Meera dan Arka datang, Reya Celine dan Candy sudah ada disana menunggu mereka. Mereka berlima sangat heboh membicarakan banyak hal sambil makan Bersama. Celine mengusulkan untuk membuat kemah bersama saat akhir pekan dan mereka semua setuju akan hal itu.

Reya bertanya kepada Meera perihal konsultasi kandungan yang harus Meera lakukan setiap bulan dan Meera berencana akan mengunjungi salah satu rumah sakit besok.

Saat mereka masih bercerita banyak hal, mata Meera menangkap satu sosok yang dia cari selama ini. Meera masih berpikir apa yang akan dia lakukan, hingga sosok itu pergi bersama beberapa orang lainnya. Meera langsung berdiri membuat sahabatnya terkejut.

"Gue deluan ya, Re nanti bayar pake kartu gue aja. Pinnya sama kaya dulu," kata Meera lalu langsung pergi sebelum mendengar jawaban dari teman-temannya.

Meera sedikit berlari mencari sosok itu, dia lalu melihat kesana kemari hingga melihat pria itu menuju pintu mall dan masuk kedalam sebuah mobil. Meera buru-buru menaiki taksi mall dan meminta si supir mengikuti mobil pria itu.

Saat sudah setengah jam mengikuti, ternyata mobil pria itu berhenti di salah satu kantor cabang Derson Group di Jakarta. Bukan, itu bukan kantor Meera karena ini adalah kantor cabang sementara Meera berada di kantor Pusat. Baru Meera ingin menemui pria itu setelah membayar taksi tapi ternyata pria itu sudah pergi lagi membuat Meera mengumpat. Tapi Meera tidak habis akal, dia datang ke bagian resepsionist untuk bertanya tentang pria tadi.

"Hallo ada yang bisa saya bantu ?" tanya si resepsionist.

"Ah...saya mau bertanya apakah pria yang baru saja dari sini tadi karyawan disini ?"

"Maksud nona ?"

"Tadi ada pria yang baru dari sini menggunakan kemeja navy dan celana jeans, apakah dia karyawan disini ?" wanita itu baru paham maksud Meera.

"Oh itu adalah Sir Zyan. Apa ada yang bisa saya bantu ?"

"Oh begitu. Bisa berikan nomor saya kepadanya ? katakana padanya kalau saya Zean yang pernah bertemu dengannya di London. Dan ini penting !" wanita itu ingin menolak namun Meera terlihat sangat membutuhkan pertolongannya.

"Baiklah akan saya sampaikan jika Sir Zyan kembali kesini."

Meera mengangguk lalu berterimakasih, namun saat ingin pergi dia dipanggil oleh sosok wanita yang dia kenal.

"Eh Bu Via," kata Meera tersenyum pada bos besarnya itu. Via adalah salah satu pemegang saham sekaligus asistan direktur. "Ada apa kamu kesini ?" tanya Via dan Meera tanpa berpikir banyak menjawab saja apa yang sebenarnya terjadi.

"Saya sedang ada perlu dengan pria bernama Zyan, jadi saya menitipkan nomor telpon saya untuk diberikan kepadanya."

"Kamu ada perlu apa dengan Zyan ?" tanya Via terlihat curiga.

"Ah, tidak apa-apa bu. Hanya beberapa hal pribadi." Via mengangguk, sebegai bos besar Zyan memang jarang terlihat apalagi di Indonesia. Zyan juga hanya sesekali ke Indonesia, namun bukankah  Meera karyawan mutasi dari London. Pikir Via, namun dia tidak ingin bertanya lebih jauh lagi.

"Baiklah saya akan menyampaikan pesanmu kepada Zyan. Tapi sepertinya kamu butuh waktu lama untuk bertemu dengannya karena dia sudah akan pergi keluar negri beberapa menit lagi." Meera mengangguk, dia tidak berpikir kalau Via dan Zyan memiliki hubungan yang dekat.

Dia pergi dari kantor itu menggunakan taksi untuk kembali ke kantornya, namun saat diperjalanan nama Zyan terus dia pikirkan dan merasa saat ini nama itu familiar di ingatannya. Tapi Meera belum juga mengingat siapa Zyan sebenarnya.

****

Ditempat lain Via langsung menghubungi Zia, sepupunya sekaligus adik dari Zyan. Via tahu pesawat Zyan sudah lepas landas maka dari itu dia menghubungi Zia. Zia dan Meera mungkin belum pernah bertemu karena Meera baru aktif di kantor pusat sejak dua hari yang lalu. Ntah apa yang terjadi tapi Via yakin ada yang tidak beres antara Meera dan Zyan.

Meera sore itu sudah berada di apartementnya saat mendapatkan telpon dari wanita bernama Zia. Dia menyanggupi untuk datang ke puncak menggunakan taksi. Untungnya jalan tidak terlalu macat.

Meera melihat sebuah Villa besar yang terlihat sangat mewah meski hanya melihatnya dari luar, dia masuk kedalam villa tersebut setelah wanita bernama Zia itu mempersilahkannya masuk.

Mendengar Zia mengatakan kalau Zyan adalah saudara prianya membuat Meera sedikit terkejut. Begitu juga Zia yang tahu fakta kalau Meera atau Zean sedang hamil anak dari Zyan.

Zia berjanji akan menghubungi Meera secepatnya dan berniat baik untuk memesankan taksi bagi Meera namun Meera menolaknya. Tak lama Meera pulang Zia langsung menelpon Zyan yang baru tiba di Mesir. Zia langsung mengomeli Zyan membuat pria itu sangat terkejut.

"Aku akan memukul kepalamu Zyan, cepat ke Indonesia wanita yang kau hamili mencarimu."

****

Meera didalam taksi memikirkan wanita bernama Zia, dan tentu dia tahu siapa nama itu. Wajah Zia mondar-mandir di layer kaca. Wanita itu bernama Zia Derson Ozvick, dan tadi kata Zia kalau Zyan adalah saudara laki-lakinya itu berarti Zyan adalah .

"Tuhan," kata Meera merasa sangat bodoh. Zyan ternyata adalah salah satu bos-nya. Zyan Derson Ozvick dan dia hamil anak  pria itu. Meera yakin ini akan menjadi sangat rumit.

Hari ini dia benar-benar sangat lelah, Meera berbaring tanpa mengganti pakaiannya. Hal yang tidak pernah dia lakukan. Karena terlalu Lelah dia bahkan langsung tertidur dengan pulas.

Tbc 🌸🌸🌸

Nah bagaimana ? Mau aku double up gak ?? 😘

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status