Share

Raga dan Lentera
Raga dan Lentera
Penulis: Arsi

Prolog

"Pertemuan itu manis, sekalipun kamu tidak menginginkannya, tapi kelak kamu akan merindukannya"

-Raga dan Lentera-

***

"Abang lihat!" 

Ameta menunjukkan hasil gambarnya kepada Raga. Tangannya penuh coretan, begitu juga dengan wajahnya, tapi sepertinya gadis kecil itu tampak acuh, sekalipun nanti Laila sang ibu akan memarahinya karena wajah dan tangannya yang penuh dengan coretan warna-warni.

Raga diam, tak menggubris sama sekali. Ia lebih memilih menatap keluar jendela, menikmati guyuran hujan yang akhir-akhir ini sering turun membasahi bumi.

"Abang ishh, lihat dulu kalau Meta ngomong" rengek Ameta, tangannya yang kecil menarik ujung kaos Raga menarik perhatian kakaknya. Tapi dasarnya Raga cuek, tetap saja Raga mengabaikannya.

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Raga dan Ameta. Keduanya berbalik menatap Rahardjo dan Laila datang membawa gadis kecil yang meringkuk ketakutan bersembunyi dibelakang tubuh Laila.

"Papa, Mama" panggil Ameta menghampiri kedua orang tuanya. Meninggalkan begitu saja hasil gambarnya yang belum sempat dilihat Raga.

Rahardjo tersenyum menyambut putrinya dan langsung membawa gadis kecil itu ke gendongannya.

"Mama sama Papa bawa teman baru untuk Meta dan Bang Raga" Rahardjo yang pertama kali membuka suara. Menyampaikan maksudnya dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh kedua anaknya.

"Temen baru?" tanya Ameta, Rahardjo mengangguk sebagai jawaban.

"Namanya Lentera. Yang akan jadi teman main Meta sama Bang Raga" ucap Rahardjo. Merasa namanya dipanggil, Lentera semakin menyembunyikan tubuh mungilnya di belakang Laila.

Sedangkan Raga masih diam di posisinya, menatap datar gadis kecil yang bersembunyi dibalik tubuh Mamanya.

Laila berjongkok menyamakan tingginya dengan Lentera sembari tersenyum menatap Lentera yang terlihat ketakutan.

"Ara jangan takut sayang" 

Laila mengusap lembut puncak kepala Lentera, Laila tau gadis kecil ini ketakutan karena berada di lingkungan baru. Apa lagi setelah apa yang Lentera alami beberapa hari yang lalu. Mengingat itu, Laila kembali iba. Gadis sekecil ini harus melewati masa sulit bahkan mungkin di luar nalar anak seusianya.

"Ara dulu pernah bilangkan sama Mama kalau Ara mau punya saudara yang bisa diajak main?" ucap Laila dengan suara bergetar menahan tangis, ia tidak sanggup menatap manik coklat Lentera.

"Sekarang Ara punya saudara. Ada Meta sama Bang Raga yang jadi saudara sama teman main Ara mulai sekarang dan selamanya sayang."

Manik coklat Lentera mengerjab, menatap Ameta dan Raga secara bergantian.

"Ara ayo main sama Meta" ajak Ameta yang sudah turun dari gendongan Rahardjo, gadis kecil itu tersenyum memperlihatkan deretan gigi kelincinya yang tersusun rapi.

Lentera diam saja ketika ditarik oleh Ameta untuk mendekati Raga.

"Ini lihat, Meta yang gambar. Bagus tidak?."

Ameta memperlihatkan gambar yang tadi tak jadi di lihat Raga. Gambar seekor kupu-kupu yang hinggap di bunga matahari.

Lentera menatap gambar yang di tunjukkan Ameta, lalu mengangguk dengan senyum tipis.

"Kalau ini namanya Bang Raga. Nggak suka ngomong, sukanya jadi bisu" ucap Ameta memperkenalkan Raga yang dari tadi memilih diam.

Takut-takut Lentera menatap Raga, lalu menunduk ketika Raga balas menatapnya dengan datar.

"Ayo kita gambar sama-sama" ajak Ameta, menyerahkan selembar kertas baru dan spidol warna yang Lentera terima dengan ragu-ragu.

Raga memilih diam, memperhatikan dua gadis kecil yang sudah larut dengan dunianya. Tanpa menyadari Raga yang terus mengawasi keduanya dalam diam dengan tatapan yang sulit diartikan.

*Arsi*

Raga dan Lentera.

Ardha Haryani dan Siska Friestiani

12 Januari 2021

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status