"Tunggu!"
Ayah Surya mencegah kepergian Dokter Ryan dan Zasqia.
"Ayah apa maksud ayah mencegah mereka, biarkan mereka pergi ibu nggak percaya kalau anak kita berbuat seperti itu, Zasqia yang datang ke kota ini bisa jadi kejadian ini sudah dia rencanakan dan Surya di sini yang jadi korban karena di jebak oleh Zasqia."
Mendengar itu Ayah Surya membenarkan kata-kata istrinya.
"Surya ceritakan apa yang terjadi, Ayah nggak mau kamu menjadi laki-laki pengecut dan tidak memiliki moral"
Dengan terbata-bata Surya menceritakan dari awal sampai akhir, ayah Surya emosi lalu menampar muka Surya, sekarang kejar mereka suruh mereka kembali.
"Ayah! apa-apaan ini! Ayah menyuruh mereka pulang, lalu bagaimana nasib pernikahan Lisa dan Surya!"
"Kamu diam saja bu, bair ayah yang mengurus masalah ini, Surya cepat kejar mereka dan bawa mereka kesini!"
Surya langsung berlari mengejar dokter Ryan dan Zasqia, dan dalam hitungan menit mereka bertiga sudah kembali.
"Duduk!"
Ayah Surya menyuruh mereka duduk.
"Saya ikut prihatin dengan semua yang terjadi dengan mu Zasqia, bapak minta maafkanlah anak saya, waktu itu dia khilaf untuk menebus rasa bersalah anak saya, kami pihak keluarga memutuskan."
Zasqia, Surya, juga dokter Ryan semua menatap wajah Ayah Surya, dengan hati berdebar kira-kira keputusan apa yang akan keluarga ini ambil.
"Jadi kami memutuskan untuk memberikan uang tunai sebesar 20 juta rupiah, kami harap setelah ini masalah Zasqia dan Surya anak saya selesai!"
Dokter Ryan tanpa sadar langsung berdiri, dia menatap wajah ayah Surya dengan tajam, lalu beralih ke Surya lucunya Surya hanya diam menunduk, setelah itu dokter Ryan mendekati Zasqia dan bersimpuh di samping Zasqia.
"Zasqia menurut saya ini benar-benar keterlaluan, apakah kamu akan menerima uang itu dan menganggap kasus ini selesai?"
Bibir Zasqia bergetar, di tatapnya wajah dokter Surya dengan sendu, lalu Zasqia menggeleng.
"Mohon maaf bapak dan ibu, harga diri saya tidak bisa dinilai dengan uang 20 juta itu!" Jawab Zasqia bergetar.
"Oowh jadi uangnya kurang? ini saya tambah 10 juta lagi, menurut saya uang 30 juta sudah cukup untuk membeli harga dirimu!" ucap ibunda Surya mengejek.
Zasqia menangis sambil menggeleng, lalu dia berdiri dan berlari meninggalkan kedua orang tua Surya tanpa permisi, dokter Ryan mengambil tas Zasqia lalu pergi mengejar Zasqia, begitu juga dengan Surya dia juga ikut berlari mengejar Zasqia.
"Tunggu, tunggu aku, mari kita mencari tempat untuk bicara" mendengar panggilan Surya Zasqia terus berlari beruntung dokter Ryan berhasil menangkap tangan Zasqia.
"Zasqia tenang! aku tahu apa yang kamu rasakan, ini sangat sakit tapi menurut ku benar kata Surya kita bicara lagi bertiga dengan tenang, aku juga ingin tahu keputusan apa yang akan Surya ambil."
"Tapi dokter saya sudah terlanjur kecewa dengan semua ini, saya menyerah saya nggak mau mendengar apapun penjelasan Surya, sebab saya juga merasa minder menjadi menantu di keluarga ini, saya sadar diri dokter saya bukanlah siapa-siapa dibanding Surya."
"Jadi?" jawab dokter Surya.
"Sebaiknya kita pulang saja dokter, saya nggak mau lagi di sini."
"Okey bila itu yang terbaik menurutmu, namun apakah kamu nggak penasaran dengan keputusan Surya, siapa tahu Surya akan memilihmu dan bertanggung jawab dengan semua perbuatanya, ingat Zasqia kalian pacaran sudah 7 tahun, bisa jadi ini cobaan buat kalian."
"Jadi menurut dokter?"
"Kita coba ikuti saran Surya kita ngobrol di luar!"
Zasqia menatap Surya lalu menyetujui saran dokter Ryan.
***
Surya membawa dokter Ryan dan Zasqia ke kawasan hutan pinus Bukit Salju Ngetos, sengaja Surya memilih tempat yang sejuk siapa tahu kenyamanan Bukit Salju Ngetos akan memberi energi positif untuk mereka yang sedang mengalami pikiran kalut, kebetulan juga Bukit Salju Ngetos tempatnya tidak begitu jauh dari rumah Surya.
"Jadi apa yang akan kamu katakan Surya!"
Tanya dokter Ryan saat mereka sampai di tempat wisata itu, dan mereka juga sudah duduk di pinggiran Bukit sambil menikmati keindahan alam sekitar.
Surya diam, di tatapnya wajah Zasqia intens hatinya sakit sebab telah melukai Zasqia dengan begitu dalam, satu sisi hati dia ingin terus bersama Zasqia namun dia juga nggak mungkin menyakiti perasaan orang tuanya, walau bagaimna pun tanggung jawab seorang anak laki-laki terhadap kedua orang tuanya sampai orang tua meninggal, dan dia adalah anak tunggal kalau dia menyakiti orang tuanya lalu bagaimana nanti nasib mereka.
Surya menarik nafas panjang, sebentar menatap langit sambil memejamkan matanya, setelah itu Surya kembali menatap Zasqia dan duduk bersimpuh di kaki Zasqia, sedang dokter Ryan hanya memperhatikan mereka.
"Zasqia maafkan aku sebab aku telah sakitimu, hancurkan hidupmu apalagi dengan sikap kedua orang tuaku, itu semakin membuat mu terluka, akupun terluka dengan semua ini, namun aku mohon mengertilah ... mungkin aku dan kamu ditakdirkan bukan untuk bersama, maafkan aku sebab aku memilih orang tuaku, kamu tahu aku anak tunggal bagaimana nasib orang tuaku jika aku melawan kehendaknya, percaya padaku Zasqia mungkin raga ini bisa menikah dengan nya tapi jujur hatiku hanya untukmu, aku sangat mencintaimu, aku mohon mengertilah keadaan dan posisiku, cacilah aku, hukum lah aku atau bunuh saja aku bila itu bisa membuatmu bahagia, sebab jujur saja saat ini hati dan hidupku juga sudah hancur."
Dokter Ryan dan Zasqia sama-sama tidak percaya dengan semua yang Surya katakan, sebab yang dokter Ryan dan Zasqia ingin bukan penjelasan ini yang mereka dapatkan.
"Kamu keterlaluan Surya, sikapmu terlalu lemah, kamu bilang kamu hancur apakah kamu tidak sadar bahwa hati Zasqia lebih hancur? apakah kamu ingin kalian sama-sama hancur? aku nggak percaya dengan ucapanmu dan aku masih berharap kamu aku yang salah dengar."
"Tidak dokter Ryan kamu tidak salah dengar, kalau memang kamu mau menggantikan posisiku di samping Zasqia aku ikhlas, sebab aku merasa kamu juga mencintai Zasqia."
"Plak ... bugh, bugh, bugh, dokter Ryan menampar dan memukul Surya dengan kasar, sungguh kesabaran dia sudah habis dalam menghadapi sikap keterlaluan Surya.
" Tega kamu Surya jujur aku mencintai Zasqia tapi aku menginginkan Zasqia bahagia dengan orang yang di cintai nya, dan aku tahu orang yang dia cintai hanyalah kamu"
"Bugh, bugh, bugh ... jadi benar dugaanku kan? kalau kalian selama ini selingkuh di belakangku" Surya kalap dan membalas pukulan dokter Ryan.
"Hati-hati kamu bicara, Zasqia bukan gadis serendah itu, aku memang mencintainya tapi hanya sebatas teman."
"Aku nggak percaya!" mereka berdua masih adu jotos, Surya dengan perasaan cemburunya, sedang dokter Ryan dengan perasaan benci dengan sikap Surya.
Tanpa mereka sadari Zasqia berlari meninggalkan mereka dan.... aaaaaaaa.... Surya dan dokter Ryan terkejut mendengar teriakan Zasqia apalagi saat melihat Zasqia jatuh terjun bebas ke dasar Bukit tempat mereka duduk tadi.
"Zasqia aaaa ...!" teriak Surya dan dokter Ryan serempak sambil berlari ke arah Zasqia jatuh.
Surya dan dokter Ryan berlari mengejar Zasqia yang jatuh terpeleset ke bawah, naas tubuh Zasqia berhenti sebab dia terbentur batu besar yang ada di bukit itu, dokter Ryan berlari di depan dan langsung mengambil tubuh Zasqia yang sudah pingsan, dari kepala Zasqia mengucur darah."Zasqia ... Zasqia" Dokter Ryan berusaha membangunkan Zasqia namun Zasqia tetap belum juga sadar."Bagaimana Zasqia?" dengan nafas terengah-enggah Surya mendekati dokter Ryan yang berusaha menyadarkan Zasqia dari pingsan nya."Ini semua gara-gara kamu! kalau sampai terjadi apa-apa dengan Zasqia aku akan menuntut balas padamu!"Dokter Ryan membopong tubuh Zasqia."Kenapa kamu masih berdiri di situ! ayo kita bawa Zasqia ke rumah sakit."Surya mengangguk lalu mereka berjalan ke arah parkiran, banyak juga yang menyaksikan kejadian itu, namun mereka tidak ada yang berani menolong, sebab mereka juga melihat Zasqia jatuh terpeleset saat sedang
"Ampun ... sebab saya telah mengganggu tuan Puteri.""Khi, hi, hi, ... nggak masalah, asal kamu memberi aku imbalan, dan pastinya semakin sering kamu memanggikku maka semakin banyak pengikutku nanti." bisik wanita bergaun merah memiliki muka hancur bau busuk dan amis dan di penuhi belatung di sekujur tubuhnya, bahkan dari setiap pori-pori wajah dan tubuhnya keluar belatung-belatung berwarna putih dan besar, sesekali belatung itu jatuh di bibir wanita itu lalu dengan sigap dia menjilat belatung itu, dan menyisakan lelehan putih sebab belatung itu meletus di luar mulutnya, melihat pemandangan itu dokter Ryan dan pembantu bapak Suganda ingin muntah, namun mereka tahan."Imbalan sudah saya persiapkan tuan Puteri, dan permohonan saat ini bukan untuk meminta kekayaan namun untuk menghidupkan mayat gadis malang ini" tunjuk bapak Suganda ke arah jenazah Zasqia."Khi, hi, hi, hi, ... aku suka dengan yang ini, aku suka dengan kerakusan hati m
Dokter Ryan diam menatap Zasqia, hatinya berkata bahwa yang di inginkan hanyalah kebahagiaan Zasqia dan selalu bersamanya dalam suka dan duka, tapi itu kemaren sebelum Zasqia meninggal akibat ulah Surya, seandainya Zasqia nggak menemui Surya mungkin kejadiannya nggak bakalan seperti ini, meskipun dokter Ryan mencintai Zasqia tapi dia juga ikhlas bial Zasqia memilih dan menikah dengan Surya."Dokter apa yang dokter pikirkan? apakah dokter sebenarnya mencintai Zasqia?" dokter Ryan mengangguk tanpa terasa air matanya mengalir di pipinya, rasanya sakit dan pedih saat cinta tidak harus memiliki, apalagi cinta di pisahkan oleh ajal."Maafkan aku Zasqia sebab sudah membuatmu hidup kembali, sebab aku merasa nggak bisa bila harus hidup tanpamu, entah ini cinta atau sebuah ke egoisan yang pasti aku hanya ingin kamu membalas dendam atas kematianmu.***Magrib pun tiba, pasien yang di tunggu-tunggu Zasqia sudah tiba.
"Ti ... tidak, ibu nggak kenapa-napa, oh iya Zasqia ibu nyari Ryan dulu ya.""Iya bu silahkan."Zasqia melanjutkan ramah tamahnya dengan para tamu yang menghadiri acara perpisahannya itu, menjelang maghrib acarapun selesai, semua tamu sudah pada pulang begitupun dengan ibunda dokter Ryan beliau juga berpamitan untuk pulang."Zasqia ... ibu dan Ryan pamit pulang dulu ya? iya Zasqia saya pamit dulu ya besok pagi saya datang kesini lagi untuk nganter kamu ke Ngawi.""Memang dokter Ryan besok libur ya?""Iya saya sudah mengajukan cuti 2 hari""Maaf bila Zasqia selalu merepotkan dokter""Nggak papa, kita rekan sejawat jadi nggak usah di nilai ini sebuah kebaikan.""Udah jangan sungkan Zasqia lagian ibu malah merasa nyaman kalau kamu di anter sama anak ibu, anggap saja Ryan Aa kamu sendiri ya? sebenarnya ibu ingin ikut cuma kebetulan ibu ada acara juga sama bapak besok, oh iya Zasqia titip salam buat calon tun
"Dokter ... dok, bangung dokter." Zasqia mengguncang tubuh dokter Ryan, selang beberapa menit dokter Ryan melenguh sambil membuka matanya."Ada apa Zas, kamu udah capek nyetir ya, ayo sini gantian aku yang nyetir." Tanya dokter Ryan sambil mengucek matanya."Kita sudah sampai dokter?" jawab Zasqia sambil tersenyum."Apa? sudah sampai? jadi aku tidur lama banget dong Zas.""Enggak dok! dokter tidur sekitar 2 atau 3 jam saja kok!""Tapi kenapa kita sudah sampai, Jawa Barat Jawa Timur itu butuh waktu balasan jam loh, harusnya kita sampai besok siang atau bahkan besok malam.""Ah ... dokter ini terkadang lupa deh dengan Zasqia, ayo dokter kita turun! katanya kita mau ke rumah teman dokter dulu sebelum kita ke rumah dinas saya.""Okey ... okey sebentar ya, aku mau minum dan cuci muka dulu."Setelah itu dokter Ryan dan Zasqia berkunjung ke rumah teman dokter Ryan, mereka adalah teman satu pro
"Surya ... mas Surya ...." Baru saja Surya mau memejamkan mata, dia mendengar ada suara wanita memanggil namanya. "Siapa disana?" Surya menyingkap selimut di kakinya lalu berjalan ke arah jendela sebab suara itu berasal dari sana, Surya membuka tirai jendela menatap ke arah luar namun dirinya tidak menemukan apa-apa, pas Surya membalikan badan dia melihat ada seorang wanita bergaun merah sudah duduk di ranjangnya. "Mas Surya ...." Panggil wanita bergaun merah itu. "Ssssiiii ... siapa kamu!" "Khi, hi, hi ... aku adalah wanita pemilik jantung hatimu!" "Mmma ... maksudmu?" "Yaaaa ... aku adalah wanita yang sangat mencintai mu!" Jawab wanita bergaun merah masih tetap duduk di sudut ranjang tanpa bergeming. "Pergi! pergi kamu dari sini." Surya berjalan ke arah saklar listrik dan menekan tombol on untuk menyalakan lampu, saat lampu kamar menyala wanita itu sudah pergi.
"Ibu ... Siapa wanita tadi, wajahnya kaya nggak asing buat Lisa.""Emmmm ... dia mantan pacar Surya!" Ibunda Surya buru-buru menutup mulutnya setelah sadar barusan dia keceplosan."Mantan pacar? apakah itu yang bernama mba Zasqia ya bu? orangnya cantik banget ya bu?""Iya itu Zasqia, sudah jangan di omongin terus nanti Zasqia keselek, yang penting sekarang Surya adalah calon suamimu!" tidak seperti biasanya ibunda Surya bicara dengan nada tinggi, membuat Lisa sedikit kaget."Ibu? memang apa yang dikatakan mba Zasqia tadi? kenapa setelah berjumpa mba Zasqia ibu kelihatan sangat resah.""Nggak ada apa-apa, ayo buruan pulang ibu merasa nggak enak badan.""Jadi kita nggak jadi ke mal bu?""Nggak usah kapan-kapan aja kita ngemalnya.""Yaaaa katanya kita mau mampir ke butik yang ada di dalam mal itu, buat nyari baju pengantin bu?""Aduuuh kenapa kamu crewet banget sih! ibu bilang kapan-kapan ya kapan-ka
Menjelang tengah malam Zasqia mengajak Tiwi jalan-jalan."Kita mau kemana mba? kok mba keluar dari tubuh manusia ini mba?""Aku mau ngajak kamu cari tubuh yang cocok buat kamu.""Waaaaahhh asiiikkkkk ... Tiwi dah nggak sabar nih, tapiii ....""Tapi kenapa Wi?""Aku merasa takut mba? memangnya ada ya manusia yang mau berbagi jasad dengan ku?""Hanya manusia bodoh aja yang mau jasadnya di tempati oleh golongan kita Wi.""Jadi kita mau cari manusia bodoh yang mau berbagi jasad dengan kita ya?""Tenang aja, aku udah punya target sasaran yang cocok buat kamu, nanti kamu langsung masuk ke tubuh itu, kita nggak perlu ijin sebab dia masih hidup dan aku memilih dia agar misiku membalaskan dendam untuk Zasqia terwujud, ayo buruan kita kerumahnya."Mereka berdua langsung terbang melesat memecah kegelapan malam, saat mereka terbang di udara anjing yang nampak wujudnya langsung melolong ketakutan, begitu juga dengan