“Aku makan siang dengan Amanda kemarin,” jawab Nicholas. Ia sudah menduga jika Hana akan cemburu padanya. Tetapi ekspresi wajahnya itu di luar dugaannya.
Hana sama sekali tidak menampakan wajah cemburu pada Nicholas. Alih-alih marah dia malah merasa lega karena wanita itu adalah Amanda.
“Oh Amanda, tak sengaja bertemu dengannya lagi di jalan?” Entah itu sindiran atau hanya pertanyaan biasa tapi yang pasti raut wajah Hana tidak setegang tadi.
“Oh—iya,” jawab Nicholas terbata sambil mengamati wajah istrinya dari samping.
“Kenapa? Kamu tak cemburu padanya, kan?” tanya Nicholas. Ia mengenal Hana lebih dari wanita itu sendiri, dia memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi. Dan pasti akan menganggap Amanda adalah bukan saingan beratnya.
“Buat apa aku cemburu dengan wanita itu. Kupikir tadi kamu akan menjawab akan makan siang
Nicholas sedang mengenakan dasinya pagi itu. Melalui pantulan cermin, dia melihat Hana masih tertidur pulas di atas ranjangnya.Sejak dia kembali dari kamar Amanda tadi malam, Hana tidak menyadari jika suaminya sudah menghabiskan malamnya dengan wanita lain.“Kupikir kamu pintar,” bisik Nicholas ia kemudian keluar dari kamarnya.Dari tempatnya berdiri Nicholas melihat Amanda sedang memasak sarapan untuknya. Nicholas tersenyum, berbeda dengan senyum tadi. Ia tersenyum hangat melihat Amanda berada di meja makan dan sedang menyiapkannya sarapan.Berbeda sekali dengan seseorang yang ia kenal. Selalu bangun seenaknya, dan menyalahkan Nicholas jika tidak membangunkannya.“Seharusnya kamu duduk saja di kursimu,” ucap Nicholas, ia menarik kursinya kemudian duduk.“Aku ingin memasakkan sesuatu untukmu,” sahut Amanda senang. Dia meletakan nasi dan beberapa lauk di meja.
“Jadi bagaimana?” tanya Alex ketika siang itu mereka berdua akhirnya memutuskan untuk makan siang berdua.“Apanya?” Hana balik bertanya.“Aku akan mencari tahu apa sebenarnya hubungan suami kamu dan wanita yang bernama Amanda itu. Ayolah, Hana. Jangan jadi wanita polos,” ucap Alex yang membuat Hana menjadi sedikit ragu.“Apa maksud kamu menjadi wanita polos?”“Tck!” Alex berdecap. “Kamu tahu kan kalau aku ini juga lelaki? Dan aku tahu mana lelaki yang memiliki hubungan biasa dan ada apa-apanya dengan wanita lain,” bisiknya."Seperti kamu dulu, maksudnya?"Sebenarnya Hana bukannya tak mau Alex menyelidiki Nicholas, dia hanya tak mau kalau harus menghadapi kenyataan menyakitkan nantinya. Dia tidak ingin Alex tahu kalau Nicholas memang memiliki hubungan khusus dengan Amanda.Namun saat ini Hana masih ingin memercayai Nicholas lebih dari siapapun. Toh selama ini Nichola
Nicholas masuk ke dalam kamarnya dan melihat Hana tidur. Tidak biasanya wanita itu tidur di sore hari dan ada di rumah sebelum malam tiba.Ia menggelengkan kepalanya. Sudah beberapa hari ini dia melihat Hana hanya tidur. Tak banyak mengobrol dengannya, tak ada bedanya dengan Hana yang dulu memang. Hanya saja bedanya kini wanita itu terlihat banyak di rumah tapi tidur seperti ini.Jika dulu Nicholas hanya melihat Hana pulang dari kegiatannya sendiri lalu bertemu di atas ranjang atau di meja makan. Yah, hanya itu.Tak ada kenangan manis dengan Hana, kalau dipikir-pikir lagi. Mereka jarang bepergian paling hanya bulan madu, itu pun juga sudah beberapa tahun yang lalu.Paling mereka bepergian karena ada pertemuan keluarga, atau kolega Nicholas. Tak ada waktu manis untuk mereka berdua. Ya karena memang Nicholas tak pernah memiliki rasa dalam pernikahannya.Menjadi suami Hana hanyalah keterpaksaannya, dar
“Apa masakan Amanda sangat enak? Sampai kamu tak mau melewatkan makan malam hari ini?” tanya Hana ketika Nicholas keluar dari kamar mandi.Hana sudah berdiri di depan pintu kamar mandi tadi. Ia tak bisa menyimpan kegelisahan itu sendirian terus menerus sampai akhirnya dia bertanya hal itu pada Nicholas.Sedangkan Nicholas menatap Hana bingung dan tak mengerti. Mengapa istrinya bertanya seperti itu padanya.“Kamu bilang apa sih?” tanya Nicholas sambil menghanduki rambutnya yang basah.Padahal staminanya malam ini sangat sempurna, tapi terpaksa sia-sia karena Amanda tak bisa bermain dengannya.“Ya, itu kenapa kamu harus makan masakan Amanda?”“Dan Emma, dia juga memasak makanannya.”“Iya begitulah.”Nicholas melangkah menuju lemari, dia melihat wajah Hana yang suram sejak tadi.“Enak. Dia pandai memasak, dan masakannya seperti masakan
Hari ini kehamilan Amanda sudah memasuki usia delapan minggu. Waktu-waktu yang sulit akan dialaminya sebentar lagi. seperti indra penciumannya yang akan sensitif dan mungkin tidak suka pada aroma-aroma tertentu.Namun bagi Hana, mana tahu dia mengenai hal itu. Yang ia tahu saat ini hanyalah belajar memasak di tempat lesnya, padahal setelah ini dia harus belajar merawat bayi karena ia tidak mungkin menyerahkan perawatan bayi pada Brenda dan Emma.Seperti tadi malam ketika Nicholas masuk ke dalam kamarnya. Dia melihat Hana sedang sibuk menonton sebuah video tutorial memasak di sana.Setelah les memasak, dia menjadi sangat percaya diri untuk memegang wajan dan juga spatula. Meski terkadang rasanya sangat mengkhianati lidahnya.“Sebaiknya kamu juga belajar merawat bayi, kamu seharusnya dekat dengan Amanda.”Wajah Hana menjadi keruh, entah mengapa dia mulai tak suka jika Nicholas sudah mulai menyebut nam
“Ini semua apa?” tanya Nicholas ketika melihat baju-baju bayi dan juga segala perlengkapan untuk menyambut kehadiran calon anak mereka memenuhi kamarnya.“Kamu tak lihat kalau aku habis membeli pakaian untuk anak kita, dan juga perlengkapan untuk bayi kita,” jawab Hana. Dia menoleh ke arah suara, mata suaminya mengelilingkan pandangan dengan tatapan yang tak masuk akal.“Tapi usia bayinya kan baru dua bulan.”“Aku tahu,” sambar Hana cepat. “Aku hanya ingin membelinya sekarang, agar nanti kita tak perlu buru-buru.”Nicholas menghela napasnya kemudian mengendurkan dasinya. Setelah pergi dengan Amanda, dia menjadi maniak baju bayi seperti ini.“Kira-kira kita butuh apa lagi ya, Sayang?” tanya Hana, tapi ketika dia menoleh Nicholas sudah tak ada di kamarnya.“Ke mana sih?” gumam Hana yang sejak tadi sibuk melihat belanjaan yang baru saja ia beli.Untuk pertama kalinya H
Hana memandangi kalender yang ada di depannya. Sejak tadi pagi dia melihat tanggal di mana dia akan berulang tahun sebentar lagi, tapi kenapa Nicholas malah ada acara ke luar negeri?Ia masih tak habis pikir, apa ini adalah kejutan yang akan diberikan oleh Nicholas padanya?Bisa saja kan, jika Nicholas ternyata pura-pura pergi keluar negeri, padahal dia sedang ingin memberikan kejutan untuk dirinya.Hana tersenyum, tapi sedetik kemudian merengut lagi. Tetapi bagaimana kalau ternyata dugaannya itu salah. Bagaimana jika ternyata Nicholas benar-benar melupakan ulang tahun Hana.Seperti tadi pagi, Nicholas sepertinya tak ada tanda-tanda jika dia mengingat ulang tahunnya.“Kamu yakin akan pergi minggu depan?” tanya Hana ketika sarapan tadi pagi.“Iya, memangnya kenapa?” Nicholas berbalik bertanya, dia seakan melupakan hari penting dalam hidup istrinya.“Bulan kemar
“Apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Nicholas ketika dia sudah ada di dalam ruangannya.Hana tersentak, wajahnya menegang sampai tidak sengaja melepaskan foto yang ada di tangannya.PRANNNNK!Foto tersebut terlepas dari tangan Hana. Dan buru-buru dia mengambilnya, tapi tangannya di tepis oleh Nicholas cepat-cepat.“Jangan sentuh!” ujar Nicholas, membuat Hana terkejut dan tak menyangka jika Nicholas akan menjadi marah seperti ini.Nicholas memang selalu bersikap dingin pada Hana, tapi dia tak pernah menyentak Hana seperti saat ini.“Kenapa—kamu marah?” tanya Hana bingung dan sedih. Ia juga kecewa, karena Nicholas marah lantaran bingkai foto tersebut.Padahal bisa saja nanti dia menggantinya dengan yang baru. Tetapi kenapa Nicholas harus sesensitif ini?“Maaf, aku hanya tidak mau tangan kamu terkena pecahan kaca ini.” Nicholas menyingkirkan pecahan k