Share

My Mysterious Wife (INDONESIA)
My Mysterious Wife (INDONESIA)
Author: HANINA

1. Taruhan

Gemerlap lampu diskotik yang menyilaukan mata dan dentuman musik yang memekakkan telinga menghiasi kelab Amore yang sudah menjadi rumah kedua bagi Jose Armando. Selain sebagai pemilik kelab, Jose juga memperlakukan dirinya sebagai pengunjung kelab. Dia sengaja menutupi idenditasnya agar lebih leluasa mencari partner ons tanpa embel-embel pemilik kelab.

Nampak Ramon dan Sergio menghampiri Jose yang sudah sampai di kelab sebelum mereka.

"Vodka dua. "Jose menyebutkan pesanan kepada bartender untuk kedua teman baiknya.

"Hei bro, gimana udah dapat mangsa malam ini?" Ramon menyelidik.

"Malam ini nggak mood, cuma mau minum dan cuci mata saja." Jose mendengus kesal pasalnya Ramon si maniak séks selalu mengartikan kedatanganya ke kelab hanya untuk mencari teman tidur.

"Oke, baguslah saingan terberatku absen. Sebuah keberuntungan tersendiri bagiku. Tanpa capek tebar pesona pasti dapat mangsa yang bohay, hihihi." Ramon tertawa riang.

"Jangan khawatir Jose, aku akan menemanimu minum. Malam ini aku capek jadi aku simpan energiku besok untuk ngantor." Sergio menyesap minumannya dan duduk di sebelah Jose.

"Baiklah sobat, aku sudah dapat tangkapan. Enjoy minuman kalian." Ramon mengedipkan mata ke arah kedua temanya dan berlalu pergi sambil memeluk seorang wanita séksi yang sudah main mata denganya dari kejauhan.

"Ck, maniak." Sergio berdecak melihat kelakuan temannya.

Jose berniat pergi ke toilet, saat membalikkan badan matanya menangkap seorang gadis cantik yang menarik berada di depan pintu masuk. Ia mengurungkan niatnya dan terus memperhatikan dengan ekor matanya kemana gadis itu berjalan.

"Gotcha, gimana mood kau setelah melihat gadis itu." Sergio menyindirnya setelah melihat gelagat Jose yang memperhatikan seorang gadis muda yang cantik di ujung kelab.

"Aku berubah pikiran." Jose tersenyum sambil menatap mangsanya.

"Kau ingin menyeretnya dan menghangatkan ranjangmu malam ini, huh?" Sergio menyelidik.

"Lebih dari itu." Jose tersenyum licik.

"Wow aku penasaran dengan rencanamu, Jose."

"Kau akan segera tahu. Ayo ikut aku untuk berkenalan denganya." Jose memberi isyarat kepada Sergio untuk mengikutinya.

"Ok jose, sepertinya menarik." Sergio tersenyum tipis mengikuti Jose.

"Sendiri?" Jose menyapa.

"Menunggu teman."

"Boleh gabung? Kenalkan namaku Jose dan ini temanku Sergio." Jose dan Sergio berjabat tangan saling memperkenalkan diri dengan gadis cantik itu.

"Alexandria, silakan, lagian temanku belum datang." Lexa menerima jabat tangan dari Jose dan Sergio secara bergantian.

Jose mengangkat satu tanganya ke atas diikuti seorang pelayan membawa segelas minuman. "Untukmu." Jose menyodorkan segelas cocktail kepada Lexa.

"Oh terima kasih, tapi aku harus menghabiskan ini dulu." Lexa mengangkat minuman yang tengah dinikmatinya.

"Wow, martini? Kau peminum yang handal, huh." Sergio terkagum-kagum.

"Lumayan, minum adalah penghilang penatku." Lexa menyesap minumannya pelan.

"Biasanya cewek akan minum karena sedang patah hati." Jose menimpali.

"Kalau harus menunggu patah hati dulu baru minum, sampai sebesar ini aku tidak akan pernah merasakan nikmatnya minuman. Karena aku belum pernah patah hati. Emm … Jose, kan namamu?" Kata-kata Lexa membuat Jose bungkam.

"Shit, cerdas juga ini cewek." batin Jose.

"Siapa yang berani membuang gadis secantik kau, Lexa?" Sergio memuji.

Tanpa mereka sadari, Lexa telah meminum segelas martini dan cocktail hingga tadas.

"Wow, kemampuanmu untuk minum tidak boleh diragukan Lexa, bagaimana kalau kita taruhan? Mumpung temanmu belum datang." Jose tersenyum licik.

"aruhan minum denganku, kau yakin?" Lexa memastikan.

"Sangat yakin," ucap Jose dengan yakin. Ia lalu memesan beberapa botol vodka.

"Maaf Jose, aku absen malam ini. Kerjaanku numpuk di kantor, sebaiknya aku simpan tenagaku untuk kerja besok." Sergio menyilangkan tangan di depan dadanya tanda ia menyerah.

"Ck, dasar cemen, bilang saja takut kalah." Jose tersenyum mengejek Sergio.

"Baiklah tuan-tuan, bisa kita segera mulai sekarang." Lexa menginterupsi mereka berdua setelah pelayan selesai menata beberapa botol vodka di meja." Bagaimana aturan mainnya?"

"Peminum terbanyak, dialah pemenangnya." Jose mengedipkan matanya.

"Oke, Tuan Jose yang terhormat, segera mulai saja karena aku tidak punya banyak waktu."

"Pastikan kau bisa berjalan dengan tegak meninggalkan kelab ini nona Lexa yang cantik."

"Jangan meremehkanku." Lexa langsung menegak satu botol vodka dengan cepat. Sergio dan Jose terkejut dengan dengan aksi Lexa. Jose yang menyadari bahwa dia harus menang juga melakukan aksi yang sama.

"Ayo, ayo, ayo terus minum, minum." Pengunjung kelab yang semula acuh mulai tertarik melihat taruhan minum mereka berdua.

Jose sudah merasakan kepalanya berdenyut ngilu tapi belum ada tanda-tanda bahwa lawanya akan menyerah dan kalah.

'Gadis macam apa ini? Aku yang sudah meminum pil anti mabuk saja sudah pada ambang limitku. Sedangkan dia tak nampak sedikit pun tersiksa bahkan kelihatanya sangat enjoy. Sebelum kalah dan menanggung malu aku harus mengakhiri semua ini. 'batin Jose.

"Aku rasa taruhan kita ini sia-sia." Jose mulai memancing Lexa.

"Maksudnya?" Lexa mengerutkan keningnya.

"Lihatlah, sudah berapa botol kita habiskan, tapi kita masih seri. Kita memang sama-sama peminum handal tapi lambung kita tidak akan kuat kalau kita mengucurkan minuman ini terus-terusan tanpa kontrol. Bagaimana kalau kita teruskan dengan taruhan yang lainnya?"

"Taruhan lainnya?" Lexa menyipitkan matanya seolah berkata. 'Taruhan lagi? Dasar payah.'

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status