Share

3. The Forced Married*

"Menikahlah denganku."

"Apa." Tidak hanya Lexa yang kaget, kedua teman Jose juga syok mendengar permintaan Jose yang tidak masuk akal. Bagaimana mungkin hanya baru berkenalan dalam hitungan jam sudah ingin menikahi gadis asing yang tidak jelas asal usulnya terlebih lagi tiada rasa cinta.

"Jangan bercanda Tuan Jose, bagaimana mungkin kita menikah sedangkan kita baru saja saling kenal dan aku tidak mencintaimu."

"Hey dude, jangan bercanda. ini sebuah pernikahan bukan cuma ons yang akan berakhir dalam satu malam." Ramon mengingatkan.

"Apakah kau ingin melakukan pernikahan sementara atau semacam pernikahan kontrak?" Sergio menatap Jose menuntut jawaban." Tapi itu akan merugikan dia, karena dia masih sangat muda. Ayolah Jose, cari hukuman lain, ini hanya sebuah taruhan biasa."

"Aku tidak main-main, aku menyukaimu, Lexa. Aku ingin menikahimu."

"Hei, Jose, kau tidak bisa memaksaku. Ini hanya suatu taruhan konyol, tidak ada perjanjian hitam di atas putih. Aku tidak mau menikah denganmu, TITIK. Sudahlah, aku pergi dulu. Aku tidak mau mengikuti keinginan gilamu." Lexa beranjak untuk meninggalkan arena tembak, tapi ketika mencapai pintu keluar, ada dua orang laki-laki bertubuh kekar menghalangi langkahnya.

"Hei, apa-apaan kalian? Minggir, aku ingin keluar." Lexa berteriak sambil melotot.

Jose berjalan menghampiri Lexa yang diikuti oleh kedua temanya. "Aku serius dengan kata-kataku tadi. Jadi jangan coba-coba untuk kabur."

"Jose, tidak kau pikirkan sekali lagi. Setidaknya kau kenali dulu siapakah dia yang sebenarnya." Sergio menasehati.

"Betul kawan kau juga harus memastikan, dia masih peràwan atau tidak." Ramon setengah berbisik.

"Berisik, kalian berdua memang teman baikku, tapi kalian tidak berhak ikut campur urusan pribadiku. Dan untukmu nona Lexa, tidak ada kata penolakan."

"Hei, kalian berdua. Bawa gadis ini ke mobilku." titah Jose kepada anak buahnya lalu melangkah dengan angkuh.

"Hati-hati, jangan sampai calon pengantinku memar dan terluka." Jose mendelik tajam ke arah dua pengawal yang menarik Lexa secara paksa.

"Jose, tunggu kami." Sergio dan Ramon setengah berlari mengejar Jose. Sedangkan Jose memerintahkan supirnya untuk cepat-cepat segera menjalankan mobilnya meninggalkan kedua temanya yang sedang berlari mengejarnya.

Di dalam perjalanan hanya ada keheningan. Lexa sedang memikirkan sebuah cara untuk kabur dari cengkraman dan rencana gila Jose Armando. Sedangkan Jose tersenyum senang karena setengah dari rencananya telah berhasil.

"Aku tidak akan menyakitimu, percayalah." Jose mengelus bahu Lexa.

"Dengan memaksaku, itu artinya menyakitiku, Tuan. Huft," Lexa menghempas tangan Jose dari bahunya.

"Jangan pernah memanggilku Tuan, kita akan segera menikah dan kau bukan budakku."

Lexa kesal dan tidak menjawab, ia memalingkan mukanya ke samping.

Sesampainya di mansion keluarga Armando, banyak pengawal dan pelayan yang menyambut kedatanganya. Mereka berbaris menundukkan kepala menunggu perintah dari sang tuan muda.

Pengawal pribadinya Jose menyambut kedatangan Jose dan Lexa. Biasanya Bastian akan selalu menemani kemanapun Jose berada, tapi karena kondisi tubuh Bastian yang belum pulih akibat tembakan yang mengenai bahu kanannya ketika melindungi Jose dari percobaan pembunuhan, Jose memerintahkanya untuk istirahat di mansion dan tidak mengawalnya hari ini.

"Bagaimana keadaanmu sekarang, Tian. Apakah sudah lebih baik?"

"Terima kasih atas perhatian Anda, Tuan. Berkat perawatan dokter pribadi Anda, saya bisa dengan cepat meninggalkan ranjang pesakitan rumah sakit."

"Syukurlah, oh ya, beritahukan kepada semua pelayan dan penjaga. Mulai hari ini mereka harus menghormati dan mematuhi gadis yang ada di sampingku ini. Dia akan menjadi nyonya muda rumah ini."

"Kalian dengar semua, apa perintah Tuan Muda." Bastian mengumumkan sekali lagi perintah Jose kepada para pelayan dan penjaga, mereka mengangguk patuh lalu membubarkan diri setelah diberi instruksi oleh Ema sang kepala pelayan keluarga Armando.

"Oh ya, Ema, carikan seorang pelayan pribadi untuk calon istriku. Dan kau Tian, segera urus perihal pernikahanku beserta pestanya. Biar aku sendiri yang menghubungi Daddy dan Mommy." Ema dan Bastian mengangguk lalu meninggalkan ruang tamu agar Jose dan Lexa bisa berbicara secara privat.

"Apa yang sedang kau lihat? Buang pikiranmu untuk mencoba lari dariku Lexa." Jose menyipitkan matanya ketika melihat Lexa memandangi pintu yang menuju halaman belakang.

"Aku heran, banyak wanita yang lebih cantik dariku mengapa kau ingin menikahiku. Untuk ukuran lelaki sekaya dan setampan dirimu pasti tidak sulit untuk mendapatkan wanita yang lebih segalanya dariku."

"Tapi sayangnya, aku hanya mau kau. Kau lah wanita yang pertama bisa membuatku ingin menjalani sebuah pernikahan." ucap Jose dengan tersenyum.

"Huft, konyol." Lexa mengembuskan napas karena kesal.

"Tidak konyol lagi, kalau restoran milik ayahmu Tuan Felipe Dominique, dalam waktu kurang dari satu jam akan mengumumkan kebangkrutanya malam ini. Dihitung mulai detik ini."

Mata Lexa melotot kaget.

"Kau lelaki terlicik yang pernah kutemui. Jangan pernah kau sentuh keluargaku!" Teriak Lexa geram.

"Hentikan kebiasaanmu untuk berteriak setiap kali berbicara. Biasakan untuk bersikap anggun dan sopan agar terbiasa nanti ketika menyandang nama Nyonya Armando. Tidak ada pilihan lain selain mengikuti perintahku kalau kau ingin keluargamu tidak terusik dan tersakiti." Jose mengangkat dagunya angkuh.

"Aw." Lexa berteriak kaget ketika tiba-tiba Jose mengangkat tubuhnya seperti memanggul sebuah karung. Jose berjalan menaiki tangga menuju ke lantai dua, dimana kamarnya berada.

"Sudah aku katakan berhenti berteriak, atau aku akan memukul pàntat indahmu ini." Jose meremas pàntatnya Lexa.

"Jangan sentuh aku."

Jose menurunkan Lexa di atas ranjang, ia mengungkung tubuh Lexa. Wajah mereka berhadapan hanya berjarak beberapa senti meter. Embusan napas Jose menyapu wajah Lexa. "Dengar baik-baik, jangan membuat kekacauan dan bersikap baiklah kepadaku."

"Hmpt." Jose melumat bibir Lexa secara kasar. "Atau kau ingin aku melakukan lebih dari ini kepadamu?" Lexa bergidik ngeri sambil memejamkan matanya. "Tidurlah agar kau punya tenaga untuk mencoba gaun pengantin besok bersama ibuku. Dua hari lagi kita akan menikah."

"Ap …." belum sempat Lexa menjawab, Jose segera memeluk Lexa erat sambil membisikan sesuatu.

"Sekali lagi kau berteriak. Akan kuperkosa kau malam ini juga, paham! Sebaiknya simpan ke bar-baranmu untuk malam pertama kita." Jose beranjak dari tempat tidur." Cepat istirahat, pelayan pribadimu akan segera ku lkirimkan kemari dan kamarku ada di sebelah. Kalau ada apa-apa panggil saja aku."

TBC

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status