Share

6. Malam Pertama.

       21+!!!

   Lexa sudah sangat lelah berdiri menyalami tamu undangan, namun bibirnya masih tetap menyunggingkan senyum palsu bahagia di depan para tamu undangan. Resepsi pernikahan mereka berlangsung sangat meriah di hotel Buenos, walaupun undangan pernikahan disebar melalui online karena pernikahan yang diadakan secara mendadak. Nyatanya tidak mengurangi jumlah tamu yang datang ke resepsi pernikahan sang billionare muda Jose Armando.

   "Apakah kakimu sudah pegal?" Sebenarnya Jose sangat mengkhawatirkan keadaan kakinya Lexa, tapi apa boleh buat. Tidak mungkin kedua mempelai menghilang begitu saja meninggalkan pesta resepsi, pasti sangat tidak sopan dan itu akan menjadi santapan empuk bagi pencari berita gosip yang akan merusak image Jose.

   "Ya begitulah, tapi apa boleh buat."  Lexa meringis menggerakkan kakinya pelan.

   "Nanti aku akan membantu memijat kakimu di dalam kamar hotel." Jose tersenyum nakal.

   "No thank's. Lexa memutar bola matanya.

   "Kenapa pakai gaun yang seperti ini, apakah kau tidak kedinginan? Bahumu dibiarkan terbuka, jadi santapan mata para lelaki hidung belang." Jose kesal melihat gaun yang menurutnya terlalu seksi untuk acara sebuah resepsi pernikahan.

   "Mana aku tahu, semuanya pilihan Mommymu." Jawab Lexa tak kalah kesal.

   Perdebatan-perdebatan kecil mengiringi mereka sampai di penghujung acara. Acara di tutup dengan pesta dansa di ballroom hotel, kedua mempelai sebagai bintang utama yang menjadi sorotan publik. Mereka terlihat sangat serasi walau jarak umur mereka cukup jomplang. Tapi dengan ketampanannya Jose mampu mengimbangi penampilan Lexa yang di make up secara tepat dan terlihat lebih dewasa dari umurnya.

   Jose menggamit pinggang Lexa dengan posesif, dia tersenyum bahagia karena rencananya berhasil tanpa suatu hambatan mengikat Lexa dengan tali pernikahan untuk selamanya. Lexa mengalungkan tanganya di bahu Jose dan berpura-pura bahagia. 'Akting yang sempurna Lexa.' Batin Lexa.

   "Tak kusangka, ternyata kau mahir juga berdansa istriku." Puji Jose.

   "Kau belum tahu, apa saja kelebihanku suamiku."

   "Apakah kau punya tenaga lebih untuk melawanku di ranjang nanti malam?" Jose tersenyum mesum kepada Lexa.

   "Aww." Jose mengaduh pelan saat Lexa mencubit bahunya sebagai jawaban pertanyaan mesum yang dilontarkanya kepada Lexa.

   Dengan berakhirnya lagu My All dari Mariah Carey yang merupakan lagu favoritnya Jose, berakhir pula keseluruhan acara pesta resepsi pernikahan malam ini.

   Jose sudah tidak sabar untuk menuju kamar hotel atas yang sudah dibokingnya. Ia menarik tangan Lexa meninggalkan tempat resepsi dan tidak peduli dengan para wartawan yang sudah menunggu berjam-jam hanya untuk melakukan sesi tanya jawab dengan kedua mempelai. Akhirnya para wartawan hanya bisa memburu foto keduanya sebanyak mungkin sebelum mereka menghilang kedalam lift hotel.

   "Pelan-pelan Jose, Kakiku sakit." Lexa merengek karena Jose menarik tangannya dan berjalan dengan  sangat cepat.

   "Oh maaf." Jose langsung membungkuk di hadapan Lexa dan memanggul badannya seperti memanggul sekarung gandum.

   "Aww apa-apaan sih Jose, malu dilihatin orang." Cicit Lexa sambil memukul bahu jose.

   "Kenapa harus malu, kita sudah resmi menikah jadi kita sekarang bebas melakukan apapun. Dan berhentilah berteriak, setelah di dalam kamar hotel akan kubuat kau berteriak keenakan tanpa henti." Mendengar perkataan Jose yang penuh dengan kemesuman, Lexa kembali memukul bahu Jose lebih keras dari sebelumnya.

    Sesampainya di kamar hotel Jose menurunkan Lexa di ranjang dan membantunya melepas high heels dari kakinya.

   "Aku siapkan air hangat dulu, berendamlah sebentar untuk mengurangi pegal di badan dan kakimu." Lexa masih tak bergeming dari tempat duduknya di ranjang. "Atau kau ingin aku melepaskan bajumu dan memandikanmu." Lexa segera bangkit dan berlari masuk ke dalam kamar mandi lalu mengunci pintunya. "Mandi yang bersih, Lexa sayang." Teriak Jose dari balik pintu.

   Jose menunggu Lexa sambil duduk bersandar di ranjang memejamkan matanya. Pikiran liarnya sudah mengembara kemana-mana. "Yes sebentar lagi." Gumamnya lirih sambil tersenyum berulang kali.

   Setelah hampir satu jam, Lexa menyelesaikan ritual mandi dan berendamnya. Akhirnya ia keluar dengan hati yang berdebar dan takut. Seketika nyalinya ciut, mengingat sebentar lagi Jose pasti akan meminta hak malam pertamanya.

   "Sudah selesai?"

Lexa cuma mengangguk.

"Sini." Jose menepuk ranjang agar Lexa duduk disampingnya.

   "Ka kau tidak mandi?" Lexa mencoba mengulur waktu.

   "Tidak usah, aku takut kau kabur ketika aku sedang mandi. Lagian tubuhku tidak bau." Ringis Jose.

   "Dasar jorok." Lexa berdecih sinis.

     Jose yang sudah tidak sabar menahan hasratnya, langsung menarik tubuh Lexa jatuh keatas ranjang. Ditindihnya tubuh ramping Lexa, bibirnya mulai memagut bibir Lexa dengan keras. Namun Lexa sengaja mengatupkan bibirnya yang membuat Jose geram. Tangan Jose langsung menyelinap masuk kebalik bathrobe yang dikenakan Lexa. Beruntung karena Lexa tidak mengenakan dalaman, maka dengan mudah jose meremas dada Lexa secara sensual untuk membakar gairahnya.

   "Ahhhh, satu desahan lolos begitu saja keluar dari mulut Lexa dan mulutnya mulai terbuka. Jose segera memasukan lidahnya, menyecap manis saliva milik Lexa. Tidak sampai disitu, Jose mencubit kecil ujung dàdanya Lexa agar lebih terangsang. Lexa menggeram menahan gejolak hasrat yang tiba-tiba datang tanpa bisa dikontrol lagi.

   Jose mulai menurunkan wajahnya, bibirnya bergerak turun menciumi leher jenjang Lexa dan melakukan gigitan-gigitan kecil yang menghasilkan kissmark. Setelah puas menciumi lehernya Lexa, Jose menarik simpul bathrobe untuk menikmati dadanya Lexa yang sudah mencuat ujungnya karena terangsang. Mulutnya langsung mengulum dàdanya Lexa dengan penuh napsu. Ketika sedang asyik mengulum ujung dàdanya Lexa, tiba-tiba tubuh Jose didorong oleh Lexa sampai terjungkal dari atas ranjang. Ternyata benteng pertahanan Lexa sangat kokoh, dimana ia bisa membendung hasratnya yang mulai berkobar setelah pemanasan yang Jose berikan kepadanya.

   "Hei, apa yang kau lakukan." Jose terlihat sangat kesal dan marah.

    "Maaf Jose a aku belum siap." Jose cuma bungkam, aura kesalnya mulai terlihat. Ia lalu berjalan menuju nakas untuk mengambil sesuatu. Kembali ia menindih tubuh Lexa dengan kuat, dilepasnya batrobe yang membungkus tubuh Lexa secara paksa. Kini tubuh Lexa telah telanjang tanpa sehelai benangpun melekat ditubuhnya. Jose lalu mengikat tangan Lexa keatas dengan dasi yang ia ambil dari atas nakas tadi. Amarah dan kesal karena penolakan serta hasrat yang menggebu bercampur menjadi satu, membutakan kewarasanya Jose.

   "Apa apaan ini Jose, lepas lep--" Jose kembali membungkam bibir Lexa dengan ciuman dan menggigit lidahnya karena kesal. Lexa cuma bisa menggeram sakit karena mulutnya masih dibungkam bibir Jose. Dengan cepat Jose mengulum salah satu ujung dadanya Lexa, sedangkan tangan kirinya meremas dada yang satunya. Puas bermain-main dengan kedua buah dàdanya Lexa, Jose mulai membuka pahanya Lexa dan membenamkan wajahnya di kewanitaan miliknya Lexa. Bibirnya mulai mengulum dan memilin kewanitaannya Lexa, lidahnya menusuk-nusuk kedalam kewanitaannya Lexa sedangkan satu tangannya menarik-narik ujung atas klirotis kewanitaannya Lexa. Lexa bergerak gelisah ketika ada sesuatu yang akan keluar dari dalam kewanitaannya. Tapi ia harus kecewa ketika Jose menghentikan aksinya. Napas Lexa terengah menahan nafsu, matanya terbuka dan tertutup seiring napasnya yang memburu.

   "Bagaimana hum? Pasti sakit'kan?  Menahan pelepasan yang akan keluar." Jose terkekeh memandang tubuh polos Lexa yang masih bergerak -gerak mencari cara untuk melampiaskan nafsunya. "Tapi aku tidak sejahat itu, akan kubantu kau mencapai rasa nikmat surga dunia dengan segera istriku sayang, bersiaplah. "Jose memasukkan dua jari tengahnya lalu mengocok kewanitaannya Lexa dengan intens, Lexa kembali mendesah dan menggelinjang. "Ahhh Joseee."

   "Ya sayanggg." Jose mempercepat gerakan tanganya sehingga sesuatu yang basah keluar dari kewanitaannya Lexa.

   "Ahhh Joseee."  Suara Lexa terpekik menahan nikmat, kulit tubuhnya meremang. Peluh bercucuran membasahi tubuhnya yang polos. Badannya bergetar hebat setelah pelepasan pertamanya datang. 

       TBC.

       Baru pemanasan saja,udah panas. Gimana dengan kelanjutanya  ^^.

    Hani ^^.

                

                

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status